Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/23 |
|
e-Leadership edisi 23 (8-11-2007)
|
|
Edisi November 2007 ==================================**================================== Milis Publikasi e-LEADERSHIP **** Topik: Berpikir Positif ==================================**================================== MENU SAJI EDITORIAL : Berpikir Positif ARTIKEL : Berhentilah Merasa Khawatir TIPS : Mengembangkan Cara Berpikir Positif INSPIRASI : Lebih dari Sekadar Keringat Serta Inspirasi JELAJAH : Mind Tools STOP PRESS : - Indonesian Christian Networks: Equipping One Another - Mengenal Dunia Penulisan Melalui Pelitaku ==================================**================================== EDITORIAL -*- BERPIKIR POSITIF -*- Baru-baru ini saya mendapat kiriman sebuah artikel yang membuat saya kagum. Artikel itu mengisahkan seorang manajer pada sebuah restoran yang sekaligus menjadi motivator di tempat kerjanya. Jika karyawannya sedang mengalami hari yang buruk, dia selalu ada di sana, memberitahu bagaimana melihat sisi positif dari situasi yang tengah dialami, dan ini selalu dilakukannya di sepanjang hidup dan kariernya. Bagaimana mungkin kita juga bisa menjaga pikiran kita untuk terus berpikir positif atas apa yang terjadi di dalam hidup kita? Hidup memang pilihan. Oleh karena itu, setiap kali bangun tidur, ada baiknya jika kita memilih untuk menjalaninya dengan bersikap positif. Terlebih dengan memandang bahwa Tuhan tidak pernah merancangkan kecelakaan kepada kita (Yer. 29:11) dan bahwa segala sesuatu terjadi untuk kebaikan kita (Rm. 8:28). Dengan demikian, kita dapat menjadikannya sebagai kesempatan untuk belajar dan mengambil hal-hal positif dalam menjalani hidup di kemudian hari. Bayangkan bila kita berhasil menerapkan hal ini kepada orang-orang yang kita pimpin. Betapa besar dampaknya! Edisi kali ini kiranya mengingatkan para pemimpin Kristen bagaimana seharusnya hidup; bahwa melalui pikiran yang positif akan menghasilkan sikap hidup yang positif pula sehingga kita dapat mensyukuri hidup dan berdampak pada orang yang kita pimpin. Temukan hal-hal positif melalui Artikel, Tips, dan Inspirasi kali ini. Selamat menyimak, selamat berpikir positif! Redaksi Tamu e-Leadership, Pipin Kuntami "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur." (Filipi 4:6) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Filipi+4:6 > ==================================**================================== No problem is insurmountable. With a little courage, teamwork, and determination, a person can overcome anything. (B. Dodge) ==================================**================================== ARTIKEL -*- BERHENTILAH MERASA KHAWATIR -*- "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting daripada makanan dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di surga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu. Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok memiliki kesusahannya tersendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari" (Matius 6:25-29, 34). Apakah Anda terbiasa merasa khawatir? Apakah Anda menghabiskan sebagian besar perhatian dan tenaga untuk khawatir terhadap berbagai kesalahan masa lampau atau pikiran tentang masa mendatang? Bagaimana Anda menilai dengan jujur tentang apa yang Anda dapatkan di saat merasa kuatir? Apa yang Anda peroleh dari pekerjaan yang hanya berdasarkan pada kekhawatiran? Jika langkah pertama untuk menjadi pemimpin efektif terhadap orang lain adalah terlebih dahulu menjadi pemimpin diri sendiri yang efektif, apakah terus-menerus merasa khawatir merupakan ciri dari seorang pemimpin yang baik? Yesus pernah menyampaikan pemikiran-Nya sebagai suatu analisis yang cukup mendalam, yaitu mengenai kegagalan karena sebuah kekhawatiran. Firman-Nya mengenai hal ini merupakan yang paling puitis dan tajam: "Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung .... Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berbakaian seindah salah satu dari bunga itu." Tentunya, burung-burung dan bunga-bunga di ladang tidak pernah tergesa-gesa karena kekhawatiran terhadap berbagai kesalahan masa lampau atau bencana di masa mendatang. Pada dasarnya, mereka itu selalu baik adanya. Kenyataannya, mereka lebih daripada sekadar baik dengan tampak melayang tinggi di udara dan menikmati keindahan bumi yang memiliki gambaran hidup yang luar biasa indah dan keharuman teramat mewah. "Mengapa harus kuatir?" tanya Yesus. Sangatlah tidak masuk akal. Namun, sisi estetis dari orasi Yesus memuat lebih daripada sekadar prosa puitis tentang alam. Kenyataannya, bagian yang paling saya sukai dari filosofi-Nya tentang anjuran untuk membebaskan diri dari kekhawatiran berkaitan dengan akibat kekhawatiran itu sendiri. "Dan siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?" Dalam Injil Lukas 12:26, Ia menambahkan, "Jikalau kamu tidak sanggup membuat barang yang paling kecil, mengapa kamu kuatir akan hal-hal lain?" Kita ditawarkan tantangan yang lebih mendalam untuk menggambarkan seluruh tenaga dan waktu yang terbuang karena kekhawatiran. Sebenarnya, jika kita memang bukan orang yang suka menderita, kita tidak akan mengalami proses munculnya kekhawatiran itu sendiri. Seperti yang ditunjukkan Yesus, bahwa hal itu tidak dapat dimasukkan ke dalam kehidupan kita sekecil apa pun bentuknya pada waktu tertentu. Kenyataannya, setumpuk bukti medis menunjukkan hal yang sebaliknya; bahwa stres yang disebabkan oleh kekhawatiran dapat menimbulkan berbagai permasalahan pribadi, termasuk semua penyakit yang secara dramatis dapat memperpendek usia seseorang, misalnya kanker, penyakit jantung, dan banyak lainnya. Yang pasti, kekhawatiran sama sekali tidak dapat sedikit pun memperpanjang usia, namun justru memperpendeknya, dan sering kali begitu dramatis. Stres yang berasal dari pergumulan diri seseorang dan tumpukan dari tekanan yang memerlukan perhatian kita di dalam pekerjaan dan kehidupan pribadi kita dapat disangkal sebagai penyebab lebih banyak lagi gangguan kesehatan dan psikologis daripada sumber lainnya. Banyak penelitian yang menuduh stres sebagai penyebab berbagai gangguan penyakit dan memerlukan biaya penyembuhan miliaran dolar. (Biaya untuk mengatasi stres akibat pekerjaan di AS diperkirakan menghabiskan sekitar 200 miliar setahun.) Tidaklah mengherankan jika kemudian stres dianggap sebagai penyakit abad ke-20 oleh ILO (International Labour Organization) yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dapatlah dikatakan secara sederhana bahwa stres dapat membuat hidup kita menjadi kacau. Suatu kandungan yang sangat berbahaya dari stres yang merusak adalah proses mental yang kita sebut kekhawatiran. Meskipun pengetahuan dan praktik kesehatan berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir, epidemi dari kekhawatiran yang destruktif dan stres masih terus berlangsung. Sebagai contoh, salah satu perhatian utama masyarakat akhir-akhir ini adalah ketakutan akan kehilangan pekerjaan. Sebuah survei yang dilakukan terhadap 2;2 juta orang selama empat tahun terakhir ini, telah menemukan bahwa hampir setengah dari pekerja di AS merasa khawatir akan kehilangan pekerjaan. Lebih lanjut, hampir setengahnya pula percaya bahwa kinerja yang baik tidak akan menghindarkan mereka dari PHK oleh pemilik perusahaan yang tidak loyal. Ketika pertimbangan semacam itu dipahami sebagai penyebab banyaknya orang yang kehilangan pekerjaan, ada hal menarik untuk dicatat bahwa kekhawatiran yang meluas ini terjadi pada saat pengangguran berada pada tingkat yang paling rendah. Kenyataan telah menunjukkan bahwa kekhawatiran dan stres dapat menjadi berbahaya bukanlah hal yang baru bagi kita; kita telah mendengar tentang semua itu sebelumnya. Lebih jauh lagi, kebanyakan dari kita dapat menerima dan mempercayai pesan yang berkelanjutan ini. Masalahnva, melakukan sesuatu hal terhadap proses kekhawatiran merupakan suatu tantangan yang paling sulit dipahami dalam kehidupan manusia. Kekhawatiran dapat mengarah pada kekosongan fisik, penyakit, gangguan psikologis, dan mengacaukan hubungan antarpribadi. Kehidupan saya telah dipenuhi dengan bukti-bukti mengenai kapasitas kekhawatiran yang destruktif. Pada perjalanan karier sebelumnya dalam bidang ritel, saya pernah memunyai seorang pimpinan yang diketahui mengidap suatu kekhawatiran yang sangat ekstensif sehingga mengalami insomnia yang berkepanjangan. Ia juga mengidap gangguan pada lambung yang membuatnya sering sakit. Ada juga kawan sekerja yang mengakui bahwa ia menjadi peminum berat setiap malam untuk meredam sakitnya itu. Seorang kawan lainnya meyakini sekali bahwa seorang teman dekatnya meninggal karena mengidap kanker yang disebabkan oleh kekhawatiran selama bertahun-tahun di dalam pekerjaannya. Banyak kasus semacam ini yang tidak terhitung jumlahnya. Saya sendiri pernah memunyai pengalaman kehabisan energi dan berbagai gejala fisik lainnya selama kehidupan saya yang dipenuhi oleh stres. Jadi, mengatasi kekhawatiran telah menjadi hal yang sangat penting bagi saya. Terutama, seperti telah dikemukakan pada bagian awal, banyak bukti menunjukkan adanya hubungan antara kekhawatiran yang menyebabkan stres dengan penyakit, penyalahgunaan narkoba dan alkohol; dan menjadi sumber utama dari penyakit yang paling buruk bagi kehidupan manusia. Di tengah masyarakat yang bergerak begitu cepat dan penuh persaingan, muncul di mana-mana buku dan seminar yang menjelaskan usaha untuk menolong diri sendiri dengan menawarkan berbagai macam teknik yang menjamin mampu mengusir segala bentuk ketakutan dan kekhawatiran dari kehidupan kita. Beberapa dari buku dan seminar sebagai pengobatan yang potensial ini, sayangnya hanya memberikan suatu kelegaan yang bersifat sementara, penyembuhan jangka pendek, dan terbatas pada orang-orang tertentu. Apa yang sebenarnya diperlukan adalah sesuatu yang lebih meresap ke dalam keseluruhan sistem kepercayaan kita, mudah dipahami, dan memiliki strategi yang sesuai dengan perilaku dan terarah untuk mengatasi seluruh proses kekhawatiran yang begitu menggoda. Pengobatan riil terhadap kekhawatiran dapat bersandar pada perubahan mendasar dari cara kita melihat diri dan kehidupan kita sehari-hari. Secara pribadi, saya menemukan falsafah dan resep yang bermanfaat untuk membantu diri sendiri secara psikologis tapi selalu saja tidak mencukupi. Seperti halnya kebanyakan orang, saya melanjutkan pencarian pada sumber kedamaian dan kebahagiaan yang mampu memberikan suatu dasar yang kokoh bagi kesehatan, kehidupan penuh vitalitas dari pribadi yang efektif, dengan sedikit dasar kekhawatiran, dan usaha mengurangi pemborosan energi. Dalam pencarian saya yang lebih luas itu, tak satu pun falsafah bermakna paling dalam yang saya temui daripada seperti yang sudah ditawarkan Yesus pada sekitar dua ribu tahun yang lampau. Yesus tidak memerlukan suatu bukti penelitian kontemporer untuk membuat posisinya meyakinkan orang lain. Kekhawatiran dan stres yang bersifat negatif menyebabkan kita menjauh dari kebahagiaan hidup kita sehari-hari secara dramatis dan tanpa nilai apa pun. Kekhawatiran akan menyelimuti pikiran kita dengan berbagai pikiran yang sangat mengganggu dan menyebabkan badan kita jelas-jelas teramat sakit, lelah, dan bersikap kasar. Meskipun kita percaya bahwa itu menjadi tanda dari perasaan cinta pada orang yang kita khawatirkan, namun hal itu justru telah mengurangi kemampuan kita untuk mencintai. Jadi, apa yang harus kita lakukan dalam menghadapi kekhawatiran? Yesus mengusulkan dua strategi penting. Pertama, kenalilah kekhawatiran kita dan berbagai kegagalan yang ditimbulkannya. Dengan demikian, kita dapat mengambil manfaat dari pemikiran kita daripada membiarkan kekhawatiran bergerak liar merusak pikiran dan energi kita. Sebagai gantinya, kita dapat menjadi lebih waspada dan memahami kerugian yang ditimbulkannya. Ini merupakan langkah pertama yang sangat penting karena dapat membentuk suatu dasar, terutama motivasi, untuk berubah. Kedua, Yesus memberikan dorongan kepada kita untuk tidak mengkhawatirkan hari esok sehingga kita mampu membiarkan masalah hari ini hanya untuk hari ini. Nasihat seperti ini sangat konsisten dengan kebijaksanaan umum yang mengimbau kita untuk memusatkan perhatian pada keadaan hidup saat ini saja. Tentunya, masih banyak resep lainnya yang disediakan oleh Yesus untuk membangun falsafah yang dapat mengatasi kekhawatiran. Contohnya, satu pendekatan berdasarkan prosedur Rowland Folensbee (Direktur klinik penyembuhan kekhawatiran di Houston) yang mencakup tiga langkah utama, yaitu: (1) kenalilah kekhawatiran itu sedini mungkin; (2) selingilah kekhawatiran yang kita alami dengan berbagai teknik, seperti relaksasi semua otot secara progresif atau meditasi (Yesus akan menyarankan untuk berdoa); (3) luangkanlah waktu selama tiga puluh menit setiap harinya untuk merasa khawatir. Ya, memang benar, langkah terakhir tersebut kita gunakan untuk memakai rasa khawatir kita dengan mengikatnya selama setengah jam setiap harinya. Daripada membiarkan kekhawatiran berjalan tidak terkendali, kita diminta untuk merangkum seluruh kekhawatiran kita dan kemudian memberikan kesempatan untuk mengendalikan dosisnya (tidak seperti suntikan untuk menyembuhkan suatu penyakit) sesuai dengan waktu yang telah kita tentukan. Banyak klien yang berpengalaman di dalam mengurangi kekhawatiran sebanyak hampir lima puluh persen telah menggunakan prosedur ini. Sebagai contoh, seorang direktur utama perusahaan asuransi dilaporkan menderita perasaan khawatir yang sangat kronis selama hidupnya. Ia merasa begitu lelah karena kurang tidur pada malam harinya dan menurun produktivitas serta kualitas hidupnya. Setelah menerapkan prosedur pengurangan kekhawatiran selama beberapa bulan, kekhawatirannya berangsur lenyap. Dia mengungkapkan, "Ketika saya sedang berada dalam masa mengatur diri untuk merasa khawatir, justru pada separuh dari waktu yang ada saya mengalami kesulitan untuk merasa khawatir." Yesus pun justru bertanya, mengapa kita tidak mengendalikan kekhawatiran itu dan bukan sebaliknya kekhawatiran yang mengendalikan kita? Jika kita mampu mengendalikan kekhawatiran secara efektif, hal itu akan menjadi salah satu rahmat yang sangat memberdayakan diri kita sendiri. Selain itu, akan menjadi langkah nyata yang mengarah pada perbaikan luar biasa atas kemampuan kita dalam memimpin diri sendiri dan orang lain sehingga mereka pun mampu memberdayakan diri mereka sendiri. Kekhawatiran yang berlebihan dapat mengurangi vitalitas dan kemampuan yang diperlukan seorang pemimpin di dalam memimpin dirinya sendiri dan orang lain. Diambil dan diedit seperlunya dari: Judul buku : The Leadership Wisdom of Jesus Judul artikel: Berhentilah Merasa Khawatir Penulis : Charles C. Manz Penerbit : Bhuana Ilmu Populer, Jakarta 2004 Halaman : 29 -- 35 ==================================**================================== TIPS -*- MENGEMBANGKAN CARA BERPIKIR POSITIF -*- Dirangkum oleh: Dian Pradana Kita semakin menyadari sekarang jika berpikir positif dan berhenti mengkhawatirkan segala sesuatu adalah sesuatu yang penting kita lakukan dalam meraih suatu kerberhasilan, baik untuk menjadi pemimpin atau saat kita memimpin. Oleh karena itu, latihlah diri Anda untuk terus berpikir positif. Berikut ini ada beberapa tips untuk mengembangkan cara berpikir positif. 1. Selalu gunakan kata-kata yang positif saat Anda berpikir dan berbicara. Gunakan kata-kata seperti "Tuhan pasti memampukanku", "Dengan pertolongan Tuhan, aku pasti bisa melakukannya", dll.. 2. Biarkan pikiran Anda dipenuhi dengan kebahagiaan, kekuatan, dan keberhasilan. Apa pun situasi yang Anda hadapi, carilah dan isilah pikiran Anda dengan sisi positif dari situasi tersebut. Dalam segala sesuatu, sisi positif dan negatif selalu ada. Seburuk apa pun situasi yang Anda alami, pasti ada sisi positif yang terkandung dalam situasi itu. Mungkin sulit untuk melihat sisi positif dari apa yang Anda alami, tapi cobalah lihat lebih dalam, sisi positif itu pasti ada. 3. Cobalah untuk menghilangkan dan mengabaikan pikiran yang negatif. Gantikan pikiran yang negatif dengan pikiran-pikiran yang membangun. Ganti pikiran: "saya tidak bisa melakukan hal ini" dengan "saya bisa melakukan hal ini dengan lebih baik setiap saat saya memohon penyertaan Tuhan dan mencoba melakukannya". 4. Sebelum melakukan sesuatu, jangan bayangkan sebuah kegagalan, tapi bayangkanlah keberhasilan yang Anda akan dapat setelah melakukan sesuatu hal tersebut. Jika Anda membayangkannya dengan sungguh-sungguh dan penuh iman, Anda akan terheran-heran dengan apa yang terjadi nantinya. 5. Cobalah untuk tidak memikirkan sesuatu secara berlebihan. Sering kali kita terjebak untuk terlalu banyak berpikir dan menghabiskan banyak waktu untuk menimbang-nimbang atau memikirkan apa yang orang lain mungkin pikirkan tentang diri kita. Hal itu akan membuat Anda tidak bisa mengeluarkan kemampuan terbaik Anda. 6. Penuhi pikiran Anda dengan talenta-talenta anugerah Tuhan yang Anda miliki. Jangan biarkan pikiran Anda dipenuhi dengan kelemahan-kelemahan yang mungkin Anda miliki. Dengan memikirkan setiap talenta yang Anda miliki, nantinya Anda akan semakin mengenali kemampuan Anda yang membedakan Anda dari orang lain. Jadikan cara berpikir yang demikian itu sebagai topi Anda. Jangan pakai "topi pikiran negatif". 7. Bergaullah dengan orang-orang yang berpikir positif. Pikiran yang positif itu seperti penyakit menular. Jika Anda berada di dekat orang-orang yang pikirannya dipenuhi kebahagiaan dan keoptimisan, Anda akan secara otomatis dipengaruhi oleh cara berpikir mereka yang positif. 8. Bacalah buku-buku yang membangkitkan inspirasi -- setidaknya satu halaman setiap harinya. Buku-buku inspiratif seperti itu akan membantu Anda untuk dapat berpikir positif. 9. Biasakan untuk selalu duduk dan berjalan dengan punggung tegak. Kebiasaan seperti itu akan membantu meningkatkan rasa percaya diri dan kekuatan yang ada dalam diri Anda. 10. Berjalan, berenang, atau berolahragalah. Hal-hal tersebut akan membantu Anda untuk mengembangkan pikiran dan sikap yang lebih positif. Putuskan untuk berpikir positif mulai sekarang dan tinggalkan pikiran-pikiran yang negatif. Tidak ada kata terlambat untuk mulai berpikir positif dan Anda akan segera mengalami hal-hal yang lebih baik daripada sebelumnya. Sumber bacaan: Williams, Aurelia. Dump the Junk & Think Positively!, dalam http://momsnichearticles.com/Articles/article_details.php?sbiz_id=49 Sasson, Remez. Positive Thinking Your Key to Success, dalam http://www.successconsciousness.com/index_00003a.htm. ==================================**================================== INSPIRASI -*- LEBIH DARI SEKADAR KERINGAT SERTA INSPIRASI -*- Majalah Life menyebutnya orang nomor satu dalam milenium. Jumlah penemuannya sungguh luar biasa -- 1.093. Ia memegang hak paten lebih banyak daripada siapa pun juga di dunia, setelah dianugerahkan hak paten setidaknya satu setiap tahunnya selama enam puluh lima tahun berturut-turut. Ia juga mengembangkan laboratorium riset modern. Orang ini bernama Thomas Edison. Kebanyakan orang mengatakan kemampuan Edison itu adalah berkat kejeniusannya yang kreatif. Ia menyebutnya itu adalah berkat kerja keras. "Jenius," katanya, "artinya 99% keringat dan 1% inspirasi". Saya percaya bahwa suksesnya adalah juga berkat faktor ketiga: sikapnya yang positif. Edison adalah seorang optimis yang melihat yang terbaik dalam segalanya. "Seandainya kita melakukan segala yang dapat kita lakukan," katanya, "kita akan benar-benar membuat diri sendiri takjub". Ketika ia harus mencoba sepuluh ribu kali untuk menemukan bahan yang tepat untuk dijadikan lampu pijar, ia tidak memandangnya sebagai kegagalan. Dengan setiap upayanya, ia mendapatkan informasi tentang apa yang tidak efektif sehingga ia menjadi semakin dekat dengan solusinya. Ia tidak pernah ragu bahwa ia akan menemukan solusi yang baik. Keyakinannya dapat dirangkum dengan pernyataannya, "Kebanyakan pecundang adalah orang-orang yang tidak sadar betapa dekatnya mereka dengan sukses itu ketika mereka menyerah." Mungkin sikap positif Edison paling tampak dalam cara ia memandang tragedi yang terjadi ketika di akhir usia enam puluhan. Laboratorium yang telah dibangunnya di West Orange, New Jersey, sudah terkenal di seluruh dunia. Ia menyebut kompleks yang terdiri dari empat belas gedung itu pabrik penemuannya. Gedung utamanya sangat besar -- lebih besar dari pada tiga lapangan rugby. Dari basis operasi itu, ia dan stafnya melahirkan berbagai macam temuan, mengembangkan prototipe-prototipe, membuat produk-produk, dan mengirimkannya kepada pelanggan. Tempat itu menjadi model bagi riset serta manufaktur modern. Edison sungguh menyukai tempat tersebut. Sebisa mungkin ia melewatkan setiap menit waktunya di sana. Ia bahkan tidur di sana, sering kali di atas salah satu meja laboratoriumnya. Namun pada bulan Desember tahun 1914, laboratorium kesayangannya terbakar. Sementara ia berdiri di luar dan menyaksikannya, ia berkata, "Anak-anak, panggilkan Ibu kalian. Ia takkan pernah melihat api sebesar ini lagi". Kebanyakan orang pasti hancur hatinya. Edison tidak. "Saya memang sudah 67 tahun," katanya setelah tragedi itu, "tapi `kan belum terlalu tua untuk memulai lagi. Saya kan sudah sering mengalami hal ini". Ia pun membangun kembali laboratoriumnya dan terus bekerja selama tujuh belas tahun lagi. "Saya punya banyak gagasan, tapi kekurangan waktu," katanya. "Saya rasa umur saya paling banter seratus tahun." Ia meninggal di usia 84 tahun. Seandainya Edison bukan orang yang sangat positif, ia takkan pernah dapat mencapai sukses seperti itu sebagai penemu. Jika Anda perhatikan hidup orang dalam profesi apa pun yang mencapai sukses yang langgeng, akan Anda temukan bahwa mereka hampir selalu memiliki pandangan hidup yang positif. Jika Anda ingin menjadi pemimpin yang efektif, sikap yang positif itu penting. Sikap positif tidak hanya menentukan tingkat kecukupan diri Anda sebagai seorang individu, tetapi juga berdampak pada bagaimana orang lain berinteraksi dengan Anda. Diambil dan disesuaikan dari: Judul Buku: 21 Kualitas Kepemimpinan Sejati Judul Bab : Sikap Positif: Jika Anda Percaya Bisa, Anda Pasti Bisa Penulis : John C. Maxwell Penerjemah: Drs. Arvin Saputra Penerbit : Interaksara, Batam Centre 2001 Halaman : 128 -- 130 ==================================**================================== JELAJAH -*- MIND TOOLS -*- http://www.mindtools.com/ Bingung mencari referensi untuk mengembangkan kemampuan memimpin Anda? Situs mancanegara yang didirikan oleh James Manktelow pada tahun 1995 ini sayang untuk dilewatkan begitu saja. Lebih dari seratus bahan kepemimpinan, mengenai Time Management, Decision Making, Leadership Skills, dll., tersedia di situs yang tampilannya sarat dengan informasi ini. Mesin pencari yang memudahkan Anda dalam mencari topik-topik tertentu juga turut disediakan. Selain itu, Anda juga bisa mendaftarkan alamat surat elektronik Anda untuk mendapatkan artikel dwimingguan mengenai beragam topik kepemimpinan. Disediakan juga forum komunitas sebagai tempat berinteraksi dan bertukar pikiran dengan para pemimpin anggota situs ini. Tunggu apa lagi? Segera kunjungi situs ini dan manfaatkan beraneka fasilitas yang disediakannya. Kiriman dari: Lanny Kusumawati ==================================**================================== STOP PRESS -*- INDONESIAN CHRISTIAN NETWORKS -*- Equipping One Another Telah hadir! Situs Indonesian Christian Networks (In-Christ.Net)! Situs baru ini diproyeksikan sebagai situs yang akan memperkaya dan memperluas pelayanan yang Anda lakukan sehingga semakin tercipta kesatuan di antara tubuh Kristus. In-Christ.Net merupakan sebuah wadah yang dihadirkan guna menampung semua bidang pelayanan yang dikerjakan oleh gereja, yayasan/lembaga Kristen, maupun perorangan. Di situs ini, Anda diajak untuk membagi dan memperoleh berkat melalui menu Artikel, Blog, Links (direktori situs Kristen), Kolaborasi (yang memakai teknologi Wiki), dan Kursus LK3. Untuk memudahkan dan melengkapi Anda, In-Christ.Net menyediakan bahan-bahan dalam berbagai "network" pelayanan. Salah satunya melalui "network" Leadership. Bila Anda adalah seorang pemimpin, calon pemimpin, atau yang menaruh minat pada dunia kepemimpinan, Anda sangat diundang untuk bersama-sama belajar, berbagi, dan menambah wawasan seputar dunia kepemimpinan Kristen melalui situs ini. Bagikanlah pengalaman dan wawasan dalam bidang kepemimpinan Kristen, baik dengan menulis artikel < http://www.in-christ.net/topic_blog/leadership > dan blog < http://www.in-christ.net/topic_artikel/leadership > serta memberikan komentar-komentar. Lebih daripada itu, menu Links (berisi ulasan berbagai situs) dan Kolaborasi juga pasti akan mendukung kita semua untuk saling membangun wawasan dunia kepemimpinan Kristen. Sesuai dengan moto In-Christ.Net: "Equipping One Another", diharapkan semua anggota, termasuk Anda, dapat saling melengkapi di dalam Tuhan. Ayo, kunjungi dan ramaikan dunia kepemimpinan Kristen di dunia maya dengan berkunjung ke alamat: ==> http://www.in-christ.net/ -*- MENGENAL DUNIA PENULISAN MELALUI PELITAKU -*- Anda ingin memiliki wawasan seputar dunia penulisan? Ingin tahu trik dan tips dunia penulisan? Ingin mendiskusikan hal-hal seputar penulisan? Tidak salah bila Anda arahkan penjelajah Anda untuk mengunjungi Pelitaku, situs Penulis Literatur Kristen dan Umum. Sebagai salah satu situs dari Yayasan Lembaga SABDA (YLSA), situs ini menyajikan beragam artikel, panduan, dan kisah-kisah yang berkaitan dengan dunia penulisan, baik Kristen maupun umum. Tulisan-tulisan di sana telah dibagi dalam berbagai kategori. Sebut saja Dunia Penulisan Kristen, Budaya Menulis dan Membaca, Tips dan Trik Menulis, Kaidah dan Pemakaian Bahasa, Biografi Penulis Dunia, plus beberapa lainnya. Selain itu, dengan menjadi anggota Pelitaku, Anda juga dapat menyumbangkan tulisan tentang dunia penulisan, juga memberi tanggapan terhadap seluruh tulisan yang ada di sana. Atau sekadar berdiskusi di Forum Pelitaku yang membahas beragam topik dunia penulisan. Nah, jika Anda memang berminat untuk mengembangkan dunia penulisan Kristen maupun masih sekadar ingin belajar menulis, kunjungi saja situs Pelitaku: ==> http://pelitaku.sabda.org/ ==================================**================================== Berlangganan : subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org Berhenti : unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org Kontak e-Leadership: leadership(at)sabda.org Arsip e-Leadership : http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip Situs Indo Lead : http://lead.sabda.org/ ---------------------------------------------------------------------- Redaksi e-Leadership: Dian Pradana Redaksi tamu: Pipin Kuntami e-Leadership merupakan kerja sama antara Indo Lead, YLSA, dll. Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Bahan ini dapat dibaca secara on-line di situs: http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/ Copyright(c) 2007 oleh YLSA http://ylsa.sabda.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ==================================**==================================
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |