Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/172

e-Leadership edisi 172 (20-1-2015)

Kepemimpinan Transformasional I


==========MILIS PUBLIKASI E-LEADERSHIP EDISI JANUARI 2014===========
                       Edisi Ulang Tahun
                       
e-Leadership -- Kepemimpinan Transformasional I
Edisi 172, 20 Januari 2015

Shalom,

Kepemimpinan tidaklah selalu berarti berjalan paling depan dengan 
beberapa orang mengikuti jejaknya di belakang. Di satu sisi, pemimpin 
memang harus memberikan contoh kepada pengikutnya tentang bagaimana 
sesuatu dikerjakan, disusun, disikapi, ditindaklanjuti, dan 
sebagainya. Namun, tugas seorang pemimpin sejati tidaklah berhenti 
pada kemampuan pengikut untuk melakukan apa yang pemimpin lakukan. 
Seorang pemimpin adalah agen perubahan yang memiliki misi untuk 
menciptakan pemimpin baru, yang bahkan dapat memimpin jauh lebih baik 
daripada dirinya sendiri. Yesus berkata kepada Filipus, "... 
barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-
pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih 
besar dari pada itu" (Yohanes 14:12). Lalu, bagaimana seorang pemimpin 
dapat mewujudkan itu? Kesadaran akan yang benar, baik, dan penting, 
sering kali relatif rendah dalam diri para pengikut. Tugas pemimpinlah 
untuk menaikkan hal itu serta meningkatkan kebutuhan mereka akan 
prestasi, aktualisasi diri, dan kematangan moral. Pemimpin harus 
mengupayakan perubahan menyeluruh dalam diri pengikutnya, bukan 
sekadar membuat mereka mengikuti dia.

Kita sedang memasuki awal tahun 2015, dan ini menjadi momen yang 
sangat pas untuk merencanakan semua hal tentang kepemimpinan kita. 
Pada edisi ini, e-Leadership membahas tentang pemimpin yang membawa 
perubahan. Ada tujuh tanda yang dapat digunakan sebagai indikator 
bahwa seseorang adalah pemimpin yang membawa perubahan. Juga, jangan 
lewatkan renungan awal tahun, yang diinspirasi oleh doa seorang 
jenderal. Mari kita menjadi pemimpin yang transformasional tahun ini.

Pemimpin Redaksi e-Leadership,
Berlin B.
< berlin(at)in-christ.net >
< http://lead.sabda.org >

Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus. (1 Korintus 11:1)
< http://alkitab.mobi/tb/1Ko/11/1/ >


               RENUNGAN: DOA JENDERAL MACARTHUR

Jenderal Douglas MacArthur dikenal sebagai panglima pasukan Sekutu 
yang berkedudukan di Filipina dalam Perang Dunia ke II dan kemudian 
sebagai panglima pasukan PBB dalam Perang Korea pada awal tahun 50-an.

Tidak banyak orang mengetahui bahwa Jenderal MacArthur pernah 
mengucapkan sebuah doa yang unik bagi generasi di bawahnya. Isi doa 
itu adalah sebagai berikut:

Ya Tuhan,
aku mohon supaya anakku jangan dibawa ke jalan yang mudah dan lunak,
melainkan dibawa ke jalan yang penuh desakan, kesulitan, dan tantangan.
Didiklah anakku supaya ulet berdiri di atas badai.
Bentuklah anakku menjadi manusia yang hatinya jernih, yang cita-citanya luhur,
anak yang sanggup memimpin dirinya sebelum sanggup memimpin orang lain.
Dengan demikian, aku, ayahnya akan memberanikan diri untuk berbisik, 
"Hidupku ini tidaklah sia-sia." Amin.

Keunikan doa ini terletak pada isi permohonan yang tidak begitu lazim. 
Biasanya, kita berdoa memohon agar Tuhan mengaruniakan kelancaran pada 
jalan hidup anak-anak kita yang sedang bertumbuh. Namun, dalam doa 
ini, MacArthur malah memohon yang sebaliknya.

MacArthur berdoa agar "anakku jangan dibawa ke jalan yang mudah dan 
lunak, melainkan dibawa ke jalan yang penuh desakan, kesulitan, dan 
tantangan".

Isi permohonan doa yang kurang lazim ini berlatar belakang pada 
keyakinan MacArthur sebagai seorang pendidik kepada generasi muda yang 
adalah nara didiknya. MacArthur berkeyakinan bahwa yang perlu 
diwariskan kepada generasi muda adalah semangat kerja yang ulet dan 
tekun. Dalam doa ini, MacArthur berkata, "Didiklah anakku supaya ulet 
berdiri di atas badai."

Hampir semua orang tua menghendaki agar anaknya berjiwa ulet dan tekun 
untuk bekerja keras. Namun, dalam kenyataannya, ulet dan tekun adalah 
sifat yang agak langka. Sifat yang banyak terlihat adalah justru 
kebalikannya, yaitu sifat santai, mencari kemudahan, dan memilih jalan 
pintas. Mungkin ini disebabkan karena banyak orang tua kurang memberi 
teladan atau kurang menciptakan suasana di mana keuletan dan ketekunan 
dapat berkembang. Banyak orang tua malah melindungi anaknya secara 
berlebihan, dan menciptakan suasana serba santai, serba tersedia dan 
serba dilayani. Akibatnya, banyak anak tumbuh ibarat tanaman dalam 
rumah kaca yang dilindungi dari hujan, angin, dan terik matahari. 
Padahal, tanaman yang berakar kuat adalah tanaman yang justru sering 
ditimpa hujan, angin, dan terik matahari.

Namun, keuletan dan ketekunan saja belum menjamin bahwa hidup 
seseorang benar di hadapan Allah; karena bisa saja terjadi bahwa 
seseorang ulet dan tekun dalam pekerjaan yang jahat. Karena itu, 
MacArthur berdoa, "Bentuklah anakku menjadi manusia yang hatinya 
jernih dan cita-citanya luhur ... yang sanggup memimpin dirinya ...."

Doa Jenderal MacArthur ini mengajak kita wawas diri dan bertanya, 
"Keteladanan dan nilai-nilai hidup apa yang sedang kita wariskan 
kepada generasi penerus? Apa doa kita untuk anak-anak kita?"

Diambil dari:
Judul buku: Selamat Pagi, Tuhan!
Penulis: Andar Ismail
Penerbit: BPK Gunung Mulia, Jakarta 2002
Halaman: 53 -- 54


        ARTIKEL: TUJUH TANDA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

Salah satu model kepemimpinan di dunia adalah kepemimpinan 
transformasional. Mereka yang menganut model kepemimpinan ini membawa 
transformasi, baik secara fisik maupun secara ide, bagi dunia; membawa 
perubahan mendasar. Dalam dunia kepemimpinan, Prof. Bernard Bass 
melontarkan kepemimpinan transformasional sebagai "Pemimpin disebut 
transformasional ketika mereka meningkatkan kesadaran akan apa yang 
benar, baik, penting, dan indah; ketika mereka membantu meningkatkan 
kebutuhan para pengikutnya akan prestasi dan aktualisasi diri; ketika 
mereka mendorong kematangan moral yang tinggi ke dalam para 
pengikutnya; dan ketika mereka menggerakkan para pengikutnya untuk 
bergerak melampaui kepentingan diri demi kebaikan kelompok, 
organisasi, dan masyarakat mereka." Dalam tulisan ini, kepemimpinan 
transformasional tidak dipandang dari sudut di atas saja, tetapi juga 
dari kesanggupan seorang pemimpin membawa perubahan dan besarnya 
perubahan yang dibawanya. Yesus Kristus merupakan salah satu pemimpin 
transformasional dunia. Pandangan-pandangan Yesus membawa terobosan 
baru dalam filosofi kehidupan manusia dan berpengaruh hingga saat ini. 
Saya percaya pengaruh-Nya, bahkan sampai zaman yang akan datang. 
Pendekatan Yesus melalui kasih, pengorbanan, dan damai membawa 
inspirasi bagi banyak pemimpin dunia, termasuk Martin Luther King Jr. 
dan Mahatma Gandhi. Lee Kuan Yew, mantan PM Singapura, membawa 
Singapura, sebuah negara dengan wilayah terbatas, tanpa sumber daya 
alam, negara dunia ketiga yang miskin dan penuh korupsi, menuju sebuah 
negara maju yang relatif bebas korupsi. Martin Luther King Jr. dengan 
konsep kesetaraan ras, Mother Theresa dengan hati penuh belas kasihan, 
hingga Thomas Jefferson, bapak demokrasi modern. Mereka membawa 
transformasi dalam komunitas, kota, dan bangsa-bangsa, menjadi 
inspirasi bagi para pengikutnya untuk terus bertumbuh, memegang teguh 
integritas, serta bekerja bagi kepentingan umum. Berikut ini adalah 
beberapa ciri pemimpin transformasional.

1. Memimpin dengan "vision & passion".

Pemimpin yang memiliki visi dan semangat (passion) akan menyuntikkan 
energi kepada para pengikutnya. Visi merupakan gambaran masa depan 
yang diinginkan. "Passion" didefinisikan sebagai keinginan yang kuat, 
dan dedikasi untuk sebuah aktivitas (Webster dictionary). Seseorang 
pernah berkata, "Tidak ada hal hebat di dunia yang dicapai tanpa 
keinginan yang kuat." Kombinasi keduanya merupakan kekuatan tak 
terkalahkan dalam mewujudkan transformasi.

2. Memimpin dengan perbuatan.

Beberapa pemimpin mencapai tujuannya dengan menggunakan pedang, yang 
lain dengan kata-kata dan teladan. Orang mungkin terkesan dengan 
perkataan Anda, tetapi mereka akan mengikuti apa yang Anda lakukan. 
Anda harus memiliki integritas pribadi, utuh dalam berpikir, berkata, 
dan berbuat. Ini menyangkut tanggung jawab, konsistensi, kejujuran, 
ketulusan, komitmen, disiplin, sifat dapat dipercaya, dan kesetiaan. 
Inilah kebutuhan mendasar kepemimpinan transformasional. Berfokuslah 
untuk membangun karakter dan kemurnian, bukan sukses dan prestasi.

3. Memimpin dengan inovasi.

Inovasi adalah membangun cara baru dan lebih baik demi sebuah tujuan. 
Pemimpin tranformasional banyak terlibat dalam perubahan menuju 
kebaikan. Tak sedikit pemimpin sangat efektif memimpin "status quo". 
Mereka bisa juga sangat berpengaruh, tetapi tidak membawa perubahan. 
Mereka sangat efektif mengatur kursi-kursi di dek Titanic, tetapi tak 
dapat mencegah kapal tenggelam! Tak ada kemajuan tanpa perubahan. Stop 
berpikir "Bila tidak rusak dan tidak ada masalah, mengapa harus 
diperbaiki?",
4. Menekankan "human nature".

Transformasi bicara tentang perubahan, dan manusialah pembawa 
perubahan tersebut. Pemimpin transformasional dapat memotivasi 
pengikut dan komunitasnya untuk terlibat dalam perubahan. Ia mengajak 
orang berubah dan melakukan perubahan, ahli dalam menyelaraskan 
talenta setiap individu dengan tujuan organisasi secara keseluruhan 
demi hasil yang maksimal. Ia mampu mencari, memperlengkapi, dan 
mendorong orang-orang untuk membawa visi menjadi kenyataan.

5. Memiliki belas kasihan.

Sebuah studi dari Cornwel University`s Johnson Graduate School of 
Management menyatakan bahwa `compassion` (belas kasihan) dan kemampuan 
membangun tim adalah dua karakteristik terpenting kesuksesan pemimpin 
dunia usaha pada satu dekade mendatang. Belas kasihan menyangkut 
kasih, pengertian, perhatian, kebaikan, rasa terima kasih, 
penghargaan, dan ketulusan. Kepemimpinan semacam ini akan mendorong 
orang untuk memberikan yang terbaik dan bekerja penuh sukacita, bahkan 
dalam tugas-tugas yang sangat berat sekalipun. Belas kasihan jugalah 
yang memberi motivasi bagi pemimpin transformasional untuk mengadakan 
perubahan di masyarakat: bagaimana organisasi dapat menolong korban 
bencana alam, memerangi ketidakadilan ekonomi, membangun komunitas 
menjadi sejahtera, dan membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih 
indah untuk didiami.

6. Membangun secara institusional dan sistematik.

Bicara tentang transformasi adalah berbicara tentang kerja keras 
bertahun-tahun, bahkan berpuluh-puluh tahun. Pemimpin transformasional 
memastikan bahwa pekerjaannya dapat dilanjutkan oleh generasi-generasi 
berikutnya, yang terus berkembang, maju, dan memberikan kontribusi 
yang lebih luas.

7. Memberi dampak pada "grass root level".

Hasil karya seorang pemimpin transformasional harus dapat dirasakan 
masyarakat tingkat akar rumput, contohnya hasil karya Martin Luther 
King Jr. dapat dirasakan masyarakat Amerika dalam persamaan hak 
antarras.

Diambil dan disunting dari:
Judul majalah: WorldHarvest, No. 45, Tahun XV/05
Judul asli artikel: Seven Signs of Transformational Leadership
Penulis: Dr. Jimmy Oentoro
Penerbit: World Harvest Center, 2005
Halaman: 2 -- 3


                              KUTIPAN

Transformational Leadership: Ia membawa transformasi dalam komunitas, 
kota, dan bangsa-bangsa, dan menjadi inspirasi bagi para pengikutnya 
untuk terus bertumbuh, memegang teguh integritas, serta bekerja bukan 
hanya untuk kepentingan pribadi atau organisasi, melainkan juga 
kepentingan umum yang lebih luas. (Jimmy Oentoro)


 STOP PRESS: ANDROID.SABDA.ORG: APLIKASI UNTUK BACA/BELAJAR ALKITAB

Dapatkan sekarang juga! Aplikasi Renungan e-RH PSM (Pagi, Siang, dan 
Malam) dan SABDA Alkitab (dulu Yuku Android) akan menolong Anda untuk 
bersaat teduh, membaca, belajar, dan berbagi firman Tuhan secara 
sistematis setiap hari. Renungan e-RH PSM dan SABDA Alkitab dapat 
diperoleh GRATIS melalui situs android.sabda.org. Jangan tunda lagi! 
Instal dan bagikan kedua aplikasi tersebut agar Anda dapat menikmati 
firman Tuhan tanpa Internet, "kapan pun dan di mana pun", sesuai 
dengan motto YLSA -- Bible Everywhere!!

Informasi selengkapnya, kunjungi:
http://android.sabda.org
http://labs.sabda.org/Alkitab


Kontak: leadership(at)sabda.org
Redaksi: Berlin B., Ryan, S. Setyawati, dan Mei
Berlangganan: subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org