Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/22 |
|
e-Leadership edisi 22 (11-10-2007)
|
|
Edisi Oktober 2007 ==================================**================================== Milis Publikasi e-LEADERSHIP **** Topik: Karakter Pemimpin -- Disiplin ==================================**================================== MENU SAJI EDITORIAL : Disiplin: Niat dan Usaha Super Keras ARTIKEL (1) : Disiplin ARTIKEL (2) : Disiplin Kepemimpinan TIPS : Membangun Disiplin Diri INSPIRASI : Raja Bukit ==================================**================================== EDITORIAL -*- DISIPLIN: NIAT DAN USAHA SUPER KERAS -*- Saat mendengar kata disiplin, sebagian besar dari kita tentulah berpikir bahwa hal itu berkaitan erat dengan ketahanan fisik, hukuman, dan teguran. Padahal, disiplin tidak selalu berhubungan dengan semuanya itu. Terkadang kekuatan fisik, hukuman, dan teguran memang diperlukan. Namun lebih daripada itu, niat dan semangat juga merupakan faktor-faktor penunjang yang diperlukan agar seseorang dapat berdisiplin. Kedisiplinan memang menjadi salah satu karakter yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin tidak akan mampu memimpin orang lain jika ia belum mampu menaklukkan dan memimpin dirinya sendiri. Harus diakui pula kalau berdisiplin bukanlah perkara yang mudah untuk dilakukan. Diperlukan niat dan usaha super keras untuk berdisiplin. Pada e-Leadership edisi Oktober ini, kita akan belajar lebih dalam lagi mengenai arti dan segala aspek kedisplinan dalam kaitannya dengan kepemimpinan. Juga terdapat bahasan mengenai bagaimana berdisiplin diri pada kolom Tips. Selain itu, kolom Inspirasi kali ini pun kami harapkan memberi semangat agar kita mau melatih diri berdisiplin. Selamat menyimak dan selamat melatih diri untuk berdisiplin. Tuhan memberkati! Pimpinan redaksi e-Leadership, Dian Pradana Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegur dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah! (Wahyu 3:19) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Wahyu+3:19 > ==================================**================================== "FEW MEN ARE BRAVE BY NATURE, BUT GOOD DISCIPLINE AND EXPERIENCE MAKE MANY SO." (Machiavelli) ==================================**================================== ARTIKEL (1) -*- DISIPLIN -*- Diterjemahkan dan dirangkum oleh: Dian Pradana Telah diakui bahwa masa depan berada di tangan orang-orang yang disiplin. Karakter disiplin ditempatkan pada urutan pertama di daftar berisikan sejumlah karakter. Karena tanpanya, talenta-talenta yang lain, betapa pun dahsyatnya itu, tidak akan pernah menyadari potensi maksimal yang ada di dalamnya. Hanya orang-orang yang disiplin yang akan menjadi orang-orang yang paling berkuasa. Dia mampu memimpin karena dia telah menaklukkan dirinya sendiri melalui pendisiplinan. Lalu, apakah arti pendisiplinan itu? Pendisiplinan adalah pelatihan yang membenarkan, membentuk, atau menyempurnakan; bisa melibatkan suatu hukuman dalam menegur. Terdapat dua elemen dalam pendisiplinan -- yang keduanya ada dalam firman Allah, yaitu: 1. teguran yang berfungsi untuk menyatakan kesalahan, dan 2. pembenaran yang berfungsi untuk mengatakan/menunjukkan bagaimana mengubah kesalahan itu. Seorang pemimpin adalah seseorang yang telah bersedia menerima dan belajar menaati disiplin yang dipaksakan oleh orang lain, dan kemudian membebankan disiplin yang jauh lebih keras, yang berasal dari dirinya sendiri. Orang-orang yang menentang peraturan dan memandang rendah kedisiplinan diri jarang menjadi seorang pemimpin yang sukses. Mereka melalaikan kekerasan dan pengorbanan yang dibutuhkan dalam kedisiplinan dan menolak pelajaran-pelajaran ilahi yang ada di dalam kedisiplinan. Kebanyakan orang yang menyerah dalam tugas-tugas misi melakukan hal seperti itu bukan karena mereka tidak cukup bertalenta, tapi karena ada banyak bidang dalam hidup mereka yang tidak dikendalikan oleh Roh Kudus. Kemalasan dan ketidakdisiplinan tidak akan pernah menghasilkan sebuah kepemimpinan yang sejati. Banyak orang yang mengikuti kursus kepemimpinan dengan harapan dapat menjadi pemimpin, justru gagal karena mereka tidak pernah belajar untuk taat. Mereka seperti sekumpulan bocah lelaki yang bermain perang-perangan di jalan. Ketika seseorang yang lewat di jalan itu bertanya mengapa mereka diam dan tidak melakukan apa-apa, salah satu bocah lelaki menjawab, "Kami semua adalah jenderal. Kami tidak dapat memerintah salah satu dari kami untuk maju berperang." Dr. Donald Barnhouse mengejutkan banyak orang dengan fakta bahwa umur rata-rata di 40.000 biografi di buku "American Who`s Who -- 40.000 biografi orang-orang yang benar-benar berpengaruh bagi Amerika -- adalah di bawah 28 tahun. Hal itu menyiratkan fakta penting bahwa disiplin pada usia muda yang disiapkan untuk berkorban dalam rangka mendapat persiapan yang cukup dalam menghadapi hidup, akan beranjak menuju prestasi yang luar biasa. Seorang negarawan besar merancang pidato yang menyelesaikan masalah nasional. "Bolehkah saya tahu berapa lama Anda menyiapkan pidato itu?" tanya seseorang yang mengaguminya. "Sepanjang hidup saya adalah persiapan untuk apa yang telah saya katakan pada pidato saya hari ini," jawabnya. Seorang pemimpin muda handal akan bekerja selagi orang lain membuang-buang waktu, dia akan belajar saat yang lain tertidur pulas, dan berdoa ketika orang lain bermain. Tidak ada sikap santai dan teledor yang tersirat dalam perkataan, pikiran, tingkah laku, dan penampilannya. Dia akan menjalani disiplin seperti tentara dalam makanan dan tingkah lakunya sehingga dia dapat berperang. Dia akan tanpa enggan melakukan tugas tidak menyenangkan yang mungkin dihindari oleh orang lain atau tugas di balik layar yang orang lain hindari karena tidak akan ada penghargaan yang akan didapat dengan melakukan tugas itu. Seorang pemimpin yang bersemangat tidak akan ciut menghadapi situasi dan orang-orang yang menyulitkan, atau mengkritik jika memang itu diperlukan. Dia akan dengan ramah dan tegas memarahi jika memang perlu. Lihat saja pemimpin agung kita, Yesus. Sebagai seorang guru dan pemimpin, Dia selalu menegur seseorang yang tingkah lakunya membuat-Nya kecewa. Teguran itu dapat kita lihat saat Petrus dipengaruhi oleh Iblis (Mat. 16:22-23), saat murid-murid-Nya tidak percaya (Mrk. 4:40), dan saat seorang pria tidak mau sepenuhnya percaya kepada-Nya (Mrk. 10:17-22). Seorang pemimpin juga akan menerapkan peraturan lain, jika memang itu diperlukan, demi terlaksananya pekerjaan Tuhan. Dia tidak akan menunda-nunda menulis surat-surat yang berhubungan dengan situasi yang sulit. Keranjang sampahnya tidak akan mengungkapkan bukti-bukti kegagalannya dalam menghadapi situasi yang sulit dan mendesak. Doa seorang pemimpin yang disiplin akan seperti ini. Tuhan, kuatkan aku melawan diriku sendiri, Pengecut dengan suara meratap Yang mendambakan kemudahan, kemalasan, dan kenyamanan. Diriku, adalah musuh utamaku, Temanku yang paling palsu, Musuhku yang paling mematikan, Penghalangku, kemanapun aku pergi. Amy Wilson Carmichael Pemimpin adalah orang yang sangat berdisiplin diri, orang lain merasakan hal itu dan biasanya akan mengikuti kedisiplinan yang pemimpin itu terapkan. Ada hal lain dalam disiplin yang patut diperhatikan. Hal itu adalah kedisplinan untuk bersedia menerima dari orang lain, seperti halnya memberi orang lain. Ada beberapa orang yang dengan senang hati mengorbankan diri untuk orang lain, yang tidak cukup bersedia mengizinkan orang lain untuk membalasnya. Mereka tidak bersedia menempatkan diri mereka di bawah kehendak orang lain. Padahal itulah cara terbaik dalam melatih kepemimpinan. Mengabaikan hal itu berarti merugikan diri sendiri dan orang lain. Pada akhir hidupnya, Uskup Westcott mengatakan bahwa dia telah membuat satu kesalahan besar. Meskipun dia selalu bersedia melakukan sesuatu untuk orang lain semampu mungkin, dia tidak pernah mengizinkan orang lain melakukan sesuatu untuknya, dan hasilnya adalah hilangnya beberapa elemen kebaikan dan kesempurnaan. Dia tidak mendisiplinkan dirinya untuk menerima banyak kebaikan yang takkan pernah berbalas. Diterjemahkan dan dirangkum dari: Richest in Christ. Tanpa Tahun. God`s Discipline, dalam http://www.richesinchrist.com/id90.htm. Sanders, J. Oswald. 1980. "Spiritual Leadership". Chicago: Moody Press. ==================================**================================== ARTIKEL (2) -*- DISIPLIN KEPEMIMPINAN -*- Faktor disiplin dalam kepemimpinan merupakan sesuatu yang sangat penting. Persoalan utama yang muncul adalah persepsi yang keliru tentang disiplin itu, baik dari segi pemimpin maupun dari segi bawahan. Pemimpin bisa terjebak untuk menggunakan disiplin guna mempertahankan "status quo" dalam kepemimpinannya atau untuk mengekspresikan sikapnya terhadap bawahan, di mana disiplin seolah-olah diartikan sebagai hukuman semata-mata. Dari pihak bawahan, disiplin telah terlihat sebagai "hukuman yang mengancam nasibnya", atau usaha atasan untuk menghalang-halangi kemajuan dirinya. Dalam kepemimpinan, disiplin harus diartikan sebagai "mendidik untuk perbaikan dan menjadi lebih baik". Disiplin di sini tidak diartikan sebagai hukuman untuk orang yang bersalah, tetapi merupakan didikan atau tuntunan untuk bermotivasi, bersikap, dan berkinerja baik secara konsisten. Disiplin tidak hanya diterapkan pada saat seseorang terbukti bersalah, tetapi dimulai dalam kondisi kerja normal untuk meningkatkan komitmen dan kinerja. Seseorang yang terbukti bersalah dan disiplin hanyalah merupakan salah satu aspek saja dari disiplin. Fungsi dari disiplin -------------------- Fungsi khusus dari disiplin dapat dijabarkan dalam tiga kisi penting berikut. 1. Meningkatkan kualitas karakter. Kualitas karakter akan terlihat pada komitmen kepada Tuhan, organisasi, diri, orang lain, dan kerja. Puncak komitmen akan terlihat pada integritas diri yang tinggi dan tangguh. 2. Mendukung proses pengejawantahan kualitas karakter, sikap, dan kerja. Di sini, kualitas sikap (komitmen dan integritas) ditunjang, didukung, dikembangkan, dan diwujudkan dalam kenyataan. Komitmen dan integritas akan terlihat dalam kinerja yang konsisten. 3. Memproduksi kualitas karakter dalam hidup yang ditandai oleh adanya karakter kuat dari setiap orang, termasuk pemimpin dan bawahan. Pemimpin terbukti berdisiplin tinggi dalam sikap hidup dan kerja, dan hal yang akan mempengaruhi para bawahan untuk berdisiplin tinggi yang dijadikan model oleh bawahannya. Proses disiplin --------------- Dalam menjalankan disiplin, proses disiplin dapat dilukiskan dari lima sisi penting berikut. 1. Disiplin bagaikan mercusuar yang membuat nakhoda tetap siaga akan kondisi yang dihadapi dan tetap waspada menghadapi kenyataan hidup dan kerja. 2. Disiplin bagaikan air sungai yang terus mengalir dari gunung ke lembah dan terus membawa kesegaran dan membersihkan bagian sungai yang keruh. 3. Disiplin bagaikan dinamo yang menyimpan kekuatan/daya untuk menghidupkan mesin. Apabila kunci kontak dibuka, daya pun mengalir dan menghidupkan mesin yang mencipta daya dorong yang lebih besar lagi dan yang berjalan secara konsisten. 4. Disiplin bagaikan gas, rem, dan kemudi pada mobil yang mendorong, menghentikan, dan memberikan arah yang pasti. 5. Disiplin bagaikan wasit dan hakim yang mengarahkan pertandingan dan menetapkan skor benar-salah, untung-kalah. Cara pelaksanaan disiplin ------------------------- Disiplin harus ditegakkan dan dijalankan dalam kepemimpinan apabila suatu organisasi berkehendak untuk tetap tegak dan lebih maju. Pemimpin yang disiplin akan mempengaruhi bawahannya untuk berdisiplin. Sebab disiplin merupakan tanda dan penggerak hidup suatu organisasi. Dalam upaya menjalankan disiplin, cara-cara di bawah ini dapat ditempuh. 1. Disiplin dalam kondisi normal. Dalam kondisi normal, disiplin harus ditegakkan secara terus-menerus, menjelaskan, dan mengomunikasikan policy/ketentuan hidup/kerja organisasi yang dilakukan secara kreatif. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan nasihat umum, briefing, petunjuk khusus, serta nasihat/dorongan "on the spot" (langsung di tempat kerja). 2. Disiplin dalam kondisi khusus. Dalam kondisi khusus di mana terdapat kesalahan/kekeliruan yang dilakukan dengan sengaja atau pun tidak, hal-hal berikut harus diperhatikan oleh pemimpin. a. Bobot dari kesalahan yang diperbuat oleh seseorang bawahan dimaksud. b. Unsur-unsur administrasi, hukum, sosial, ekonomi, politik, rohani/moral/etis yang terdapat dalam kekeliruan/kesalahan tersebut. c. Kualitas keputusan yang dilakukan dan efeknya terhadap organisasi, pemimpin, dan bawahan dimaksud. d. Disiplin dapat diwujudkan dengan cara-cara berikut. - Teguran Teguran (reprimend) dapat dilakukan secara bertahap, mulai dari teguran lisan sampai kepada teguran tertulis yang dicatat secara teratur. Teguran dapat diberikan bagi kekeliruan yang dinilai ringan. - Peringatan atau ancaman keras Peringatan atau ancaman keras perlu diberikan bagi pelanggaran yang dinilai berat/besar oleh pemimpin. Peringatan atau ancaman keras harus selalu diberikan dalam bentuk tertulis. - Pemutusan hubungan kerja Pemutusan hubungan kerja dapat diberikan atas penilaian pemimpin terhadap pelanggaran berat seseorang bawahan yang sangat merugikan dan tidak dapat diperbaiki lagi. Di sini, pemutusan hubungan kerja diberikan demi kebaikan organisasi, pemimpin, maupun bawahan. Disiplin yang baik dan benar dalam kepemimpinan akan selalu membangun serta membawa kemajuan. Pemimpin yang berhikmat akan selalu menerapkan disiplin dalam hidup dan kerja sehingga membawa dampak positif bagi kemajuan hidup dan kerja dalam organisasi. Pada akhirnya, perlulah disadari bahwa disiplin dalam kehidupan berorganisasi, bekerja, berkelompok, dan individu merupakan adanya gambaran tekad, kemauan, serta komitmen yang sedang diejawentahkan. Hal ini menentukan kohesi tinggi dalam mekanisme sosial yang memastikan hubungan dan kerja sama yang erat, yang secara pasti mengarah kepada keberhasilan/kesuksesan hidup dan kerja kelompok maupun individu. Diambil dan diedit seperlunya dari: Judul buku: Kepemimpinan yang Dinamis Judul bab : Disiplin Kepemimpinan Penulis : Pdt. Dr. Yakob Tomatala Penerbit : Gandum Mas, Malang 1997 Halaman : 249 -- 253 ==================================**================================== TIPS -*- MEMBANGUN DISIPLIN DIRI -*- Penjelasan paling baik untuk filosofi mengenai bagaimana membangun disiplin diri adalah analogi. Disiplin diri itu seperti otot. Semakin Anda melatihnya, semakin kuat Anda. Semakin Anda tidak melatihnya, semakin lemah Anda. Seperti halnya semua orang memunyai kekuatan otot yang berbeda, kita semua memiliki tingkat disiplin yang berbeda juga. Setiap orang memiliki disiplin diri -- jika Anda mampu menahan napas selama beberapa detik, itu berarti Anda memiliki disiplin diri. Namun begitu, tidak semua orang mengembangkan disiplin mereka pada tingkat yang sama. Diperlukan otot untuk membangun otot. Maka dari itu, untuk membangun disiplin diri, kita memerlukan disiplin diri. Cara untuk membangun disiplin diri analoginya sama dengan melakukan angkat beban untuk membangun otot. Ini berarti mengangkat beban sampai mendekati batas kemampuan/kekuatan. Perhatikan ketika Anda mengangkat beban, Anda mengangkat beban yang mampu Anda angkat. Anda memaksa otot-otot Anda sampai Anda tidak kuat lagi dan kemudian beristirahat. Hampir sama, metode dasar untuk membangun disiplin diri adalah menjalani tantangan yang mampu Anda selesaikan, tapi untuk menyelesaikannya Anda harus bersusah payah dan mengerahkan segenap tenaga/kekuatan. Ini bukan berarti mencoba melakukan sesuatu dan gagal melakukannya setiap hari. Ini juga bukan berarti Anda harus melakukan sesuatu yang dapat dengan mudah Anda lakukan. Anda tidak akan mendapatkan kekuatan dengan mengangkat beban yang tidak mampu Anda angkat dan Anda juga tidak akan mendapatkan kekuatan dengan mengangkat beban yang terlalu ringan. Anda harus memulai dengan beban/tantangan yang dapat Anda angkat/jalani, tapi untuk melakukan hal itu, Anda harus bersusah payah sampai mendekati batas kekuatan Anda. Latihan progresif berarti sekali Anda sukses, Anda menaikkan tingkat tantangannya setingkat lebih tinggi. Jika Anda tetap mengangkat beban dengan berat yang sama setiap waktu, Anda tidak akan bertambah kuat. Demikian halnya, jika Anda gagal menantang diri Anda sendiri dalam kehidupan, Anda tidak akan mampu untuk berdisiplin diri. Adalah suatu kesalahan untuk memaksa diri Anda terlalu keras saat Anda membangun disiplin diri. Jika Anda mencoba mengubah hidup Anda dalam semalam dengan menetapkan lusinan tujuan untuk diri Anda sendiri dan keesokan harinya Anda berharap bisa memulai melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan-tujuan itu secara konsisten, Anda hampir pasti akan mengalami kegagalan. Hal itu sama seperti orang yang pergi ke tempat fitnes untuk pertama kalinya dan mencoba mengangkat beban tiga ratus kilogram. Anda hanya akan terlihat bodoh. Jika Anda hanya mampu mengangkat sepuluh kilogram beban, Anda hanya bisa mengangkat sepuluh kilogram beban. Bukan sesuatu yang memalukan jika Anda memulai dari apa yang bisa Anda lakukan. Dengan latihan, Anda akan menjadi semakin kuat. Sama halnya jika sekarang Anda sangat tidak disiplin, Anda masih dapat menggunakan sedikit disiplin yang Anda miliki untuk dilatih sehingga Anda dapat menjadi semakin disiplin. Semakin Anda disiplin, hidup Anda semakin mudah untuk dijalani. Tantangan yang pada mulanya terlihat mustahil bagi Anda untuk dijalani, akhirnya akan tampak seperti mainan anak-anak. Saat Anda semakin kuat, berat beban yang sama akan terasa semakin ringan. Jangan bandingkan diri Anda dengan orang lain. Itu tidak akan menolong. Jika Anda berpikir bahwa Anda lemah, orang lain akan tampak lebih kuat. Sebaliknya, jika Anda berpikir bahwa Anda kuat, orang lain akan tampak lebih lemah. Tidak ada gunanya melakukan hal tersebut. Lihatlah kemampuan Anda sendiri dan bercita-citalah bahwa Anda akan semakin kuat saat Anda melatih diri. (t/Dian) Diterjemahkan dan diringkas dari: Situs : stevepavlina.com Judul asli: Self-Discipline Penulis : Steve Pavlina Alamat URL: http://www.stevepavlina.com/blog/2005/06/self-discipline/ ==================================**================================== INSPIRASI -*- RAJA BUKIT -*- Jalan menuju puncak itu berat. Tidak banyak orang yang akan pernah mencapai tempat di mana mereka dianggap sebagai salah satu yang terbaik di bidangnya. Bahkan lebih sedikit lagi yang dianggap sebagai yang terbaik. Namun, itulah yang telah dicapai oleh Jerry Rice. Ia disebut sebagai orang terbaik di bidang olahraga rugby. Dan ia juga memunyai rekor untuk membuktikannya. Orang yang mengenalnya mengatakan bahwa ia memiliki bakat alami. Secara fisik, karunia yang diberikan Allah kepadanya sungguh luar biasa. Ia memiliki segala yang dicari oleh seorang pemimpin dalam diri pemainnya. Pelatih yang termasuk "Hall of Fame" (penghargaan atas prestasinya), Bill Walsh, mengatakan, "Saya rasa tak ada orang yang dapat menandinginya secara fisik." Namun, bukan itu saja yang membuatnya hebat. Kunci sukses dirinya yang sesungguhnya adalah disiplin diri. Tidak seperti pemain rugby mana pun, ia berlatih setiap hari. Kisah kemampuan Rice untuk mendorong dirinya sendiri tercermin dari pengalamannya menaklukkan bukit. Yang pertama adalah ketika ia masih duduk di sekolah menengah. Di akhir setiap latihan, Pelatih B.L. Moor High School, Charles Davis, suka menyuruh para pemainnya lari turun naik bukit sejauh empat puluh yard sebanyak dua puluh kali. Pada suatu hari yang sangat panas, Rice ingin menyerah setelah sebelas kali turun naik bukit. Sementara ia menyelinap menuju ruang ganti pakaian, ia sadar akan perbuatannya. "Jangan menyerah," katanya kepada diri sendiri, "karena begitu menyerah, kamu akan merasa OK-OK saja". Ia pun kembali dan menyelesaikan larinya dan ia tidak pernah menyerah semenjak itu. Sebagai pemain profesional, ia terkenal dengan kemampuannya untuk lari mendaki bukit lainnya. Yang satu ini adalah trek sejauh 2,5 mil di San Carlos, California, yang menjadi bagian teratur dari latihannya. Para pemain top lain berusaha mengimbanginya, namun mereka semua kalah stamina. Hanya saja, itu hanyalah sebagian dari latihan rutin Rice. Bahkan di luar musim bertanding pun, sementara pemain lainnya memancing atau bersantai, Rice tetap berlatih, mulai dari pukul 07.00 pagi hingga siang hari. Seseorang pernah bergurau, "Kondisinya begitu baik sehingga membuat Jamie Lee Curtis tampak seperti James Earl Jones." "Yang tidak dipahami banyak orang tentang Jerry adalah bahwa baginya, rugby itu dua belas bulan penuh," kata seorang pemain NFL lainnya. "Ia punya bakat alami, tapi ia tetap latihan. Itulah yang membedakan antara yang baik dan yang hebat." Baru-baru ini, Rice mendaki bukit lainnya dalam kariernya: ia kembali setelah kecelakaan parah. Sebelumnya, ia tidak pernah melewatkan pertandingan dalam sembilan belas musim bertanding. Itu adalah bukti dari etika kerjanya yang penuh disiplin serta keuletan yang mutlak. Ketika lututnya terluka pada tanggal 31 Agustus 1997, orang pikir ia takkan main lagi musim itu. Toh, hanya ada satu pemain yang pernah mengalami kecelakaan yang sama dan main lagi di musim yang sama, yaitu Rod Woodson. Lututnya pulih dalam waktu empat setengah bulan. Rice pulih dalam waktu tiga setengah bulan -- melalui daya tahan, tekad, serta disiplin diri yang luar biasa. Orang tidak pernah melihat yang sepertinya. Rice terus membangun rekornya dan reputasinya sambil membantu timnya menang. Jerry Rice adalah teladan sempurna dalam hal kuasa disiplin diri. Tak seorang pun dapat mencapai dan mempertahankan sukses tanpa disiplin diri. Dan seberapa berbakat pun seorang pemimpin, karunia-karunianya takkan pernah mencapai potensi maksimal tanpa disiplin diri. Disiplin diri memosisikan seorang pemimpin untuk mencapai tingkat tertinggi dan merupakan kunci bagi kepemimpinan yang langgeng. Diambil dan diedit seperlunya dari: Judul buku: 21 Kualitas Kepemimpinan Sejati Judul bab : Disiplin Diri: Orang yang Pertama Anda Pimpin Adalah Diri Anda Sendiri Penulis : John C. Maxwell Penerjemah: Drs. Arvin Saputra Penerbit : Interaksara, Batam Centre 2001 Halaman : 178 -- 180 ==================================**================================== Berlangganan : subscribe-i-kan-leadership(at)xc.org Berhenti : unsubscribe-i-kan-leadership(at)xc.org Kontak e-Leadership: leadership(at)sabda.org Arsip e-Leadership : http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip Situs Indo Lead : http://www.sabda.org/lead/ ---------------------------------------------------------------------- Redaksi e-Leadership: Dian Pradana e-Leadership merupakan kerja sama antara Indo Lead, YLSA, dll. Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Bahan ini dapat dibaca secara on-line di situs: http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/ Copyright(c) 2007 oleh YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ==================================**==================================
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |