Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/178 |
|
e-Leadership edisi 178 (21-7-2015)
|
|
=============MILIS PUBLIKASI E-LEADERSHIP EDISI JUNI 2015============== Regenerasi Kepemimpinan (I) e-Leadership -- Regenerasi Kepemimpinan (I) Edisi 178, 21 Juli 2015 Shalom, Tidak dapat dimungkiri, Indonesia masih menghadapi banyak masalah dalam hal kepemimpinan, yang dibuktikan dengan masih banyaknya masalah, konflik, bahkan kasus politik yang menjadi perbincangan hangat hingga hari ini; dan seakan hal ini tidak ada habisnya. Belakangan ini, banyak pihak menyoroti bahwa Indonesia memerlukan pemimpin yang berasal dari kalangan generasi muda. Mengingat zaman terus mengalami perubahan dan setiap zaman memiliki generasi masing- masing, generasi lama seharusnya mempunyai kesadaran yang tinggi untuk mulai mempersiapkan generasi mendatang yang mempunyai kualitas tinggi, bukannya malah sibuk berebut kursi kepemimpinan dan berharap terus memimpin. Pada edisi bulan ini, kita akan bersama melihat masalah yang ada dalam sebuah kepemimpinan secara umum, yaitu regenerasi pemimpin. Ternyata, seorang pemimpin yang bijak bukan hanya memikirkan bagaimana ia harus memimpin, melainkan juga harus memikirkan bagaimana ia harus mempersiapkan pemimpin berikutnya. Kiranya artikel yang kami sajikan menjadi berkat bagi kita semua. Selamat membaca, Tuhan memberkati. Staf Redaksi e-Leadership, Ayub <http://lead.sabda.org > Dan Yosua bin Nun penuh dengan roh kebijaksanaan, sebab Musa telah meletakkan tangannya ke atasnya. Sebab itu orang Israel mendengarkan dia dan melakukan seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa. <http://alkitab.mobi/tb/Ul/34/9/ > ARTIKEL: PENTINGNYA REGENERASI KEPEMIMPINAN DI INDONESIA Pemimpin yang bijaksana adalah mereka yang mempersiapkan pengganti dirinya. Apabila melihat kondisi bangsa Indonesia saat ini, semakin sedikit sekali tokoh muda yang muncul dan bergerak dalam kepemimpinan di negeri ini. Seperti dalam dunia politik, saat Pemilu Legislatif 2014, sedikit sekali tokoh muda yang ikut mencalonkan diri menjadi calon anggota legislatif. Tampaknya, tokoh muda sedikit mendapatkan bagian dalam panggung politik yang dikuasai intrik dan kepentingan penguasa. Pemimpin hanya didominasi segelintir "pemain "lama yang nyaman dan tidak mau melepaskan kekuasaannya. Seharusnya, setiap pemimpin mulai menyadari bahwa masa kepemimpinannya terbatas. Sangat diperlukan regenerasi, dengan mempersiapkan anak muda yang nantinya siap menjadi penerus kepemimpinan di negeri ini. Oleh karena itu, pemimpin yang bijaksana adalah mereka yang mempersiapkan pengganti dirinya. Tentu ini sebuah tantangan bagi seorang pemimpin, karena mengerjakan sendiri tugas-tugas kepemimpinan akan lebih mudah daripada mengajar dan mempersiapkan generasi muda untuk memimpin. Bung Karno pernah berkata, "Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan sejarah bangsanya sendiri. "Untuk itu, pemimpin bangsa ini haruslah belajar dari sejarah kepemimpinan pada masa lalu, yaitu dengan meneladani para "founding fathers "yang telah memimpin dengan begitu tulus dan gigih memperjuangkan Indonesia. Ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaan, mereka tidak berebut kekuasaan. Dengan ikhlas, mereka kembali ke daerah masing-masing untuk memperjuangkan daerahnya yang belum berkembang. Mereka yang mendapatkan amanat rakyat menjalankan dengan sepenuh hati demi Indonesia maju. Potret kepemimpinan inilah yang banyak dipraktikkan Ir. Soekarno, Moh. Hatta, Sutan Syahrir, Ahmad Dahlan, Jenderal Soedirman, dan pemimpin lainnya. Mereka telah memberikan dasar nilai-nilai kepemimpinan yang luhur atas bangsa ini. Hal tersebut telah bertahun-tahun menjadi fondasi keteladanan bagi banyak pemimpin muda di bawahnya. Namun, sekarang, kelihatannya nilai-nilai luhur kepemimpinan itu telah luntur. Salah satu penyebabnya adalah banyaknya pemimpin saat ini yang hidup untuk kepentingan diri mereka sendiri. Mereka tidak lagi memberikan keteladanan yang baik, tetapi justru melakukan korupsi, penyuapan, skandal seks, berebut kekuasaan, dan masih banyak lainnya. Semuanya itu akan menghambat proses regenerasi pemimpin muda di negeri ini. Fakta sejarah di atas haruslah diajarkan terus-menerus kepada generasi muda sekarang ini, agar mereka tidak lupa akan dasar nilai-nilai luhur kepemimpinan, yaitu Pancasila. Itu karena Pancasila merupakan dasar negara dan pandangan hidup bangsa dalam menjalankan kehidupannya. Sangat penting bila sejak usia dini, mereka telah diajarkan untuk dapat memahami, memaknai, dan mengamalkan keseluruhan nilai yang terdapat dalam Pancasila. Nilai-nilai itu mampu berperan dalam pembentukan karakter karena di dalam Pancasila terdapat nilai-nilai yang mudah dipahami dan diamalkan. Apabila keseluruhan nilai Pancasila itu bisa dilaksanakan dengan baik, sejak usia dini secara bertahap dan terus-menerus, kepribadian dan karakter kepemimpinan itu akan terbentuk hingga dewasa nanti. Proses regenerasi ini juga membutuhkan keterlibatan dan peran aktif setiap orang tua, juga guru di sekolah, untuk memiliki beban dalam pendidikan dan terus-menerus mendidik anak serta menanamkan nilai-nilai tersebut. Peran agama juga tidak kalah penting. Itu karena nilai-nilai agama juga menjadi salah satu dasar yang penting dalam pembentukan karakter dan mental generasi muda. Dalam Alkitab terdapat beberapa pemimpin yang gagal melakukan regenerasi, yang pada akhirnya menyebabkan bangsanya tercerai-berai. Tokoh pertama adalah Yosua. Ia gagal mempersiapkan pengganti kepemimpinannya karena tidak menceritakan/mengajarkan kembali perbuatan Allah yang besar atas bangsa Israel kepada generasi muda penerusnya. Oleh karena itu, setelah ia meninggal, muncul angkatan lain yang tidak mengenal Allah dan mereka berpaling menyembah kepada para baal. Inilah awal kehancuran bangsa Israel. Mereka hidup meninggalkan Allah dan tidak ada lagi pemimpin muda yang memiliki wibawa Allah (Hakim- Hakim 2:10-15). Tokoh kedua adalah guru Samuel, yaitu Imam Eli, yang telah gagal juga dalam mendidik anak-anaknya, disebabkan sikapnya yang kurang tegas, sehingga mereka tidak menghiraukan dan menuruti perintah Tuhan. Mereka tidak layak menjadi pemimpin pengganti ayahnya, bahkan hidupnya binasa (1 Samuel 2:23-25). Belajar dari kedua tokoh tersebut, bisa ditarik kesimpulan akan pentingnya regenerasi kepemimpinan muda atas suatu bangsa. Beban ini bukanlah tanggung jawab pemerintah saja, tetapi haruslah menjadi tanggung jawab semua orang tua untuk mempersiapkan generasi penerus yang mempunyai karakter serta nilai-nilai dasar Pancasila; dibarengi dengan dasar agama yang kuat. Jika hal ini diabaikan, jangan terkejut bila kualitas sumber daya manusia di negeri ini akan menjadi yang terendah di tingkat Asia. Namun, ada juga tokoh di Alkitab yang menerapkan regenerasi kepemimpinan, yaitu Rasul Paulus, yang melayani dengan melibatkan anggota tim pelayanan anak-anak muda. Rasul Paulus dengan sabar dan terus-menerus membimbing serta mengajarkan kebenaran firman Allah melalui setiap suratnya. Dengan demikian, ia telah menghasilkan banyak pemimpin muda yang memiliki karakter takut akan Tuhan. Sebagai penutup, Rasul Paulus mengajarkan pentingnya regenerasi, yang terdapat dalam 2 Timotius 2:2, "Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain." Marilah terus mengajar dan mempersiapkan setiap generasi muda saat ini, agar kelak mereka menjadi pemimpin muda yang memiliki karakter, mental, dan integritas yang kuat dalam membangun bangsa Indonesia. Diambil dan disunting dari: Nama situs: Sinar Harapan.co Alamat URL: http://sinarharapan.co/news/read/141011017/pentingnya-regenerasi-kepemimpinan-di-indonesia Penulis artikel: Yehezkiel Dimas Darmanto, S.Psi Tanggal akses: 9 Juni 2015 KUTIPAN "Saya memulainya dengan premis bahwa fungsi kepemimpinan adalah untuk menghasilkan lebih banyak pemimpin, bukan pengikut. "(Ralph Nader) INSPIRASI: MENYIAPKAN REGENERASI Pernahkah Anda membayangkan apa yang akan terjadi pada gereja Anda ketika gembala sidang Anda dipanggil Tuhan? Seperti kita lihat di gereja-gereja yang ada saat ini, sebagian besar gereja yang cukup besar sangat bergantung pada figur gembala sidangnya. Nah, kembali saya bertanya, "Bagaimana jika gembala sidang Anda tiba-tiba meninggal dunia? Apakah yang akan terjadi dengan gereja Anda? Siapakah orang yang akan menggantikan posisi gembala sidang yang telah meninggal dunia? "Pertanyaan ini mungkin sederhana, tetapi bisa memiliki banyak jawaban. Mungkin ada yang berpendapat bahwa seharusnya, istri atau anak dari gembala sidang harus meneruskan jabatan gembala sidang tersebut. Atau, mungkin ada yang berpendapat bahwa seharusnya wakil gembala sidang yang menggantikannya, atau mungkin ada juga yang berpendapat bahwa sinode gerejalah yang berwenang untuk memutuskan siapa pengganti gembala sidang tersebut, atau mungkin juga ada yang berpendapat bahwa harus dilakukan voting di antara jemaat untuk menentukan siapa pengganti gembala sidang tersebut. Apa pun jawabannya, apakah ada jaminan bahwa gereja Anda akan tetap bersatu ketika akhirnya gembala sidang yang baru terpilih? Apakah Anda yakin bahwa gereja Anda akan tetap menghormati siapa pun yang nantinya akan menjadi gembala sidang Anda? Apakah Anda sendiri akan tetap mendukung gembala sidang yang baru, ataukah justru sebaliknya? Apakah orang-orang yang tidak terpilih menjadi gembala sidang akan tetap melayani di gereja Anda, ataukah justru malah keluar dari gereja dan membentuk gereja baru? Banyak jawaban yang mungkin, tetapi hari ini kita mau belajar dari Musa dan Yosua. Sebelum bangsa Israel masuk ke dalam tanah perjanjian, Musa terlebih dahulu meninggal dunia di tanah Moab (Ulangan 34:5). Musa adalah salah satu pemimpin karismatik dan salah satu nabi yang sangat dihormati oleh bangsa Israel, bahkan umat Muslim pun juga menganggap Musa sebagai salah satu nabi mereka. Sebagai seorang pemimpin yang membawa bangsa Israel keluar dari tanah Mesir ke tanah Kanaan dengan cara yang ajaib, seorang pemimpin yang mampu membuat tulah dan bahkan mukjizat dengan tongkatnya, seorang pemimpin yang berbicara dengan Tuhan di atas Gunung Sinai, bahkan Yesus pun berbicara dengan Musa dan Elia di atas gunung. Semua hal tersebut menunjukkan betapa besarnya Musa dalam kehidupan bangsa Israel. Pastilah bangsa Israel sangat kehilangan Musa ketika ia meninggal dunia. Dikatakan bahwa ketika Musa meninggal, ia berumur 120 tahun, matanya belum kabur, dan kekuatannya pun belum hilang (Ulangan 34:7). Itulah sebabnya, bangsa Israel pun berkabung selama 30 hari atas kematian Musa. Pastilah bangsa Israel akan sulit untuk mencari pengganti Musa yang juga memiliki karisma seperti Musa. Ada kemungkinan bangsa Israel pun akan terpecah belah ketika Musa meninggal dunia. Akan tetapi, Alkitab mengatakan bahwa ketika Yosua bin Nun naik menjadi pemimpin bangsa Israel, orang Israel mau mendengarkan dia dan mau melakukan apa yang diperintahkan oleh Yosua (Ulangan 34:9). Siapa sebenarnya Yosua bin Nun itu? Yosua pertama kali muncul pada saat bangsa Israel mengalahkan bangsa Amalek. Waktu itu, Musa meminta Yosua untuk menyiapkan orang-orang dari bangsa Israel yang akan berperang menghadapi orang Amalek (Keluaran 17:9). Saat pertempuran, Yosua pun menjadi pemimpin di medan pertempuran, sementara Musa bersama Harun dan Hur meminta pertolongan Tuhan di atas bukit (Keluaran 17:13). Selanjutnya, Musa mulai menjadikan Yosua sebagai abdinya, dan Yosua pun mulai ikut naik ke Gunung Sinai (Keluaran 24:13). Yosua akhirnya menjadi penunggu Kemah Pertemuan, tempat Tuhan hadir untuk berbicara kepada Musa (Keluaran 33:11), sampai akhirnya Yosua terpilih menjadi satu dari 12 mata-mata bangsa Israel ke tanah Kanaan. Ia bersama Kaleb menjadi orang-orang yang tetap beriman teguh kepada Tuhan ketika 10 mata-mata lainnya mengatakan bahwa mereka tidak mungkin menang melawan bangsa Kanaan. Akibatnya, Tuhan mengatakan bahwa hanya Yosua dan Kaleb sajalah orang-orang dari generasi pertama bangsa Israel yang akan masuk ke dalam tanah Kanaan (Bilangan 14:30). Dari kesimpulan di atas, sebenarnya Tuhan sudah memberi petunjuk bahwa regenerasi di dalam gereja pun mau tidak mau harus terjadi. Dan, Alkitab pun tidak pernah memberikan jawaban yang pasti tentang siapa yang harus menggantikan posisi pemimpin umat-Nya. Dalam beberapa hal, regenerasi itu didasarkan pada keturunan langsung dari pemimpin sebelumnya (Contoh: Abraham ? Ishak ? Yakub ? Yusuf; Raja Daud ? Raja Salomo), tetapi ada pula contoh saat Tuhan mengangkat orang yang bukan dari keturunan raja/imam untuk menjadi raja/imam (Contoh: Musa ? Yosua; Imam Eli ? Samuel; Raja Saul ? Raja Daud; Elia ? Elisa; Paulus - Timotius). Walaupun demikian, sudah seharusnya setiap pemimpin harus menyiapkan penerusnya pada masa depan. Regenerasi harus sudah dipikirkan ketika seseorang naik menjadi pemimpin. Apakah ada di antara kita yang telah menjadi pemimpin, baik itu di kantor, gereja, pelayanan, ataupun keluarga? Sudah saatnya kita mendidik orang lain agar nanti bisa menjadi penerus kita. Atau, apakah kita saat ini belum menjadi pemimpin? Belajarlah dari pemimpin Anda dan ikutilah teladannya, ambillah hal-hal yang baik dan buanglah hal-hal yang buruk, sama seperti Yosua pun sejak awal mulai mengikuti Musa, demikian kita pun harus siap menerima tongkat estafet regenerasi dari pemimpin kita suatu saat nanti. Sudahkah kita siap untuk melakukan regenerasi? Diambil dan disunting dari: Nama situs: Renungan Randite Herawan Alamat URL: http://renunganranditeherawan.blogspot.com/2011/11/menyiapkan-regenerasi.html Penulis artikel: Randite Herawan Tanggal akses: 9 Juni 2015 STOP PRESS: APLIKASI TERBARU DARI SABDA ANDROID: CERITA INJIL AUDIO (CIA)! Kabar baik bagi Anda! YLSA telah merilis Cerita INJIL Audio (CIA) -- sebuah aplikasi alkitabiah yang menarik, bergambar, dan beraudio. Nikmatilah cerita-cerita INJIL dalam CIA yang berisi kompilasi 350+ gambar/cerita-cerita/audio. CIA adalah aplikasi android GRATIS yang dibuat untuk memudahkan kita membaca kisah-kisah dalam Alkitab, terutama untuk mengenal siapakah Tuhan Yesus Kristus. Kisah-kisah ini dilengkapi dengan ayat-ayat Alkitab, ilustrasi bergambar, dan juga dapat didengarkan secara audible. CIA diperuntukkan bagi segala umur -- dari anak sekolah minggu sampai lansia! Bagikanlah cerita-cerita INJIL ini melalui berbagai jejaring sosial yang Anda miliki agar Kabar Baik semakin tersiar kepada generasi digital abad ini. Dapatkan aplikasi CIA (Cerita INJIL Audio) sekarang juga di Play Store dan sebarkan informasi ini kepada keluarga dan rekan-rekan Anda! Download: https://play.google.com/store/apps/details?id=org.sabda.cerita.injil Informasi lebih lengkap: Android.SABDA.org -- Aplikasi Android Kristen Kontak: leadership(at)sabda.org Redaksi: Berlin B., Ayub, dan Mei Berlangganan: subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip BCA Ps. Legi Solo; No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati (c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA <http://ylsa.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |