Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/2 |
|
e-Leadership edisi 2 (3-2-2006)
|
|
Edisi: Pebruari 2006 <><*><>========================================================<><*><> <>< Milis Publikasi e-Leadership ><> <><*><> Topik: Menjadi Pemimpin <><*><>========================================================<><*><> MENU SAJI --------- EDITORIAL : Apakah yang Dimaksud dengan Pemimpin? ARTIKEL (1) : Kepemimpinan Kristen: Apakah Itu? (2) : Mencari Fondasi Bagi Kepemimpinan yang Efektif TIPS KEPEMIMPINAN : Kriterium Potensi Kepemimpinan INSPIRASI : Hasrat untuk Berubah JELAJAH : Christian Leadership World STOP PRESS : Rilis Situs Indo Lead INFO : Selamat atas peluncuran publikasi e-Leadership ===============================><>*<><================================ <>< EDITORIAL -*- APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN PEMIMPIN? -*- Pada Edisi Perdana Publikasi e-Leadership yang lalu kita telah membahas mengenai pentingnya visi bagi seorang pemimpin. Namun memiliki visi saja tidak menjamin bahwa Anda telah menjadi seorang pemimpin. Nah, jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang definisi seorang pemimpin, khususnya jika dilihat dari kacamata Kristen, silakan membaca sajian kami di edisi kali ini. Harapan kami beberapa prinsip-prinsip seorang pemimpin Kristen dapat Anda kenali melalui bacaan-bacaan yang akan Anda temui di sajian kami berikut ini. Selamat membaca dan belajar. Staf Redaksi e-Leadership, (Hardhono) Dari Redaksi: Bila Anda memiliki saran, kritik, atau pertanyaan untuk Redaksi e-Leadership, silakan layangkan surat ke: ==> < staf-leadership(at)sabda.org > "Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan." (Lukas 22:26) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Lukas+22:26 > ===============================><>*<><================================ BERPIKIRAN LUASLAH! BERSIKAPLAH SEPERTI ORANG BESAR! JADILAH ORANG BESAR! (Norman Vincent Peale) ===============================><>*<><================================ <>< ARTIKEL (1) -*- KEPEMIMPINAN KRISTEN: APAKAH ITU? -*- (Dr. Yakob Tomatala) Kepemimpinan dapat dilihat dari banyak sudut yang berbeda. Kepemimpinan adalah suatu posisi. Perusahaan mempunyai para pemimpin. Organisasi mempunyai para pemimpin. Kelompok mempunyai pemimpin. Kepemimpinan adalah suatu hubungan. Pemimpin adalah orang yang mempunyai pengikut - menurut definisinya. Mungkin orang-orang mengikuti karena inspirasi, kepentingan pribadi, atau karena struktur organisasi, tetapi pengikut mutlak harus ada. Kepemimpinan adalah tindakan. Pemimpin dikenal melalui tindakan kepemimpinan yang mereka perlihatkan. Seseorang mungkin mempunyai sederetan sifat seorang pemimpin, tetapi bila ia tidak pernah mengambil tindakan untuk memimpin, ia bukan (belum menjadi) seorang pemimpin. Pada dasarnya kepemimpinan Kristen juga berbeda dari bentuk-bentuk kepemimpinan yang lain dalam hal motivasi, yaitu alasan dari tindakan-tindakannya. BAGAIMANA MENDEFINISIKAN SEORANG PEMIMPIN Selama bertahun-tahun telah berlangsung perdebatan mengenai bagaimana mendefinisikan seorang pemimpin. Apakah seseorang disebut pemimpin karena kualitas atau sifat yang ia perankan? Apakah seseorang disebut pemimpin sebagai akibat dari hubungannya dengan satu kelompok? Apakah seseorang disebut pemimpin karena hal-hal yang ia lakukan? Selama ini ada kebingungan yang umum antara pribadi atau peran dari pemimpin dengan peran manajer (atau administrator atau eksekutif atau direktur atau jenderal atau penguasa atau apa pun nama yang diberikan pada kedudukan seseorang). Kebingungan ini cukup wajar. Orang-orang yang memiliki kepemimpinan yang baik biasanya juga menduduki peran pemimpin. Karena kepemimpinan mereka juga akan diketahui sampai ketika mereka menjadi pemimpin, maka sulit untuk membedakan individu dengan perannya. "Kepemimpinan sangatlah penting. Sesungguhnya tidak ada yang dapat menggantikannya. Tetapi kepemimpinan tidak dapat diciptakan atau dipromosikan. Kepemimpinan tidak dapat diajarkan ataupun dipelajari". Itulah yang ditulis oleh pakar manajemen, Peter Drucker, dalam bukunya, The Practice of Management (Harper & Row, 1954, hal. 158). Drucker percaya bahwa tugas dari suatu organisasi adalah menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan kualitas kepemimpinan yang potensial menjadi efektif. Dengan kata lain, sifat-sifat kepemimpinan adalah bagian dari susunan dasar seseorang. Sifat-sifat tersebut tidak akan menjadi jelas dengan sendirinya sampai orang itu berada dalam situasi yang membutuhkan kepemimpinan. Sebagian besar, walaupun tidak semua, orang yang ada dalam posisi pemimpin telah ditempatkan di sana karena kemampuan memimpin mereka telah diketahui. Bila Anda atau rekan Anda tidak mempunyai karakter dasar seorang pemimpin, Anda tidak akan menjadi seorang pemimpin. Tetapi tidak berarti bahwa orang yang mempunyai potensi sebagai pemimpin akan dengan sendirinya mendapatkan peran sebagai pemimpin. Kalau begitu, apa definisi seorang pemimpin itu? Definisi yang paling tepat ialah seseorang yang mempunyai pengikut-pengikut dalam situasi tertentu. Tidak semua orang akan menjadi pemimpin dalam setiap situasi. Tetapi seorang pemimpin akan dikenali dari kenyataan bahwa ia mempunyai pengikut. APAKAH ADA KUALITAS DASAR? Kalau begitu, apakah ada kualitas dasar yang dimiliki oleh semua pemimpin pada tingkat tertentu? Para pengamat pemimpin, dan mereka yang pernah menjadi pemimpin, tampaknya menunjukkan sejumlah sifat yang universal. Beberapa sifat tersebut bersifat keturunan atau berkaitan erat dengan lingkungan khusus. Yang lainnya adalah sifat yang dipelajari. Dedikasi tanpa pamrih adalah hal pertama yang dikemukakan oleh Jenderal Eisenhower ("What is Leadership", majalah Reader`s Digest, Juni 1965, hal. 50). Dalam diri seorang pemimpin ada keyakinan terhadap apa yang sedang dilakukannya, sasaran yang ingin diraihnya, alasan yang didukungnya, yang melampaui pribadinya. Ia bahkan bersedia mengorbankan dirinya untuk menyelesaikan tugasnya. Ini membutuhkan keberanian. Bertahan walaupun menghadapi berbagai rintangan yang nyata, membuat keputusan meski dengan informasi yang tidak memadai, mempertaruhkan reputasi dan kesejahteraan materi, membutuhkan keberanian yang didasarkan pada keyakinan. Sebagian besar dari keberanian ini akan menampakkan dirinya dalam ketegasan mengambil keputusan. Keputusan harus diambil. Orang lain boleh bimbang, namun pemimpin membuat keputusan dan melaksanakannya. Kepemimpinan membutuhkan kemampuan persuasif. Bila orang-orang mau ikut, mereka harus diyakinkan bahwa sasaran dan aspirasi pemimpin layak untuk dibayar dengan dedikasi dan motivasi mereka untuk mencoba. Yang menarik, hampir ada kesepakatan yang universal bahwa sifat para pemimpin yang paling menonjol adalah kerendahan hati, yang membuat mereka bersedia menerima tanggung jawab atas kegagalan dan juga keberhasilan. Sampai pada tahap ini kita membicarakan kualitas yang mungkin dimiliki oleh siapa saja dalam bidang apa saja. Tetapi bagi sebagian besar situasi kepemimpinan, harus ada kecakapan; orang tersebut harus mempunyai kecakapan dalam bidang yang sedang dikerjakannya. Tanpa kecakapan hanya sedikit peperangan yang akan dimenangkan, tidak akan ada kapal laut yang berlabuh, tidak akan ada organisasi (Kristen ataupun yang lain) yang bertahan lama. Tentu saja kecakapan, membutuhkan kecerdasan dan kreativitas sampai pada tingkat manapun yang dibutuhkan. Banyak orang berpikir bahwa para pemimpin mempunyai kepribadian atau kharisma yang hebat. Namun, dengan pengamatan pribadi maupun sedikit penelitian akan segera terlihat bahwa "kepribadian" bukanlah salah satu kualitas dasar. Ada pemimpin yang pribadinya hangat dan ramah. Ada juga yang dingin dan tidak ramah, dan ada juga yang sangat dikenal oleh umum karena gaya mereka, termasuk mereka yang pendiam. Para pemimpin juga tidak dapat digolongkan berdasarkan cara mereka mengerjakan tugas. Ada berbagai gaya kepemimpinan yang berbeda - diktator, otokrasi, penuh kebajikan, demokrasi. Beberapa orang memimpin melalui teladan. Yang lain memimpin dengan mengacu kepada acuan orang banyak. Beberapa pemimpin adalah pemecah masalah yang bekerja dengan baik dalam kelompok. Yang lainnya mungkin membanggakan diri mereka atas kemampuan mereka dalam mengambil keputusan dan bersukacita dengan keputusan pribadi yang dibuat dengan cepat. Dalam masyarakat yang kompleks di mana sebagian besar dari kita bekerja, mereka yang memegang posisi kepemimpinan dalam organisasi yang dinamis telah belajar menyesuaikan gaya kepemimpinan mereka pada situasi tersebut. BAGAIMANA MENEMUKAN PEMIMPIN YANG BAIK Bila Drucker benar, bahwa kepemimpinan "tidak dapat diajarkan atau dipelajari", lalu apakah yang dapat kita lakukan untuk menemukan, mempersiapkan, dan memilih pemimpin yang terbaik? Jawabannya terletak dalam pembentukan organisasi yang mendorong dan mempromosikan kualitas-kualitas dasar ini. Kepemimpinan berkaitan erat dengan situasi. Kepemimpinan adalah kombinasi antara pemimpin yang tepat yang memimpin kelompok yang tepat dalam serangkaian situasi yang tepat. (Pemimpin yang paling kompeten adalah pemimpin yang dapat meneruskan kepemimpinannya dalam sejumlah situasi dalam arti yang paling luas.) Apakah Anda ingin menarik dan memupuk pemimpin yang baik? Bangunlah di dalam organisasi Anda sasaran dan tujuan yang membutuhkan dedikasi dan keberanian. Tentukanlah standar perilaku, tanggung jawab, dan kinerja yang tinggi. Perlihatkan rasa hormat kepada seseorang dan pekerjaannya. Ciptakanlah iklim di mana pemimpin yang baik akan terlihat dan dipupuk. Ketika iklim tersebut hadir, pemimpin-pemimpin yang baik akan mulai mengidentifikasi diri mereka. Pada saat itulah latihan dapat dimulai. Sebagaimana yang kami katakan sebelumnya, pemimpin harus mempunyai kecakapan yang memadai di bidang mereka. Bila seseorang harus memikul tanggung jawab yang lebih luas, ia harus memperoleh latihan khusus