Membangun Kerja Sama Antarpemimpin (II) |
Edisi 213, 19 Juni 2018 |
Salam kasih,
Prinsip dunia cenderung mengajarkan bahwa seorang pemimpin harus dilayani karena dia berkuasa dan memiliki otoritas atas sesuatu. Bahkan, kalaupun ada kerja sama antarpemimpin, itu hanya karena ada kepentingan pribadi yang harus dipenuhi/dipuaskan oleh kerja sama itu sendiri. Dengan kata lain, kepentingan untuk saling melayani dengan penuh kerelaan dan untuk kepentingan bersama tidak lagi diperjuangkan dengan sungguh-sungguh.
Bagaimana dengan kepemimpinan Kristen? Belajar dari kepemimpinan Yesus yang selalu melayani banyak orang dengan penuh kerelaan dan untuk kemuliaan Bapa, kepemimpinan Kristen pun harus meneladani-Nya. Tidak hanya melayani orang-orang yang dipimpin, pemimpin Kristen diharapkan bisa saling melayani antarpemimpin. Dengan saling bergandengan, para pemimpin Kristen bisa saling belajar, berbagi visi, berbagi kebutuhan, bahkan berbagi kekhawatiran supaya dapat saling menolong untuk mencapai hal-hal yang lebih besar bagi kemuliaan Tuhan. Lantas, bagaimana cara menggandeng pemimpin lain? Simaklah artikel di bawah ini, dan terapkanlah dalam kepemimpinan Anda. Kami mengundang Anda untuk berbagi visi, harapan, pergumulan, bahkan pertanyaan-pertanyaan seputar kepemimpinan Kristen di fan page Facebook e-Leadership, yang ulasannya bisa Anda baca dalam kolom Jelajah Situs. Selamat membaca. Tuhan Yesus memberkati.
|
“Hati orang berpengertian memperoleh pengetahuan, dan telinga orang bijak menuntut pengetahuan.”
(Amsal 18:15)
|
TIP
Bagaimana Menggandeng Pemimpin Lain?
Ciri Seorang Pemimpin yang Menggandeng Pemimpin Lainnya
Seorang pemimpin bergandengan dengan pemimpin lainnya dalam membangun satu jalinan hubungan yang saling terkait bagaikan jejaring. Hal itu dia ciptakan, baik di dalam organisasinya maupun di luarnya. Ketika bergandengan dalam jejaring tadi agar mencapai hal-hal yang lebih besar, sang pemimpin menampilkan beberapa ciri:
- dia membagikan data dan informasi kepada pemimpin lain,
- dia berbagi wewenang dengan pemimpin lainnya,
- dia rela saling belajar dengan pemimpin lainnya, dan
- dia juga menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya secara bersama.
Sementara itu, dalam prosesnya, sang pemimpin belajar mengatasi perbedaan paham, persaingan antarkelompok, dan mengelola konflik-konflik. Dengan cara kerja seperti itu, sang pemimpin akan memiliki akses ke berbagai kelompok, ke tokoh-tokoh, dan karenanya, dia akan memiliki akses informasi dan sumber-sumber, seperti sumber daya serta dana.
Hasil nyata lainnya dapat diuraikan sebagai berikut:
- Dia meningkatkan efektivitasnya dengan memperdalam dan memperluas saluran-saluran komunikasi yang dimilikinya dengan berbagai pemimpin, bermacam-macam tim serta organisasi.
- Dia akan mampu mengatasi sekat-sekat kekuasaan dan organisasi dengan menjembatani pemimpin-pemimpin yang terpisah, bahkan unit-unit organisasi yang berjauhan.
- Dia mendapatkan berbagai kesempatan dan gagasan baru lebih cepat dari pemimpin lain karena terjadi "penyerbukan silang" antara dirinya dengan pihak lain dalam jejaringnya.
- Dia memperoleh landasan kekuasaan yang kukuh dengan terus-menerus memberikan dukungan ke berbagai arah dan menerima dukungan dari berbagai arah.
- Dia mendapatkan kesempatan dikenal di berbagai tim, unit kerja, dan organisasi yang dipimpin oleh orang lain, bahkan di masyarakat, karena namanya dikenal sebagai orang yang bersedia bergandengan dengan pemimpin lain.
Proses Bergandengan dengan Pemimpin Lainnya
Pada dasarnya, seseorang yang bersedia menggandeng orang-orang yang setara dengannya perlu terlebih dahulu mengenali kekuatan dan kelemahan dirinya serta akar dari hal-hal itu.
Beberapa keterampilan praktis yang perlu dikuasainya adalah:
1. Ketika menghadapi pemimpin lainnya, seorang pemimpin harus bersedia menyimak, menggali data tentang pemimpin lain, memberikan kesempatan bagi mereka menjelaskan visi mereka, kebutuhan mereka, dan kekhawatiran mereka. Mengapa demikian? Karena orang-orang yang dia hadapi adalah orang-orang yang memiliki banyak pengalaman, memiliki pengikut, kekuasaan, dan jejaring. Pada umumnya, mereka butuh dihargai dan diakui.
2. Ketika menghadapi pemimpin lainnya, seorang pemimpin yang bersedia bergandengan dengan mereka harus rela mengenali kelebihan-kelebihan pemimpin lainnya tadi dan bersedia belajar dari mereka.
3. Ketika menghadapi pemimpin lainnya, seorang pemimpin juga harus bersedia berbagi informasi yang pemimpin lain butuhkan, berbagi jejaringnya, bahkan sumber-sumber lainnya. Dia tidak merasa rugi dengan kebiasaan berbagi. Dia memandang bahwa kesuksesannya tercapai karena dia berbagi ke berbagai pihak dengan bijak, dan bukan hanya memperoleh sesuatu dari orang lain.
4. Ketika menghadapi pemimpin lainnya, seorang pemimpin harus bersedia meminta tolong atau memberi kesempatan bagi pemimpin lain untuk melakukan sesuatu bagi dirinya.
Audio Menggandeng Pemimpin Lain
Diambil dari: |
Judul buku |
: |
Kamu Juga Bisa Meraih! Cara Meraih Mitra dan Menghasilkan Kerjasama |
Judul asli artikel |
: |
Bagaimana Menggandeng Pemimpin Lain |
Penulis |
: |
Robby I. Chandra |
Penerbit |
: |
Young Leaders Indonesia, Jakarta 2011 |
Halaman |
: |
113 -- 116 |
|
KUTIPAN
“Dasar keberanian adalah inisiatif individual. Kalau kita tidak dapat bertindak sendiri, kita tidak mungkin dapat bertindak bersama-sama.”
— John C. Maxwell
|
JELAJAH SITUS
Komunitas Fan Page Facebook e‑Leadership
Fan page Facebook e-Leadership adalah komunitas kepemimpinan Kristen yang dikelola oleh Yayasan Lembaga SABDA. Komunitas ini bertujuan untuk mendukung pelayanan pengembangan/pelatihan kepemimpinan Kristen di Indonesia. Saat ini, terdapat 3.922 anggota yang bergabung di komunitas ini. Jika Anda berkunjung ke halaman ini, Anda akan mendapati banyak bahan seputar kepemimpinan Kristen dalam bentuk artikel, quotes, kutipan ayat Alkitab, ulasan, info-info perkembangan pelayanan SABDA, gambar ilustrasi, dan catatan-catatan bertema kepemimpinan. Anda juga bisa berbagi materi-materi kepemimpinan Kristen di komunitas ini, bahkan bisa mendiskusikannya bersama orang-orang yang bergabung di dalamnya. Tidak menutup kemungkinan, Anda bisa mendapatkan sebuah solusi atau jawaban dari materi-materi kepemimpinan yang dibagikan dalam komunitas ini. Mari berkunjung ke fan page Facebook e-Leadership dan temukan berkat-berkat rohani yang dapat membangun jiwa kepemimpinan dalam diri Anda. (Romauli)
Fan Page Facebook e-Leadership
|
|
Promosi Diskusi Misi Juli 2018 |
"Kita harus memiliki gereja abad ke-21 apabila kita berada pada abad ke-21."
Dalam pelayanan, beberapa hal tidak boleh berubah, tetapi hal-hal lain harus terus berubah. Pesan kita tidak boleh berubah, tetapi cara kita menyampaikan pesan tersebut harus terus diperbarui untuk menjangkau setiap generasi baru. Dengan perkataan lain, pesan transformasi kita tidak boleh berubah, sementara transformasi penyajian kita harus bersifat terus-menerus, beradaptasi dengan bahasa-bahasa budaya baru kita.
Untuk bergumul dan belajar bersama tentang bagaimana menjangkau dunia yang berubah dengan firman Tuhan yang tidak berubah, Grup Facebook e-Misi mengajak rekan-rekan semua untuk turut berdiskusi dalam komunitas Misi. Diskusi akan dimulai pada 23 Juli 2018, dengan jumlah peserta maksimal 20 orang. Jika rekan-rekan tertarik, silakan mendaftarkan diri ke:
|
|
|