Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/2

e-Leadership edisi 2 (3-2-2006)

Menjadi Pemimpin


                           Edisi: Pebruari 2006
<><*><>========================================================<><*><>
               <><   Milis Publikasi e-Leadership   ><>
                               <><*><>
                       Topik: Menjadi Pemimpin
<><*><>========================================================<><*><>

  MENU SAJI
  ---------
  EDITORIAL         : Apakah yang Dimaksud dengan Pemimpin?
  ARTIKEL (1)       : Kepemimpinan Kristen: Apakah Itu?
          (2)       : Mencari Fondasi Bagi Kepemimpinan yang Efektif
  TIPS KEPEMIMPINAN : Kriterium Potensi Kepemimpinan
  INSPIRASI         : Hasrat untuk Berubah
  JELAJAH           : Christian Leadership World
  STOP PRESS        : Rilis Situs Indo Lead
  INFO              : Selamat atas peluncuran publikasi e-Leadership

===============================><>*<><================================
<>< EDITORIAL

            -*- APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN PEMIMPIN? -*-

  Pada Edisi Perdana Publikasi e-Leadership yang lalu kita telah
  membahas mengenai pentingnya visi bagi seorang pemimpin. Namun
  memiliki visi saja tidak menjamin bahwa Anda telah menjadi seorang
  pemimpin. Nah, jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang definisi
  seorang pemimpin, khususnya jika dilihat dari kacamata Kristen,
  silakan membaca sajian kami di edisi kali ini. Harapan kami beberapa
  prinsip-prinsip seorang pemimpin Kristen dapat Anda kenali melalui
  bacaan-bacaan yang akan Anda temui di sajian kami berikut ini.
  Selamat membaca dan belajar.

  Staf Redaksi e-Leadership,
  (Hardhono)

  Dari Redaksi:
  Bila Anda memiliki saran, kritik, atau pertanyaan untuk Redaksi
  e-Leadership, silakan layangkan surat ke:
  ==>   < staf-leadership(at)sabda.org >

        "Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar
     di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan
                pemimpin sebagai pelayan." (Lukas 22:26)
            < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Lukas+22:26 >

===============================><>*<><================================
                        BERPIKIRAN LUASLAH!
         BERSIKAPLAH SEPERTI ORANG BESAR! JADILAH ORANG BESAR!
                       (Norman Vincent Peale)
===============================><>*<><================================
<>< ARTIKEL (1)

               -*- KEPEMIMPINAN KRISTEN: APAKAH ITU? -*-
                         (Dr. Yakob Tomatala)

  Kepemimpinan dapat dilihat dari banyak sudut yang berbeda.
  Kepemimpinan adalah suatu posisi. Perusahaan mempunyai para
  pemimpin. Organisasi mempunyai para pemimpin. Kelompok mempunyai
  pemimpin. Kepemimpinan adalah suatu hubungan. Pemimpin adalah orang
  yang mempunyai pengikut - menurut definisinya. Mungkin orang-orang
  mengikuti karena inspirasi, kepentingan pribadi, atau karena
  struktur organisasi, tetapi pengikut mutlak harus ada. Kepemimpinan
  adalah tindakan. Pemimpin dikenal melalui tindakan kepemimpinan yang
  mereka perlihatkan. Seseorang mungkin mempunyai sederetan sifat
  seorang pemimpin, tetapi bila ia tidak pernah mengambil tindakan
  untuk memimpin, ia bukan (belum menjadi) seorang pemimpin. Pada
  dasarnya kepemimpinan Kristen juga berbeda dari bentuk-bentuk
  kepemimpinan yang lain dalam hal motivasi, yaitu alasan dari
  tindakan-tindakannya.

  BAGAIMANA MENDEFINISIKAN SEORANG PEMIMPIN

  Selama bertahun-tahun telah berlangsung perdebatan mengenai
  bagaimana mendefinisikan seorang pemimpin. Apakah seseorang disebut
  pemimpin karena kualitas atau sifat yang ia perankan? Apakah
  seseorang disebut pemimpin sebagai akibat dari hubungannya dengan
  satu kelompok? Apakah seseorang disebut pemimpin karena hal-hal yang
  ia lakukan? Selama ini ada kebingungan yang umum antara pribadi atau
  peran dari pemimpin dengan peran manajer (atau administrator atau
  eksekutif atau direktur atau jenderal atau penguasa atau apa pun
  nama yang diberikan pada kedudukan seseorang). Kebingungan ini cukup
  wajar. Orang-orang yang memiliki kepemimpinan yang baik biasanya
  juga menduduki peran pemimpin. Karena kepemimpinan mereka juga akan
  diketahui sampai ketika mereka menjadi pemimpin, maka sulit untuk
  membedakan individu dengan perannya.

  "Kepemimpinan sangatlah penting. Sesungguhnya tidak ada yang dapat
  menggantikannya. Tetapi kepemimpinan tidak dapat diciptakan atau
  dipromosikan. Kepemimpinan tidak dapat diajarkan ataupun
  dipelajari". Itulah yang ditulis oleh pakar manajemen, Peter
  Drucker, dalam bukunya, The Practice of Management (Harper & Row,
  1954, hal. 158). Drucker percaya bahwa tugas dari suatu organisasi
  adalah menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan kualitas
  kepemimpinan yang potensial menjadi efektif. Dengan kata lain,
  sifat-sifat kepemimpinan adalah bagian dari susunan dasar seseorang.
  Sifat-sifat tersebut tidak akan menjadi jelas dengan sendirinya
  sampai orang itu berada dalam situasi yang membutuhkan kepemimpinan.
  Sebagian besar, walaupun tidak semua, orang yang ada dalam posisi
  pemimpin telah ditempatkan di sana karena kemampuan memimpin mereka
  telah diketahui. Bila Anda atau rekan Anda tidak mempunyai karakter
  dasar seorang pemimpin, Anda tidak akan menjadi seorang pemimpin.
  Tetapi tidak berarti bahwa orang yang mempunyai potensi sebagai
  pemimpin akan dengan sendirinya mendapatkan peran sebagai pemimpin.
  Kalau begitu, apa definisi seorang pemimpin itu? Definisi yang
  paling tepat ialah seseorang yang mempunyai pengikut-pengikut dalam
  situasi tertentu. Tidak semua orang akan menjadi pemimpin dalam
  setiap situasi. Tetapi seorang pemimpin akan dikenali dari kenyataan
  bahwa ia mempunyai pengikut.

  APAKAH ADA KUALITAS DASAR?

  Kalau begitu, apakah ada kualitas dasar yang dimiliki oleh semua
  pemimpin pada tingkat tertentu? Para pengamat pemimpin, dan mereka
  yang pernah menjadi pemimpin, tampaknya menunjukkan sejumlah sifat
  yang universal. Beberapa sifat tersebut bersifat keturunan atau
  berkaitan erat dengan lingkungan khusus. Yang lainnya adalah sifat
  yang dipelajari. Dedikasi tanpa pamrih adalah hal pertama yang
  dikemukakan oleh Jenderal Eisenhower ("What is Leadership", majalah
  Reader`s Digest, Juni 1965, hal. 50). Dalam diri seorang pemimpin
  ada keyakinan terhadap apa yang sedang dilakukannya, sasaran yang
  ingin diraihnya, alasan yang didukungnya, yang melampaui pribadinya.
  Ia bahkan bersedia mengorbankan dirinya untuk menyelesaikan
  tugasnya. Ini membutuhkan keberanian. Bertahan walaupun menghadapi
  berbagai rintangan yang nyata, membuat keputusan meski dengan
  informasi yang tidak memadai, mempertaruhkan reputasi dan
  kesejahteraan materi, membutuhkan keberanian yang didasarkan pada
  keyakinan. Sebagian besar dari keberanian ini akan menampakkan
  dirinya dalam ketegasan mengambil keputusan. Keputusan harus
  diambil. Orang lain boleh bimbang, namun pemimpin membuat keputusan
  dan melaksanakannya. Kepemimpinan membutuhkan kemampuan persuasif.
  Bila orang-orang mau ikut, mereka harus diyakinkan bahwa sasaran dan
  aspirasi pemimpin layak untuk dibayar dengan dedikasi dan motivasi
  mereka untuk mencoba.

  Yang menarik, hampir ada kesepakatan yang universal bahwa sifat para
  pemimpin yang paling menonjol adalah kerendahan hati, yang membuat
  mereka bersedia menerima tanggung jawab atas kegagalan dan juga
  keberhasilan. Sampai pada tahap ini kita membicarakan kualitas yang
  mungkin dimiliki oleh siapa saja dalam bidang apa saja. Tetapi bagi
  sebagian besar situasi kepemimpinan, harus ada kecakapan; orang
  tersebut harus mempunyai kecakapan dalam bidang yang sedang
  dikerjakannya. Tanpa kecakapan hanya sedikit peperangan yang akan
  dimenangkan, tidak akan ada kapal laut yang berlabuh, tidak akan ada
  organisasi (Kristen ataupun yang lain) yang bertahan lama. Tentu
  saja kecakapan, membutuhkan kecerdasan dan kreativitas sampai pada
  tingkat manapun yang dibutuhkan. Banyak orang berpikir bahwa para
  pemimpin mempunyai kepribadian atau kharisma yang hebat. Namun,
  dengan pengamatan pribadi maupun sedikit penelitian akan segera
  terlihat bahwa "kepribadian" bukanlah salah satu kualitas dasar. Ada
  pemimpin yang pribadinya hangat dan ramah. Ada juga yang dingin dan
  tidak ramah, dan ada juga yang sangat dikenal oleh umum karena gaya
  mereka, termasuk mereka yang pendiam. Para pemimpin juga tidak dapat
  digolongkan berdasarkan cara mereka mengerjakan tugas. Ada berbagai
  gaya kepemimpinan yang berbeda - diktator, otokrasi, penuh
  kebajikan, demokrasi. Beberapa orang memimpin melalui teladan. Yang
  lain memimpin dengan mengacu kepada acuan orang banyak. Beberapa
  pemimpin adalah pemecah masalah yang bekerja dengan baik dalam
  kelompok. Yang lainnya mungkin membanggakan diri mereka atas
  kemampuan mereka dalam mengambil keputusan dan bersukacita dengan
  keputusan pribadi yang dibuat dengan cepat. Dalam masyarakat yang
  kompleks di mana sebagian besar dari kita bekerja, mereka yang
  memegang posisi kepemimpinan dalam organisasi yang dinamis telah
  belajar menyesuaikan gaya kepemimpinan mereka pada situasi tersebut.

  BAGAIMANA MENEMUKAN PEMIMPIN YANG BAIK

  Bila Drucker benar, bahwa kepemimpinan "tidak dapat diajarkan atau
  dipelajari", lalu apakah yang dapat kita lakukan untuk menemukan,
  mempersiapkan, dan memilih pemimpin yang terbaik? Jawabannya
  terletak dalam pembentukan organisasi yang mendorong dan
  mempromosikan kualitas-kualitas dasar ini. Kepemimpinan berkaitan
  erat dengan situasi. Kepemimpinan adalah kombinasi antara pemimpin
  yang tepat yang memimpin kelompok yang tepat dalam serangkaian
  situasi yang tepat. (Pemimpin yang paling kompeten adalah pemimpin
  yang dapat meneruskan kepemimpinannya dalam sejumlah situasi dalam
  arti yang paling luas.) Apakah Anda ingin menarik dan memupuk
  pemimpin yang baik? Bangunlah di dalam organisasi Anda sasaran dan
  tujuan yang membutuhkan dedikasi dan keberanian. Tentukanlah standar
  perilaku, tanggung jawab, dan kinerja yang tinggi. Perlihatkan rasa
  hormat kepada seseorang dan pekerjaannya. Ciptakanlah iklim di mana
  pemimpin yang baik akan terlihat dan dipupuk.

  Ketika iklim tersebut hadir, pemimpin-pemimpin yang baik akan mulai
  mengidentifikasi diri mereka. Pada saat itulah latihan dapat
  dimulai. Sebagaimana yang kami katakan sebelumnya, pemimpin harus
  mempunyai kecakapan yang memadai di bidang mereka. Bila seseorang
  harus memikul tanggung jawab yang lebih luas, ia harus memperoleh
  latihan khusus yang diperlukan. Hal ini dapat diperoleh secara
  formal melalui pendidikan akademis lanjutan atau latihan kerja. Bila
  dipilih latihan kerja, maka harus diperhatikan bahwa baik orang
  tersebut maupun pengawas mengerti tujuan-tujuan (yang dapat diukur)
  dari latihan tersebut.

  Ini tidak berarti bahwa karena seseorang menonjol secara teknis,
  maka dengan sendirinya ia adalah pemimpin. Menaruh seseorang yang
  cakap secara teknis dalam kedudukan pemimpin sementara orang
  tersebut bukan pemimpin hanya akan membuktikan kebenaran Prinsip
  Peter. ("Setiap orang pada akhirnya sampai kepada tingkat
  ketidakmampuannya".)

  APAKAH KEPEMIMPINAN KRISTEN ITU?

  Sejauh ini kita belum banyak berbicara mengenai kepemimpinan
  Kristen, selain mengemukakan bahwa hal itu berbeda secara mendasar
  dalam hal motivasi. Akan tetapi, selama ini kami memperhatikan bahwa
  organisasi-organisasi yang memberi prioritas yang tinggi kepada
  pentingnya individu, kepada standar perilaku pribadi yang tinggi,
  kepada komunikasi yang baik, baik ke atas maupun ke bawah,
  organisasi-organisasi yang mempunyai keyakinan yang benar, bisa
  melampaui yang lainnya. Kami juga memperhatikan bahwa terlalu sering
  organisasi-organisasi Kristen mempunyai standar individu dan
  prestasi bersama yang lebih rendah daripada organisasi-organisasi
  sekuler.

  Apakah kepemimpinan Kristen itu? Kepemimpinan Kristen ialah
  kepemimpinan yang dimotivasi oleh kasih dan disediakan khusus untuk
  melayani. Itu merupakan kepemimpinan yang telah diserahkan kepada
  kekuasaan Kristus dan teladan-Nya. Para pemimpin Kristen yang
  terbaik memperlihatkan sifat-sifat yang penuh dengan dedikasi tanpa
  pamrih, keberanian, ketegasan, belas kasihan, dan kepandaian
  persuasif yang menjadi ciri pemimpin agung.

  Pemimpin Kristen sejati telah menemukan bahwa kepemimpinan dimulai
  dari handuk dan baskom -- dalam peran seorang pelayan:

  1. Dedikasi tanpa pamrih dimungkinkan karena orang Kristen tahu
     bahwa Allah mempunyai strategi besar dimana ia menjadi bagiannya.

  2. Keberanian diperbesar oleh kekuatan yang datang dari Roh yang
     berdiam di dalam hati kita.

  3. Ketegasan datang karena mengetahui bahwa tanggung jawab akhir
     tidak terletak pada dirinya.

  4. Kepandaian persuasif didasarkan pada kesetiaan kepada satu alasan
     yang melampaui segala alasan lainnya.

  5. Kerendahan hati berasal dari kesadaran bahwa Allah-lah yang
     melakukan pekerjaan tersebut.

  APAKAH ANDA SEORANG PEMIMPIN?

  Apakah Anda seorang pemimpin Kristen? Memimpinlah! Maksud dari
  kepemimpinan adalah untuk memimpin.

  Sumber diedit dari:
  Judul Buku   : Kepemimpinan Kristen
  Penulis      : Dr. Yakob Tomatala
  Penerbit     : YT Leadership Foundation, Jakarta, 2002
  Halaman      : 12-15

===============================><>*<><================================
<>< ARTIKEL (2)

           -*- MENCARI FONDASI BAGI KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF -*-

       "Langkah pertama untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif
       adalah dengan bercermin. Kuasailah keterampilan dalam memimpin
       diri sendiri, dengan demikian Anda akan meletakkan dasar untuk
       membantu orang lain agar melakukan hal yang sama."
                                         - Charles C. Manz -

  Hukum Pengaruh dari John C. Maxwell menyebutkan bahwa, "Kepemimpinan
  adalah pengaruh, tidak lebih dan tidak kurang". Apa yang dikatakan
  Maxwell benar. Terlepas dari apakah itu bersifat positif maupun
  negatif, seorang pemimpin dituntut untuk bisa memberikan pengaruh
  yang bisa menggerakkan setiap obyek yang dipimpinnya untuk bergerak,
  berubah mengikuti arah tertentu yang menjadi tujuan dan visi dari
  kepemimpinannya. Seorang pemimpin akan membawa orang yang
  dipimpinnya berangkat dari satu titik ke titik lainnya, atau dari
  satu kondisi ke kondisi yang dituju. Tapi darimana sumber kekuatan
  pengaruh itu bisa diperoleh? Apakah dengan kharisma atau materi yang
  dimilikinya, melalui otoritas jabatan, atau dengan intimidasi? Cara-
  cara di atas mungkin bisa berhasil digunakan dalam jangka pendek.
  Namun semua itu tidak akan menjadikan landasan yang kuat untuk
  kepemimpinan yang efektif. Apalagi jika area kepemimpinan kita
  adalah organisasi yang bersifat sukarela. Hal ini disebabkan karena
  cara-cara di atas cenderung akan memunculkan gerakan/respon yang
  tidak murni dari obyek kepemimpinan itu sendiri, yang menghasilkan
  fondasi kepemimpinan yang rapuh.

  Dalam bukunya yang berjudul "Leadership Wisdom of Jesus", Charles C.
  Manz mencoba menjelaskan bagaimana membangun fondasi kepemimpinan
  yang kokoh, melalui ajaran Yesus di bawah ini:

     "Mengapa engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan
     balok di matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat
     berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu
     dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. Hai orang
     munafik, keluarkanlah dahulu balok di matamu, maka engkau akan
     melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata
     saudaramu." (Matius 7:3-5)

  Ayat di atas mengemukakan pandangan yang berbeda dari Yesus tentang
  bagaimana seharusnya pendekatan seorang pemimpin terhadap obyek
  kepemimpinan. Yaitu terlebih dahulu pemimpin ditantang untuk
  mencermati dan memperbaiki diri mereka sendiri. Inilah yang sering
  tidak disadari oleh para pemimpin. Banyak orang yang ingin menjadi
  pemimpin, tetapi tidak banyak yang menyadari bahwa untuk memimpin
  orang lain, seseorang terlebih dahulu harus terampil dalam memimpin
  diri sendiri. Kepemimpinan terhadap orang lain harus datang dari
  suatu ekspresi yang jujur terhadap kelemahan diri sendiri. Carol A.
  Connor dalam bukunya "Leadership in A Week" mengungkapkan bahwa
  "Pemahaman diri bagi seorang pemimpin bisa dijadikan dasar untuk
  memperbaiki kinerja maupun untuk meningkatkan kepercayaan diri, dan
  pemahamannya terhadap orang lain". Dari sini jelas bahwa penting
  bagi seorang pemimpin untuk mendedikasikan waktunya untuk belajar
  memahami orang lain melalui pemahaman atas diri mereka sendiri.
  Pemahaman ini meliputi: semua aspek dan nilai-nilai moral yang
  dianutnya, kelemahan dan kelebihan, serta tujuan hidup dan visi yang
  sedang diperjuangkannya. Pendekatan melalui empati ini dikenal
  dengan istilah "Golden Rule", seperti yang dituliskan dalam Injil
  Matius, yang demikian bunyinya:

     "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat
     kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka." (Matius 7:12)

  Ayat ini menjadi salah satu alasan yang juga mendasari pendapat
  mengapa seorang pemimpin harus terlebih dahulu bisa memimpin dirinya
  sebelum dia berusaha untuk memimpin orang lain. Seorang pemimpin
  harus belajar untuk peka terhadap reaksi orang-orang di sekitarnya
  terhadap sikap, tindakan dan ucapan mereka, karena tindakan orang
  lain terhadap kita, umumnya merupakan cerminan dari tindakan kita
  kepada mereka.

     "Cara kita memperlakukan orang lain dapat menjadikan bentuk
     pemenuhan diri. Sebagai seorang pemimpin Anda akan menemukan
     yang Anda cari dalam diri orang lain. Mereka akan melakukannya
     sama seperti atau kurang dari pengharapan Anda."
     - Charles C. Manz -

  Dari uraian di atas kita bisa menyimpulkan bahwa landasan yang kuat
  bagi seorang pemimpin adalah ketika pemimpin tersebut bisa membentuk
  sebuah model keteladanan (tentu saja dalam hal ini adalah
  keteladanan yang bernilai positif). Keteladanan akan menjadi
  kekuatan yang mampu mempengaruhi tanpa harus menggurui dan memaksa.
  Keteladanan akan memunculkan sikap hormat dan penghargaan yang tulus
  yang akan menggerakkan orang lain dengan sukarela. Dengan menjadi
  model keteladanan, seorang pemimpin dimampukan untuk bisa memberikan
  dampak bagi lingkungannya, sekaligus menunjukkan kepada obyek yang
  dipimpinnya bagaimana cara melakukan pelayanan mengembangkan orang
  lain menjadi pribadi yang efektif, berkualitas dan berkarakter
  Kristus.

  Jadi jika Anda ingin menjadi seorang pemimpin yang efektif, mulailah
  dengan belajar menguasai keterampilan dalam memimpin diri sendiri.
  Biarkan orang lain melihat karakter dan kualitas hidup Anda. Dengan
  demikian Anda akan meletakkan dasar yang kokoh bagi kepemimpinan
  Anda.

  [Oleh: Kristian dari berbagai sumber]

===============================><>*<><================================
<>< TIPS KEPEMIMPINAN

                -*- KRITERIUM POTENSI KEPEMIMPINAN -*-
                       (oleh J. Oswald Sanders)

  "Suruhlah beberapa orang ..., semuanya pemimpin-pemimpin ...."
                                                      (Bilangan 13:2)

  Ada gunanya kita mengetahui potensi kepemimpinan di dalam diri
  sendiri ataupun di dalam diri orang lain. Kebanyakan orang mempunyai
  sifat-sifat bawaan yang terpendam dan belum dikembangkan, akibat
  kurang mengenal dirinya sendiri. Beberapa pertanyaan di bawah ini
  dapat dijadikan sebagai suatu penelaahan secara obyektif berdasarkan
  norma-norma yang disarankan untuk mengukur diri sendiri, dan dapat
  menolong kita untuk menemukan apakah sifat-sifat seperti itu ada
  dalam diri kita guna mencari kelemahan-kelemahan yang tidak cocok
  untuk seorang pemimpin.

   1. Apakah Anda pernah menghentikan satu kebiasaan buruk?
      ==> Untuk dapat memimpin orang lain, kita harus mampu menguasai
          diri sendiri lebih dahulu.
   2. Apakah Anda dapat mengendalikan diri kalau terjadi kesulitan?
      ==> Seorang pemimpin yang tidak dapat mengendalikan diri sendiri
          dalam keadaan yang sulit akan kurang dihormati orang dan
          kehilangan pengaruhnya. Ia harus bersikap tenang dalam
          keadaan krisis dan tabah menghadapi perlawanan dan
          kekecewaan.
   3. Apakah Anda dapat berpikir sendiri?
      ==> Seorang pemimpin boleh saja dengan sepenuhnya memanfaatkan
          pikiran orang lain, tetapi janganlah hendaknya ia membiarkan
          orang lain berpikir untuk dia atau mengambil keputusan untuk
          dirinya.
   4. Dapatkah Anda menerima kritik secara obyektif dan tetap tidak
      goncang karenanya? Dapatkah Anda mengubah kritik menjadi sesuatu
      yang menguntungkan?
      ==> Orang yang rendah hati dapat menarik keuntungan dari kritik
          yang picik dan bahkan yang penuh kedengkian sekalipun.
   5. Dapatkah Anda memanfaatkan kekecewaan secara kreatif?
   6. Apakah orang lain bersedia bekerjasama dengan Anda dan apakah
      mereka menaruh hormat dan kepercayaan kepada Anda?
   7. Apakah Anda memiliki kemampuan untuk mewujudkan disiplin tanpa
      harus menunjukkan kekuasaan?
      ==> Kepemimpinan yang sejati merupakan sifat batin dari roh dan
          tidak perlu memamerkan kekuatan luar.
   8. Apakah Anda memenuhi syarat untuk menerima ucapan bahagia dalam
      Khotbah di Bukit mengenai seorang pendamai?
      ==> Lebih mudah memelihara perdamaian daripada memulihkan
          perdamaian yang sudah hancur. Satu fungsi yang penting dalam
          kepemimpinan adalah mendamaikan, yaitu kemampuan untuk
          menemukan titik persesuaian antara dua pandangan yang
          bertentangan, lalu mengajak kedua pihak untuk menerimanya.
   9. Apakah Anda dipercaya untuk menanggulangi situasi yang sulit dan
      peka?
  10. Dapatkah Anda mengajak orang melakukan sesuatu yang biasanya
      tidak mau mereka lakukan?
  11. Dapatkah Anda menerima tentangan terhadap pandangan atau
      keputusan Anda tanpa memandang hal itu sebagai penghinaan
      terhadap pribadi Anda dan bereaksi sebagaimana mestinya?
      ==> Para pemimpin pasti mendapat tantangan dan mereka tidak
          boleh merasa tersinggung karenanya.
  12. Apakah Anda mudah bergaul dan bersahabat dengan orang?
      ==> Lingkungan teman-teman Anda yang setia merupakan suatu
          petunjuk mengenai mutu dan luasnya kepemimpinan Anda.
  13. Apakah Anda terlalu bergantung pada pujian atau persetujuan
      orang lain? Dapatkah Anda memegang suatu sikap dengan teguh
      meskipun tidak disetujui orang dan bahkan untuk sementara Anda
      tidak dipercaya?
  14. Apakah Anda merasa tenang di depan atasan-atasan Anda atau
      orang-orang yang tidak Anda kenal?
  15. Apakah bawahan Anda merasa tenang di depan Anda?
      ==> Seorang pemimpin harus memberikan kesan pengertian yang
          simpatik dan bersahabat yang menyebabkan orang lain merasa
          tenang.
  16. Apakah Anda benar-benar menyukai orang? Dari pelbagai macam
      sifat dan ras? Atau, apakah Anda pilih kasih terhadap beberapa
      orang? Adakah prasangka rasial yang tersembunyi?
      ==> Orang yang tidak suka bergaul tidak mungkin menjadi pemimpin
          yang baik.
  17. Apakah sikap Anda bijaksana? Dapatkah Anda memperkirakan akibat
      yang mungkin ditimbulkan oleh suatu pernyataan yang akan Anda
      keluarkan?
  17. Apakah Anda memiliki kemauan yang teguh dan tetap?
      ==> Seorang pemimpin tidak akan lama mempertahankan kedudukannya
          jika ia terombang-ambing.
  18. Apakah Anda suka menaruh dendam atau apakah Anda siap memaafkan
      orang yang melukai hati Anda?
  19. Apakah Anda cukup optimis?
      ==> Pesimisme bukan merupakan satu modal bagi seorang pemimpin.
  20. Apakah Anda dicekam oleh suatu kerinduan seperti halnya dengan
      Paulus yang berkata, "Tetapi ini yang kulakukan?"
      ==> Tekad yang bulat seperti itu akan memusatkan segala tenaga
          dan daya kita pada tujuan yang ingin kita capai.
  21. Apakah Anda bersedia memikul tanggung jawab?

  Untuk mengetahui kemampuan kita sebagai pemimpin, R.E. Thompson
  mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut mengenai sikap kita
  terhadap orang:

  1. Apakah kegagalan orang lain menjengkelkan atau menantang kita?
  2. Apakah kita memakai atau membina orang?
  3. Apakah kita memerintah atau membangun orang?
  4. Apakah kita mengkritik atau memberi dorongan?
  5. Apakah kita menghindarkan diri dari orang-orang yang menyulitkan
     ataukah kita memberikan perhatian kepada mereka?

  Tidaklah cukup jika Anda hanya mengadakan analisa pribadi ini secara
  dangkal, dan selanjutnya tidak mempedulikan hasil-hasilnya. Kita
  harus memanfaatkan hasil analisa kita. Misalnya, untuk menanggulangi
  beberapa kelemahan dan kegagalan yang kita sadari. Kita dapat
  bekerjasama dengan Roh Kudus yang adalah Roh disiplin dan berusaha
  untuk menguatkan atau memperbaikinya. Ciri-ciri kepemimpinan yang
  baik ini semuanya ada sepenuhnya di dalam sifat Tuhan, dan setiap
  orang Kristen hendaknya senantiasa berdoa agar ciri-ciri tersebut
  dapat dengan lebih cepat menjadi bagian dari kepribadiannya sendiri.

  Sumber diedit dari:
  Judul Buku   : Kepemimpinan Rohani
  Penulis      : J. Oswald Sanders
  Penerbit     : Kalam Hidup, Bandung, 1979
  Halaman      : 28-31

===============================><>*<><================================
<>< INSPIRASI

                     -*- HASRAT UNTUK BERUBAH -*-

  Ketika aku masih muda dan bebas berkhayal, aku bermimpi ingin
  mengubah dunia.

  Seiring bertambahnya usia dan kearifanku, kudapati dunia tak kunjung
  berubah. Maka, cita-cita itu agak kupersempit, lalu kuputuskan hanya
  mengubah negeriku.

  Namun tampaknya, hasrat itu pun tiada hasilnya.

  Ketika usiaku telah semakin senja, dengan semangatku yang masih
  tersisa, kuputuskan mengubah keluargaku, orang-orang yang paling
  dekat denganku.

  Tetapi celakanya, mereka pun tidak mau berubah.

  Dan kini ... sementara aku terbaring saat ajal menjelang, tiba-tiba
  kusadari: "Andaikan yang pertama-tama kuubah adalah diriku, maka
  dengan menjadikan diriku panutan, mungkin akan bisa mengubah
  keluargaku. Lalu, berkat inspirasi dan dorongan mereka, bisa jadi
  aku mampu memperbaiki negeriku. Kemudian siapa tahu, aku bahkan bisa
  mengubah dunia."

  Sumber:
  ==> Terjemahan dari sebuah puisi yang terukir di suatu makam
      di Westminter, Inggris (1100 M)

===============================><>*<><================================
<>< JELAJAH

                      CHRISTIAN LEADERSHIP WORLD
                      ==========================
                       http://www.teal.org.uk/

    Situs Christian Leadership World dibuat oleh The Teal Trust
    dengan tujuan untuk menolong para pemimpin menjadi pemimpin
    Kristen yang tulen bagi gereja, tempat kerja, serta lingkungan
    tempat tinggal mereka.

    Situs ini menyediakan berbagai tulisan mulai dari gaya dan skill
    kepemimpinan hingga bagaimana membangun karakter seorang pemimpin,
    menetapkan visi, mentoring, dan bagaimana memimpin tim yang
    efektif berdasarkan Alkitab. Nah, cepatlah berkunjung di situs ini
    dan jadilah pemimpin sejati.

===============================><>*<><================================
<>< SURAT

    From: Sen Sendjaya
    >Salam rekan-rekan YLSA,
    >
    >Pertama, saya ingin mengucapkan selamat khususnya kepada
    >Kristian, Hardhono, dan Sylvie atas peluncuran milis
    >e-leadership. Sebagai seorang yang menggeluti leadership, ini
    >suatu hal yang menggembirakan!
    -- cut --

    Redaksi:
    Terimakasih atas ucapan selamat Pak Sen yang memberikan semangat
    kepada kami untuk untuk terus maju bagi Kristus. Semoga ini semua
    bisa menjadi awal yang baik bagi jalinan kerjasama di antara kita.
    Tuhan memberkati.

<><*><>========================================================<><*><>
Berlangganan        : < subscribe-i-kan-leadership(at)xc.org >
Berhenti            : < unsubscribe-i-kan-leadership(at)xc.org >
Kontak e-Leadership : < staf-leadership(at)sabda.org >
Arsip e-Leadership  : http://www.sabda.org/publikasi/leadership/arsip/
Situs Indo Lead     : http://www.sabda.org/lead/
----------------------------------------------------------------------
         Redaksi e-Leadership: Kristian, Hardhono, dan Sylvie
           Bahan ini dapat dibaca secara on-line di situs:
           http://www.sabda.org/publikasi/leadership/001/
                      Copyright(c) 2005 oleh YLSA
        http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/
  Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
<><*><>========================================================<><*><>

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org