yang diperlukan. Hal ini dapat diperoleh secara formal melalui pendidikan akademis lanjutan atau latihan kerja. Bila dipilih latihan kerja, maka harus diperhatikan bahwa baik orang tersebut maupun pengawas mengerti tujuan-tujuan (yang dapat diukur) dari latihan tersebut. Ini tidak berarti bahwa karena seseorang menonjol secara teknis, maka dengan sendirinya ia adalah pemimpin. Menaruh seseorang yang cakap secara teknis dalam kedudukan pemimpin sementara orang tersebut bukan pemimpin hanya akan membuktikan kebenaran Prinsip Peter. ("Setiap orang pada akhirnya sampai kepada tingkat ketidakmampuannya".) APAKAH KEPEMIMPINAN KRISTEN ITU? Sejauh ini kita belum banyak berbicara mengenai kepemimpinan Kristen, selain mengemukakan bahwa hal itu berbeda secara mendasar dalam hal motivasi. Akan tetapi, selama ini kami memperhatikan bahwa organisasi-organisasi yang memberi prioritas yang tinggi kepada pentingnya individu, kepada standar perilaku pribadi yang tinggi, kepada komunikasi yang baik, baik ke atas maupun ke bawah, organisasi-organisasi yang mempunyai keyakinan yang benar, bisa melampaui yang lainnya. Kami juga memperhatikan bahwa terlalu sering organisasi-organisasi Kristen mempunyai standar individu dan prestasi bersama yang lebih rendah daripada organisasi-organisasi sekuler. Apakah kepemimpinan Kristen itu? Kepemimpinan Kristen ialah kepemimpinan yang dimotivasi oleh kasih dan disediakan khusus untuk melayani. Itu merupakan kepemimpinan yang telah diserahkan kepada kekuasaan Kristus dan teladan-Nya. Para pemimpin Kristen yang terbaik memperlihatkan sifat-sifat yang penuh dengan dedikasi tanpa pamrih, keberanian, ketegasan, belas kasihan, dan kepandaian persuasif yang menjadi ciri pemimpin agung. Pemimpin Kristen sejati telah menemukan bahwa kepemimpinan dimulai dari handuk dan baskom -- dalam peran seorang pelayan: 1. Dedikasi tanpa pamrih dimungkinkan karena orang Kristen tahu bahwa Allah mempunyai strategi besar dimana ia menjadi bagiannya. 2. Keberanian diperbesar oleh kekuatan yang datang dari Roh yang berdiam di dalam hati kita. 3. Ketegasan datang karena mengetahui bahwa tanggung jawab akhir tidak terletak pada dirinya. 4. Kepandaian persuasif didasarkan pada kesetiaan kepada satu alasan yang melampaui segala alasan lainnya. 5. Kerendahan hati berasal dari kesadaran bahwa Allah-lah yang melakukan pekerjaan tersebut. APAKAH ANDA SEORANG PEMIMPIN? Apakah Anda seorang pemimpin Kristen? Memimpinlah! Maksud dari kepemimpinan adalah untuk memimpin. Sumber diedit dari: Judul Buku : Kepemimpinan Kristen Penulis : Dr. Yakob Tomatala Penerbit : YT Leadership Foundation, Jakarta, 2002 Halaman : 12-15 ===============================><>*<><================================ <>< ARTIKEL (2) -*- MENCARI FONDASI BAGI KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF -*- "Langkah pertama untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif adalah dengan bercermin. Kuasailah keterampilan dalam memimpin diri sendiri, dengan demikian Anda akan meletakkan dasar untuk membantu orang lain agar melakukan hal yang sama." - Charles C. Manz - Hukum Pengaruh dari John C. Maxwell menyebutkan bahwa, "Kepemimpinan adalah pengaruh, tidak lebih dan tidak kurang". Apa yang dikatakan Maxwell benar. Terlepas dari apakah itu bersifat positif maupun negatif, seorang pemimpin dituntut untuk bisa memberikan pengaruh yang bisa menggerakkan setiap obyek yang dipimpinnya untuk bergerak, berubah mengikuti arah tertentu yang menjadi tujuan dan visi dari kepemimpinannya. Seorang pemimpin akan membawa orang yang dipimpinnya berangkat dari satu titik ke titik lainnya, atau dari satu kondisi ke kondisi yang dituju. Tapi darimana sumber kekuatan pengaruh itu bisa diperoleh? Apakah dengan kharisma atau materi yang dimilikinya, melalui otoritas jabatan, atau dengan intimidasi? Cara- cara di atas mungkin bisa berhasil digunakan dalam jangka pendek. Namun semua itu tidak akan menjadikan landasan yang kuat untuk kepemimpinan yang efektif. Apalagi jika area kepemimpinan kita adalah organisasi yang bersifat sukarela. Hal ini disebabkan karena cara-cara di atas cenderung akan memunculkan gerakan/respon yang tidak murni dari obyek kepemimpinan itu sendiri, yang menghasilkan fondasi kepemimpinan yang rapuh. Dalam bukunya yang berjudul "Leadership Wisdom of Jesus", Charles C. Manz mencoba menjelaskan bagaimana membangun fondasi kepemimpinan yang kokoh, melalui ajaran Yesus di bawah ini: "Mengapa engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok di matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu." (Matius 7:3-5) Ayat di atas mengemukakan pandangan yang berbeda dari Yesus tentang bagaimana seharusnya pendekatan seorang pemimpin terhadap obyek kepemimpinan. Yaitu terlebih dahulu pemimpin ditantang untuk mencermati dan memperbaiki diri mereka sendiri. Inilah yang sering tidak disadari oleh para pemimpin. Banyak orang yang ingin menjadi pemimpin, tetapi tidak banyak yang menyadari bahwa untuk memimpin orang lain, seseorang terlebih dahulu harus terampil dalam memimpin diri sendiri. Kepemimpinan terhadap orang lain harus datang dari suatu ekspresi yang jujur terhadap kelemahan diri sendiri. Carol A. Connor dalam bukunya "Leadership in A Week" mengungkapkan bahwa "Pemahaman diri bagi seorang pemimpin bisa dijadikan dasar untuk memperbaiki kinerja maupun untuk meningkatkan kepercayaan diri, dan pemahamannya terhadap orang lain". Dari sini jelas bahwa penting bagi seorang pemimpin untuk mendedikasikan waktunya untuk belajar memahami orang lain melalui pemahaman atas diri mereka sendiri. Pemahaman ini meliputi: semua aspek dan nilai-nilai moral yang dianutnya, kelemahan dan kelebihan, serta tujuan hidup dan visi yang sedang diperjuangkannya. Pendekatan melalui empati ini dikenal dengan istilah "Golden Rule", seperti yang dituliskan dalam Injil Matius, yang demikian bunyinya: "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka." (Matius 7:12) Ayat ini menjadi salah satu alasan yang juga mendasari pendapat mengapa seorang pemimpin harus terlebih dahulu bisa memimpin dirinya sebelum dia berusaha untuk memimpin orang lain. Seorang pemimpin harus belajar untuk peka terhadap reaksi orang-orang di sekitarnya terhadap sikap, tindakan dan ucapan mereka, karena tindakan orang lain terhadap kita, umumnya merupakan cerminan dari tindakan kita kepada mereka. "Cara kita memperlakukan orang lain dapat menjadikan bentuk pemenuhan diri. Sebagai seorang pemimpin Anda akan menemukan yang Anda cari dalam diri orang lain. Mereka akan melakukannya sama seperti atau kurang dari pengharapan Anda." - Charles C. Manz - Dari uraian di atas kita bisa menyimpulkan bahwa landasan yang kuat bagi seorang pemimpin adalah ketika pemimpin tersebut bisa membentuk sebuah model keteladanan (tentu saja dalam hal ini adalah keteladanan yang bernilai positif). Keteladanan akan menjadi kekuatan yang mampu mempengaruhi tanpa harus menggurui dan memaksa. Keteladanan akan memunculkan sikap hormat dan penghargaan yang tulus yang akan menggerakkan orang lain dengan sukarela. Dengan menjadi model keteladanan, seorang pemimpin dimampukan untuk bisa memberikan dampak bagi lingkungannya, sekaligus menunjukkan kepada obyek yang dipimpinnya bagaimana cara melakukan pelayanan mengembangkan orang lain menjadi pribadi yang efektif, berkualitas dan berkarakter Kristus. Jadi jika Anda ingin menjadi seorang pemimpin yang efektif, mulailah dengan belajar menguasai keterampilan dalam memimpin diri sendiri. Biarkan orang lain melihat karakter dan kualitas hidup Anda. Dengan demikian Anda akan meletakkan dasar yang kokoh bagi kepemimpinan Anda. [Oleh: Kristian dari berbagai sumber] ===============================><>*<><================================ <>< TIPS KEPEMIMPINAN -*- KRITERIUM POTENSI KEPEMIMPINAN -*- (oleh J. Oswald Sanders) "Suruhlah beberapa orang ..., semuanya pemimpin-pemimpin ...." (Bilangan 13:2) Ada gunanya kita mengetahui potensi kepemimpinan di dalam diri sendiri ataupun di dalam diri orang lain. Kebanyakan orang mempunyai sifat-sifat bawaan yang terpendam dan belum dikembangkan, akibat kurang mengenal dirinya sendiri. Beberapa pertanyaan di bawah ini dapat dijadikan sebagai suatu penelaahan secara obyektif berdasarkan norma-norma yang disarankan untuk mengukur diri sendiri, dan dapat menolong kita untuk menemukan apakah sifat-sifat seperti itu ada dalam diri kita guna mencari kelemahan-kelemahan yang tidak cocok untuk seorang pemimpin. 1. Apakah Anda pernah menghentikan satu kebiasaan buruk? ==> Untuk dapat memimpin orang lain, kita harus mampu menguasai diri sendiri lebih dahulu. 2. Apakah Anda dapat mengendalikan diri kalau terjadi kesulitan? ==> Seorang pemimpin yang tidak dapat mengendalikan diri sendiri dalam keadaan yang sulit akan kurang dihormati orang dan kehilangan pengaruhnya. Ia harus bersikap tenang dalam keadaan krisis dan tabah menghadapi perlawanan dan kekecewaan. 3. Apakah Anda dapat berpikir sendiri? ==> Seorang pemimpin boleh saja dengan sepenuhnya memanfaatkan pikiran orang lain, tetapi janganlah hendaknya ia membiarkan orang lain berpikir untuk dia atau mengambil keputusan untuk dirinya. 4. Dapatkah Anda menerima kritik secara obyektif dan tetap tidak goncang karenanya? Dapatkah Anda mengubah kritik menjadi sesuatu yang menguntungkan? ==> Orang yang rendah hati dapat menarik keuntungan dari kritik yang picik dan bahkan yang penuh kedengkian sekalipun. 5. Dapatkah Anda memanfaatkan kekecewaan secara kreatif? 6. Apakah orang lain bersedia bekerjasama dengan Anda dan apakah mereka menaruh hormat dan kepercayaan kepada Anda? 7. Apakah Anda memiliki kemampuan untuk mewujudkan disiplin tanpa harus menunjukkan kekuasaan? ==> Kepemimpinan yang sejati merupakan sifat batin dari roh dan tidak perlu memamerkan kekuatan luar. 8. Apakah Anda memenuhi syarat untuk menerima ucapan bahagia dalam Khotbah di Bukit mengenai seorang pendamai? ==> Lebih mudah memelihara perdamaian daripada memulihkan perdamaian yang sudah hancur. Satu fungsi yang penting dalam kepemimpinan adalah mendamaikan, yaitu kemampuan untuk menemukan titik persesuaian antara dua pandangan yang bertentangan, lalu mengajak kedua pihak untuk menerimanya. 9. Apakah Anda dipercaya untuk menanggulangi situasi yang sulit dan peka? 10. Dapatkah Anda mengajak orang melakukan sesuatu yang biasanya tidak mau mereka lakukan? 11. Dapatkah Anda menerima tentangan terhadap pandangan atau keputusan Anda tanpa memandang hal itu sebagai penghinaan terhadap pribadi Anda dan bereaksi sebagaimana mestinya? ==> Para pemimpin pasti mendapat tantangan dan mereka tidak boleh merasa tersinggung karenanya. 12. Apakah Anda mudah bergaul dan bersahabat dengan orang? ==> Lingkungan teman-teman Anda yang setia merupakan suatu petunjuk mengenai mutu dan luasnya kepemimpinan Anda. 13. Apakah Anda terlalu bergantung pada pujian atau persetujuan orang lain? Dapatkah Anda memegang suatu sikap dengan teguh meskipun tidak disetujui orang dan bahkan untuk sementara Anda tidak dipercaya? 14. Apakah Anda merasa tenang di depan atasan-atasan Anda atau orang-orang yang tidak Anda kenal? 15. Apakah bawahan Anda merasa tenang di depan Anda? ==> Seorang pemimpin harus memberikan kesan pengertian yang simpatik dan bersahabat yang menyebabkan orang lain merasa tenang. 16. Apakah Anda benar-benar menyukai orang? Dari pelbagai macam sifat dan ras? Atau, apakah Anda pilih kasih terhadap beberapa orang? Adakah prasangka rasial yang tersembunyi? ==> Orang yang tidak suka bergaul tidak mungkin menjadi pemimpin yang baik. 17. Apakah sikap Anda bijaksana? Dapatkah Anda memperkirakan akibat yang mungkin ditimbulkan oleh suatu pernyataan yang akan Anda keluarkan? 17. Apakah Anda memiliki kemauan yang teguh dan tetap? ==> Seorang pemimpin tidak akan lama mempertahankan kedudukannya jika ia terombang-ambing. 18. Apakah Anda suka menaruh dendam atau apakah Anda siap memaafkan orang yang melukai hati Anda? 19. Apakah Anda cukup optimis? ==> Pesimisme bukan merupakan satu modal bagi seorang pemimpin. 20. Apakah Anda dicekam oleh suatu kerinduan seperti halnya dengan Paulus yang berkata, "Tetapi ini yang kulakukan?" ==> Tekad yang bulat seperti itu akan memusatkan segala tenaga dan daya kita pada tujuan yang ingin kita capai. 21. Apakah Anda bersedia memikul tanggung jawab? Untuk mengetahui kemampuan kita sebagai pemimpin, R.E. Thompson mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut mengenai sikap kita terhadap orang: 1. Apakah kegagalan orang lain menjengkelkan atau menantang kita? 2. Apakah kita memakai atau membina orang? 3. Apakah kita memerintah atau membangun orang? 4. Apakah kita mengkritik atau memberi dorongan? 5. Apakah kita menghindarkan diri dari orang-orang yang menyulitkan ataukah kita memberikan perhatian kepada mereka? Tidaklah cukup jika Anda hanya mengadakan analisa pribadi ini secara dangkal, dan selanjutnya tidak mempedulikan hasil-hasilnya. Kita harus memanfaatkan hasil analisa kita. Misalnya, untuk menanggulangi beberapa kelemahan dan kegagalan yang kita sadari. Kita dapat bekerjasama dengan Roh Kudus yang adalah Roh disiplin dan berusaha untuk menguatkan atau memperbaikinya. Ciri-ciri kepemimpinan yang baik ini semuanya ada sepenuhnya di dalam sifat Tuhan, dan setiap orang Kristen hendaknya senantiasa berdoa agar ciri-ciri tersebut dapat dengan lebih cepat menjadi bagian dari kepribadiannya sendiri. Sumber diedit dari: Judul Buku : Kepemimpinan Rohani Penulis : J. Oswald Sanders Penerbit : Kalam Hidup, Bandung, 1979 Halaman : 28-31 ===============================><>*<><================================ <>< INSPIRASI -*- HASRAT UNTUK BERUBAH -*- Ketika aku masih muda dan bebas berkhayal, aku bermimpi ingin mengubah dunia. Seiring bertambahnya usia dan kearifanku, kudapati dunia tak kunjung berubah. Maka, cita-cita itu agak kupersempit, lalu kuputuskan hanya mengubah negeriku. Namun tampaknya, hasrat itu pun tiada hasilnya. Ketika usiaku telah semakin senja, dengan semangatku yang masih tersisa, kuputuskan mengubah keluargaku, orang-orang yang paling dekat denganku. Tetapi celakanya, mereka pun tidak mau berubah. Dan kini ... sementara aku terbaring saat ajal menjelang, tiba-tiba kusadari: "Andaikan yang pertama-tama kuubah adalah diriku, maka dengan menjadikan diriku panutan, mungkin akan bisa mengubah keluargaku. Lalu, berkat inspirasi dan dorongan mereka, bisa jadi aku mampu memperbaiki negeriku. Kemudian siapa tahu, aku bahkan bisa mengubah dunia." Sumber: ==> Terjemahan dari sebuah puisi yang terukir di suatu makam di Westminter, Inggris (1100 M) ===============================><>*<><================================ <>< JELAJAH CHRISTIAN LEADERSHIP WORLD ========================== http://www.teal.org.uk/ Situs Christian Leadership World dibuat oleh The Teal Trust dengan tujuan untuk menolong para pemimpin menjadi pemimpin Kristen yang tulen bagi gereja, tempat kerja, serta lingkungan tempat tinggal mereka. Situs ini menyediakan berbagai tulisan mulai dari gaya dan skill kepemimpinan hingga bagaimana membangun karakter seorang pemimpin, menetapkan visi, mentoring, dan bagaimana memimpin tim yang efektif berdasarkan Alkitab. Nah, cepatlah berkunjung di situs ini dan jadilah pemimpin sejati. ===============================><>*<><================================ <>< SURAT From: Sen Sendjaya >Salam rekan-rekan YLSA, > >Pertama, saya ingin mengucapkan selamat khususnya kepada >Kristian, Hardhono, dan Sylvie atas peluncuran milis >e-leadership. Sebagai seorang yang menggeluti leadership, ini >suatu hal yang menggembirakan! -- cut -- Redaksi: Terimakasih atas ucapan selamat Pak Sen yang memberikan semangat kepada kami untuk untuk terus maju bagi Kristus. Semoga ini semua bisa menjadi awal yang baik bagi jalinan kerjasama di antara kita. Tuhan memberkati. <><*><>========================================================<><*><> Berlangganan : < subscribe-i-kan-leadership(at)xc.org > Berhenti : < unsubscribe-i-kan-leadership(at)xc.org > Kontak e-Leadership : < staf-leadership(at)sabda.org > Arsip e-Leadership : http://www.sabda.org/publikasi/leadership/arsip/ Situs Indo Lead : http://www.sabda.org/lead/ ---------------------------------------------------------------------- Redaksi e-Leadership: Kristian, Hardhono, dan Sylvie Bahan ini dapat dibaca secara on-line di situs: http://www.sabda.org/publikasi/leadership/001/ Copyright(c) 2005 oleh YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati <><*><>========================================================<><*><>
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |