Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/3 |
|
e-Leadership edisi 3 (16-3-2006)
|
|
Edisi Maret 2006 <><*><>========================================================<><*><> <>< Milis Publikasi e-LEADERSHIP ><> <><*><> Topik: Tugas Seorang Pemimpin <><*><>========================================================<><*><> MENU SAJI EDITORIAL : Menjalankan Peran sebagai Pemimpin ARTIKEL (1) : Apa yang Harus Dikerjakan Pemimpin? ARTIKEL (2) : Apa yang Dilakukan oleh Para Pemimpin TIPS KEPEMIMPINAN : Sepuluh Teladan Yesus Sebagai Pemimpin JELAJAH : LeadershipJournal.net INFO : Kelas Virtual PESTA Periode April - Mei 2006 ===============================><>*<><================================ <>< EDITORIAL -*- MENJALANKAN PERAN SEBAGAI PEMIMPIN -*- Pada edisi e-Leadership Pebruari yang lalu kita telah belajar tentang definisi seorang pemimpin, terutama dilihat dari kacamata kekristenan dan juga langkah awal yang perlu diperhatikan untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif dan berkarakter Kristus. Setelah kita tahu apa itu pemimpin Kristen, maka saatnya bagi kita untuk memahami apa saja yang dikerjakan oleh seorang pemimpin, khususnya pemimpin Kristen. Pendekatan seorang pemimpin bukanlah pendekatan kekuasaan, tetapi pendekatan hubungan atau relasional. Bila membicarakan aspek kepemimpinan, kita akan dihadapkan pada bahasan yang cukup luas. Namun, secara garis besar tugas utama seorang pemimpin bisa dirangkum dalam tiga hal yaitu: to ennoble, to enable, dan to empower. Adalah penting bagi seorang pemimpin Kristen untuk menjalankan ketiga tugas itu selaras dengan prinsip-prinsip kekristenan. Dua artikel yang dimuat secara berurutan dalam edisi ini kiranya dapat memberi penjelasan yang tepat. Selain itu simak juga Tips yang berjudul Sepuluh Teladan Yesus Sebagai Pemimpin. Akhir kata, selamat menyimak sajian kami. Tim Redaksi, (Kris) "Mereka telah memberi kesaksian di hadapan jemaat tentang kasihmu. Baik benar perbuatanmu, jikalau engkau menolong mereka dalam perjalanan mereka, dengan suatu cara yang berkenan kepada Allah." (3Yohanes 1:6 TB) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=3Yohanes+1:6 > ===============================><>*<><================================ THE FUNCTION OF LEADERSHIP IS TO PRODUCE MORE LEADERS, NOT MORE FOLLOWERS - Ralph Nader - ===============================><>*<><================================ <>< ARTIKEL (1) -*- APA YANG HARUS DIKERJAKAN PEMIMPIN? -*- (Robby I. Chandra) Agustinus adalah seorang pemuda yang memenuhi berbagai prasyarat kepemimpinan. Ia peduli kepada muda-mudi yang dipercayakan kepadanya. Ia menyediakan diri untuk bekerja keras dan banyak mengorbankan waktunya. Lebih dari itu, caranya mengatasi masalah- masalah yang timbul juga sangat baik. Namun, secara berkala ia mengeluhkan keadaannya kepada pendeta di gerejanya. "Berat sekali pikulan ini, Pak. Saya lelah secara mental." Setelah melayani dua tahun, ia mundur dan menghilang. Agustinus mengalami "kondisi terbakar habis" (burned out) bagaikan lilin yang dibakar dari kedua ujungnya sekaligus. Apa yang harus Anda lakukan untuk menjadi pemimpin kristiani yang berhasil dan tidak sampai "musnah terbakar" oleh panggilan ini? Di gereja, lembaga pendidikan, atau lembaga parachurch, acap kali apa yang harus Anda kerjakan sebagai pemimpin tidak terungkap secara nyata. Akibatnya banyak harapan tidak terkendali. Orang menuntut sangat banyak dari pemimpinnya, termasuk hal-hal yang tidak masuk akal. Bukankah sebagai pemimpin Anda sering merasa bahwa Anda dituntut untuk hidup sederhana namun tampil mewah, bersikap sabar tapi cekatan, serta cenderung atletis namun asketis? Anda harus bersikap tegas, sekaligus lemah lembut. Anda berani membuat terobosan, namun reflektif. Dengan kata lain, terhadap tuntutan tadi mungkin malaikat pun tak akan mampu memenuhinya. Agar pemimpin dan mereka yang dipimpin tidak menjadi kecewa dan pahit, maka sebelum mulai bekerja, seorang pemimpin harus memperjelas apa yang harus dikerjakan dan apa yang harus dihindari oleh orang yang dipimpinnya. Ia juga harus menolong mereka dalam memperjelas harapan mereka. Memang sebenarnya Anda tidak perlu memenuhi hal-hal yang keliru. Namun, orang-orang mengharapkan keteladanan dan integritas dalam gambar diri, misi hidup, dan perilaku seorang pemimpin yang berporos pada Kristus. Hal-hal tersebut harus dipenuhi. Selain itu, bila orang mengharapkan bahwa prasyarat seorang pemimpin kristiani ialah lebih berani menggantungkan diri kepada-Nya, serta menghayati panggilannya untuk memimpin, tuntutan-tuntutan seperti ini memang layak dipenuhi. Kenneth Gangel, seorang pakar, mencatat bahwa seorang pemimpin harus melakukan berbagai hal agar berhasil, meliputi Relating, Organizing, Achieving, Thinking, Envisioning, dan Enduring (menjalin hubungan, mengorganisasi, mencapai, berpikir, menggali visi, dan menanggung beban). Barangkali, inilah saatnya kita menyimak tulisan Souza, seorang pakar yang menggarisbawahi bahwa seorang pemimpin kristiani diharapkan melakukan beberapa hal berikut. To ennoble yakni memberikan perspektif yang lebih bermakna terhadap urusan yang dilaksanakan. Istilah lain ialah "heart perspective atau mengangkat hati pengikutnya". To enable yakni mendidik, menolong orang belajar, melatih, memimpin, dan konseling agar orang dapat melaksanakan tugasnya. Istilah lain ialah "head perspective" atau perspektif nalar. To empower yakni memberikan kesempatan atau daya kepada orang lain agar melaksanakan dengan baik apa yang telah dipelajari. Istilah lainnya ialah memberdayakan. Masih ada pendapat lain, bahwa pemimpin bertanggung jawab menolong pengikutnya bertumbuh pada aspek-aspek: Spiritual : visi, makna, dan standar nilai-nilai Intelektual : lebih memahami Emosional : lebih termotivasi Manajerial : lebih menguasai keterampilan dalam bekerja Jadi, jika Anda adalah seorang pemimpin, maka Anda adalah orang yang memberikan dampak kuat kepada orang lain. Anda juga harus terbeban menimbulkan perubahan pada pengikut Anda. Anda akan bahagia bila orang yang mengikuti Anda bertumbuh dan mampu memberikan kontribusi yang maksimum bagi dunia. Anda juga akan bahagia bila potensi mereka sepenuhnya berkembang, terutama bila Anda sangat peduli untuk menumbuhkan bibit-bibit pemimpin baru yang akan melanjutkan karya Anda. Anda akan mencapainya bila orang mempercayai Anda. Sumber diedit dari: Judul Buku : Landasan Pacu Kepemimpinan Judul Artikel: Apa yang Harus Dilakukan Pemimpin? Penulis : Robby I. Chandra Penerbit : Gloria Graffa, Yogyakarta, 2004 Halaman : 40-44 ===============================><>*<><================================ <>< ARTIKEL (2) -*- APA YANG DILAKUKAN OLEH PARA PEMIMPIN -*- (Kenneth O. Gangel) Tugas-tugas yang dilaksanakan seorang pemimpin meliputi bidang aktivitas utama, yaitu: mengadakan hubungan, mengorganisasi, mencapai hasil, melihat masa depan, dan kuat bertahan. 1. Para Pemimpin Mengadakan Hubungan ------------------------------------ Pemimpin tidak bisa menghindari kemunculannya di depan umum. Namun kita juga mengakui adanya pemimpin bayangan yang dimiliki sekelompok besar orang. Meskipun tidak pernah bertemu dengan pemimpin bayangan tersebut, mereka mengakui kepemimpinannya. Tetapi, baik pemimpin yang nyata tampil maupun pemimpin bayangan, mereka akan mencapai tujuan-tujuan dan menyelesaikan tugas-tugasnya melalui hubungan- hubungan. Setiap pemimpin, khususnya pemimpin Kristen, memiliki tanggung jawab yang jelas untuk melindungi berbagai hubungan, yang merupakan pusat dalam organisasi melalui semangat kasih, kepedulian, dan kerendahan hati (Filipi 2:1). Berkaitan dengan masalah bagaimana pemimpin menjalin hubungan, memang banyak gaya kepemimpinan yang ditawarkan. Tapi sekali lagi sebagai pemimpin Kristen kita bisa belajar dari Kisah Para Rasul, di mana model kelompok mendominasi setiap hal, terutama dalam pengambilan keputusan. Jadi, adalah hal yang alkitabiah jika para pemimpin Kristen bisa mendesentralisasikan program-programnya dengan terencana dan sengaja menekan tingkat kekuasaannya. 2. Para Pemimpin Mengorganisasi ------------------------------- Kitab Perjanjian Baru sangat jelas menerangkan tentang karunia untuk memimpin (administrasi), seperti yang dijelaskan oleh Paulus dalam 1 Korintus 12:27-28. Kurangnya minat untuk mengorganisasi yang merupakan inti dari perilaku kepemimpinan, adalah sikap yang sembrono, karena tanpa mengorganisasi, orang pasti hanya akan tersandung pada langkah-langkah selanjutnya. Dalam mengorganisasi, ada dua elemen penting yang perlu diperhatikan oleh seorang pemimpin. a. Rincian tugas Rincian tugas yang jelas akan membantu pemimpin untuk memahami apa saja yang harus dikerjakannya. Dengan demikian pemimpin bisa melakukan kontrol terhadap pekerjaannya. Robert H. Welch menjelaskan bahwa rincian tugas seharusnya terdiri dari lima elemen, yaitu (1) judul, (2) peryataan tentang fungsi-fungsi utama, (3) uraian tentang bagaimana seseorang yang cocok dalam organisasi, (4) pernyataan mengenai kualifikasi untuk jabatan itu, dan (5) daftar kewajiban yang ditugaskan. b. Struktur organisasi Struktur organisasi yang tepat memberikan dua bagian informasi yaitu garis kewenangan dan jarak kontrol. Tanpa kedua hal tersebut seorang pemimpin tidak akan berfungsi dengan baik. Khususnya dalam hal membuat jaringan hubungan dan membentuk satu tim kepemimpinan. 3. Para Pemimpin Berprestasi ---------------------------- Pertama-tama, tugas seorang pemimpin adalah untuk memenuhi tujuan organisasi. Untuk melakukan hal tersebut, seorang pemimpin harus bisa mengubah tujuan menjadi tugas-tugas dan sasaran yang spesifik. Selain itu, pemimpin juga harus bisa memastikan bahwa setiap orang yang dipimpin tahu dan mengerti dengan tujuan yang ingin dicapai. Seorang pemimpin harus bisa menetapkan sasaran yang jelas, dapat menciptakan skenario untuk menghasilkan kemenangan/keberhasilan- keberhasilan, bisa memberikan harapan bagi pendukung, menarik perhatian orang, dan meletakkan dasar yang membangkitkan semangat bahwa hal yang baik pada masa depan sedang menjelang. Tapi perlu disadari bahwa tidak semua tujuan dan prestasi bisa dicapai. Ada kalanya pemimpin mendapati dirinya gagal dalam mencapai tujuan tertentu. 4. Para Pemimpin Berpikir ------------------------- Salah satu peran pemimpin adalah sebagai pengambil keputusan. Pemimpin yang baik mengembangkan keterampilan observasi, mengumpulkan fakta, melakukan refleksi, bernalar, dan membuat penilaian agar sampai pada suatu solusi yang mengakibatkan kemajuan organisasi tempat mereka melayani. Meskipun tidak semua pengambilan keputusan membutuhkan proses pemecahan masalah secara penuh, tapi banyak pemimpin yang memperhitungkan proses itu. Ketika keputusan diambil menurut prosedur tersebut, maka keputusan-keputusan berikutnya akan menjadi mudah dan bertambah baik. Jika kita kembali pada Kisah Para Rasul di atas maka akan jauh lebih baik jika partisipasi dan keterlibatan anggota diperhatikan melalui proses ini. Pemimpin dituntut untuk memiliki pemikiran yang kritis. Selain itu ia juga dituntut mampu membayangkan dan menggali alternatif- alternatif baik cara, metode, maupun berbagai pengembangan ke arah yang lebih baik. Berkaitan dengan pengambilan keputusan setidaknya ada empat hal yang selama ini sering mengakibatkan pengambilan keputusan menjadi tidak efektif. Pertama, kurangnya tujuan yang jelas. Kedua, posisi atau kekuasaan yang tidak aman. Seorang pemimpin yang tidak yakin bahwa dia memiliki kewenangan untuk membuat keputusan, akan menghasilkan keragu-raguan sehingga keputusan yang diambil tidak jelas pula. Ketiga, masalah kurangnya informasi. Semakin besar dampak yang akan ditimbulkan oleh sebuah keputusan, semakin lengkap pula informasi yang dibutuhkan. Yang keempat, ketakutan, baik ketakutan terhadap perubahan maupun terhadap konsekuensi yang harus ditanggung. 5. Para Pemimpin Mengembangkan Visi ----------------------------------- Visi seharusnya menjadi fokus bagi kepemimpinan. Tapi, masih terlalu banyak pemimpin yang tidak terfokus, yang hanya melakukan tugas- tugas mereka hari demi hari sebagai suatu cara mempertahankan diri daripada mengangkat mereka untuk membersihkan berbagai hal. George Barna pernah menuliskan, "Agar visi menjadi efektif ... visi harus dibuat cukup sederhana untuk diingat, dan cukup spesifik untuk memberi arah." Seorang pemimpin harus bisa mendelegasikan tugas-tugas mereka agar memiliki kebebasan waktu untuk memikirkan masa depan dan mengembangkan visi. 6. Para Pemimpin Bertahan ------------------------- Bagi para pemimpin Kristen, kemampuan untuk bertahan itu penting sekali. Pemimpin-pemimpin efektif tetap berada dalam sebuah pelayanan sepanjang tugas-tugasnya dapat terselesaikan. Agar mampu merencanakan, membuat keputusan-keputusan, dan memperluas visi masa depan suatu pelayanan, diperlukan suatu kemampuan untuk mawas diri dalam skenario untuk jangka waktu yang lama. Jika para pengikut menganggap kedatangan seorang pemimpin hanya sebagai pengganti sementara, hanya untuk jangka waktu pendek, atau bahkan hanya sebagai pengejar karir, yang mempertimbangkan jabatan yang ada hanya sementara, maka mereka akan menunda ketertarikan mereka untuk mengikuti pemimpin itu, dan akhirnya menjauhkan diri dari keterlibatan dalam kepemimpinan kelompok. Dalam kondisi yang benar dan jenis kepemimpinan yang benar, kegagalan bisa juga menghasilkan kesuksesan. Untuk bisa bertahan, maka kegagalan harus bisa dipandang sebagai sarana di mana orang bisa mengembangkan kedewasaan, kredibilitas, dan berhak untuk disebut sebagai pemimpin. 7. Para Pemimpin Membuat Terjadinya Hal-Hal Baik ------------------------------------------------ Apa yang dilakukan oleh para pemimpin? Mereka melakukan dengan tepat panggilan Tuhan, dan mereka sadar bahwa panggilan untuk memimpin itu perlu melalui latihan-latihan, bimbingan, dan contoh-contoh kehidupan yang saleh. Ken Callahan memasukkan kalimat yang menakjubkan dalam sebuah artikel tentang kepemimpinan. "Semua manajer asyik dengan berbagai kebijaksanaan, atasan asyik dengan kekuasaan, orang yang berjiwa karismatik asyik dengan peristiwa-peristiwa pernyataan masa depan, pemimpin-pemimpin asyik dengan membantu tim menuju pemenuhan dari pencarian hidup yang mendasar." Sumber diringkas dari: Judul Buku : Leadership on Leadership Judul Artikel: Apa yang Dilakukan oleh Para Pemimpin Penulis : Kenneth O. Gangel Penerbit : Gandum Mas, Yogyakarta, 2002 Halaman : 34-54 ===============================><>*<><================================ <>< TIPS KEPEMIMPINAN -*- SEPULUH TELADAN YESUS SEBAGAI PEMIMPIN -*- (Chriswan Sungkono) Mental seorang pemimpin diperlukan oleh siapapun yang ingin mulai meniti tangga kesuksesan. Untuk itu orang biasanya mencari teladan atau idola, yaitu para pemimpin yang dapat ditiru kiat-kiatnya dan dipelajari mentalitasnya. Bagi orang Kristen, kepemimpinan dimulai dari meneladani karakter dan mental pemimpin dari tokoh terpenting dari kekristenan, yaitu Kristus. Kristus adalah seorang pemimpin yang hebat, kalau tidak bisa disebut yang paling menakjubkan. Selama masa hidup-Nya di bumi, Kristus telah memulai tiga tahun pelayanan-Nya menjadi sesuatu yang saat ini telah menjadi sebuah gerakan mendunia yang mengubah sejarah. Saat ini lebih banyak orang yang mengikuti Dia daripada pemimpin-pemimpin lainnya yang pernah dan masih hidup di dunia. Sebagai teladan, Yesus telah memberikan berbagai prinsip yang penting dalam membentuk seorang pemimpin, dan lewat hidup-Nya terkuaklah contoh-contoh nyata yang dapat kita tiru dan terapkan dalam hidup kita. Apa saja yang Yesus ajarkan dan praktikkan? Dr. Tim Elmore menjabarkan hal tersebut dalam www.growingleaders.com: Bagi Yesus, pemimpin = pelayan ------------------------------ Di acara-Nya yang terakhir bersama seluruh murid, yaitu Perjamuan Terakhir, Yesus membasuh kaki para murid, termasuk Yudas yang nantinya akan berkhianat. Yesus mengetahui posisi-Nya sebagai pemimpin, tetapi tidak melupakan panggilan-Nya untuk melayani. Ia patuh dan setia pada tujuan pelayanan-Nya. Ia mengetahui masa depan dan Ia bersedia menerimanya. (Referensi: Markus 8:35; Matius 20:25; Matius 23:11) Tujuan-Nya harus menjadi prioritas utama hidup ---------------------------------------------- Dalam banyak hal, seluruh hidup dan pelayanan Yesus adalah tentang memprioritaskan hidup dan menjalani setiap prioritas itu. Ketika Ia bicara, "Biarkan yang mati menguburkan yang mati," Yesus bicara tentang perlunya berkonsentrasi pada tujuan kita yang paling penting dan tidak mengalihkan perhatian kita pada situasi darurat sekalipun (Matius 8:22). Ketika Lazarus meninggal, Yesus tetap fokus pada apa yang sedang Ia kerjakan, dan tidak pergi mengunjungi Lazarus sampai dua hari kemudian. Yesus berjalan dalam misi-Nya. Ini artinya, kepemimpinan kita harus digerakkan bukan oleh keinginan orang-orang di sekitar, melainkan oleh tujuan hidup kita. (Referensi: Lukas 19:10; Matius 6:33) Pimpinlah diri sendiri sebelum memimpin orang lain -------------------------------------------------- Ajaran Yesus adalah: jadilah dulu sesuatu sebelum melakukannya pada orang lain. Tanpa banyak bicara, Yesus menyembuhkan orang buta, orang kusta, orang pincang, orang tuli; Ia membiarkan setiap karya- Nya berbicara untuk diri-Nya. Ia tahu bahwa orang-orang akan meniru apa yang mereka telah lihat, tapi belum tentu apa yang mereka dengar. (Referensi: Lukas 7:22; Yohanes 14:11) Perubahan datang dari hubungan, bukan dari posisi ------------------------------------------------- Yesus mengerti benar pentingnya membangun hubungan. Ia tidak mendirikan tahta di tengah kota dan berkata, "Inilah istana-Ku. Inilah satu-satunya tempat di mana kalian bisa melihat Aku." Sebaliknya, Ia malah pergi ke pasar, ke pelabuhan, ke berbagai sinagoge dan memulai pelayanan-Nya dari sana. Ia bahkan mengunjungi rumah orang-orang biasa. Jadi Ia pergi ke berbagai tempat dan membangun hubungan yang baik dengan setiap orang yang Ia kunjungi, tanpa memedulikan posisinya. (Referensi: Yohanes 4:5-30, 8:1-11) Pemimpin harus mampu mengisi dirinya sendiri -------------------------------------------- Hidup itu keras dan berat. Semakin kita sukses dan semakin banyak orang yang kita pimpin, semakin banyak hal yang mereka inginkan dari kita. Kita harus mampu memperlengkapi diri dengan berbagai hal yang mereka minta. Beberapa kali Yesus pergi menyendiri dan mencari tempat untuk melakukan introspeksi dan berdiam diri. Dengan cara itu Ia berbicara dengan Bapa-Nya dan mendapatkan lagi asupan `bahan bakar` untuk memperlengkapi diri-Nya menghadapi berbagai tantangan ke depan. (Referensi: Markus 3:7-10; Lukas 4:42-43) Pemimpin harus membuat pengikutnya berani mengambil komitmen ------------------------------------------------------------ Yesus memiliki produk yang paling dahsyat yang pernah ada, yaitu: KESELAMATAN. Ia menawarkan kesempatan pada manusia untuk memiliki hubungan baik dengan Tuhan. Ia berbicara tentang surga dan malaikat, kegembiraan dan kedamaian, dan istana yang megah. Tapi Ia tak pernah sekalipun memberikan gambaran yang terdistorsi. Ia memberi peringatan pada pengikut-Nya bahwa nanti akan terjadi penyiksaan dan kesulitan hidup pada diri mereka. Namun Yesus tidak pernah lupa mempersiapkan para pengikut-Nya untuk saat-saat berat seperti itu. (Referensi: Yohanes 6:53; Matius 16:24) Pemimpin memberi rasa aman dan kekuatan saat menangani persoalan yang berat ---------------------------------------------------------------- Yesus memberikan contoh nyata pada para pengikut-Nya, bagaimana menangani persoalan-persoalan yang berat: Ia bangun pagi-pagi sekali dan berdoa meminta panduan dari Bapa-Nya. Ia tetap tenang dan terkendali selama mengalami saat-saat yang sulit. Yesus tidak mencari masalah dengan para musuh-Nya, tapi Ia tidak pernah menunda untuk memberi teguran atas setiap kesalahan, tapi juga memberikan contoh bagaimana seharusnya bertindak. Dan yang terpenting, Yesus berhasil, dengan segala kekuatan-Nya, menyelesaikan pelayanan yang telah Ia mulai. (Referensi: Lukas 20:20-26; Matius 22:23-46) Pemimpin yang hebat memimpin di tingkatan yang lebih tinggi ----------------------------------------------------------- Yesus memimpin di tingkatan yang lebih tinggi daripada yang lainnya, dan ia meminta para pengikut-Nya membuat komitmen yang tingkatannya juga lebih tinggi dari biasanya. Yesus telah menunjukkan pola kepemimpinan yang tidak cukup dengan segala hal yang biasa-biasa saja. Pemimpin tidak boleh hanya lewat begitu saja, atau mengolah apa yang sudah ada. Yesus tahu bahwa kredibilitas seorang pemimpin muncul dari kemampuannya menyelesaikan masalah. Ia memimpin orang- orang menuju suatu hidup baru yang tidak mungkin pernah dicapai lewat usaha manusia saja. (Referensi: Yohanes 16:33; Matius 16:24) Pemimpin memilih dan mengembangkan anak buahnya yang inti --------------------------------------------------------- Setiap pemimpin yang efektif tahu satu hal: sukses diperoleh lewat orang-orang terdekatnya. Pemimpin yang efektif tidak menyerahkan masalah yang satu ini kepada keberuntungan saja. Menjadi seorang pemimpin berarti memilih siapa saja yang akan menjadi bagian dari timnya, sekaligus memberikan perhatian yang intens kepada mereka yang akan memainkan peran-peran penting dalam tim itu. Yesus tidak pernah mengambil keputusan dengan cara voting; Ia selalu memikirkan setiap pilihan yang akan diambil-Nya dengan matang terlebih dulu. Ia bahkan berdoa sepanjang malam sebelum Ia memilih keduabelas rasul. Secara konsisten, Yesus menantang orang-orang untuk mengambil langkah-langkah komitmen yang lebih dalam untuk memberitakan Kerajaan-Nya. Yesus memiliki prinsip dalam membentuk tim. Prinsip ini melibatkan seleksi yang serius, komunikasi yang intens, pemberian tanggung jawab, pengawasan yang ketat, dan keteladanan yang harus ditiru dan dilaksanakan oleh setiap anggota tim-Nya. (Referensi: Lukas 10:1; Matius 10:1) Tidak ada sukses jika tidak ada penerus --------------------------------------- Bahkan di masa awal pelayanan-Nya, Yesus memberitahukan para pengikut-Nya bahwa Ia hanya akan berada bersama-sama mereka untuk waktu yang sangat singkat. Dari waktu ke waktu mereka sering mempermasalahkan masa pelayanan-Nya yang terbatas itu. Ia menjelaskan namun juga tetap meyakinkan mereka bahwa kepergian-Nya nanti bukan sesuatu yang salah. Dari sejak awal, Yesus telah mempersiapkan mereka untuk tetap hidup meskipun Ia telah pergi ke surga. Ia memberi teladan untuk selalu mengandalkan Roh Kudus dan terus mempengaruhi sesama. Tongkat estafet harus diteruskan ke pelari berikutnya, bukan dibawa pulang. (Referensi: Matius 28:18-20; Yohanes 20:21-22) Tidak sulit bukan, menjadi seorang pemimpin itu? Yang paling berat biasanya adalah saat memulainya. Tapi setelah itu, dengan disiplin dan niat yang kuat, jejak-jejak kepemimpinan Kristus bisa segera Anda terapkan. Mulailah dari sekarang! Sumber diedit dari: Judul Majalah: getLife! Edisi 09/2005 Penulis : Chriswan Sungkono Penerbit : Yayasan Pelita Indonesia Halaman : 71-73 ===============================><>*<><================================ <>< JELAJAH LEADERSHIPJOURNAL.NET ===================== http://www.ChristianityToday.com/LeadershipMag/leaders/default.htm LeadershipJournal.net merupakan bagian dari Situs ChristianityToday.com yang khusus membahas berbagai isu kepemimpinan. Materi-materi yang tersaji dalam jurnal kepemimpinan ini dan juga editorialnya yang relevan akan memberikan wawasan yang tepat untuk masalah-masalah yang dihadapi para pendeta dan pemimpin gereja saat ini. ===============================><>*<><================================ <>< INFO -*- KELAS VIRTUAL PESTA PERIODE APRIL - MEI 2006 -*- PESTA (Pendidikan Elektronik Studi Teologia Awam) adalah kursus teologia online yang diselenggarakan oleh Yayasan Lembaga SABDA untuk membekali orang-orang Kristen awam, khususnya yang ada di `market place` untuk diperlengkapi dengan pengetahuan teologia. Kursus yang akan dibuka saat ini adalah Kelas "DASAR-DASAR IMAN KRISTEN (DIK). Bahan DIK ini terdiri dari 10 Pelajaran yang memuat pokok-pokok pengajaran penting dalam iman Kristen, khususnya tentang penciptaan manusia, kejatuhan manusia dalam dosa, rencana keselamatan Allah melalui Yesus Kristus, dan hidup baru. Waktu Pelaksanaan: Tgl. 1 - 31 Maret 2006 : Waktu pendaftaran kursus. Tgl. 1 - 25 April 2006 : Waktu bagi peserta untuk mempelajari materi kursus serta mengumpulkan Tugas menjawab pertanyaan Tgl. 1 - 31 Mei 2006 : Waktu untuk berdiskusi (via milis) tentang bahan DIK bagi peserta yang telah mengumpulkan semua Tugas. Biaya: GRATIS! Jika Anda tertarik, segeralah menulis email ke: ==> < staf-PESTA(at)sabda.org > Atau langsung mengisi Formulir Pendaftaran yang tersedia di Situs PESTA Online di alamat: ==> http://www.pesta.org/formulir.php?jenis=kelas Untuk men-download bahan kursus: ==> http://www.pesta.org/kursus.php?modul=dik <><*><>========================================================<><*><> Berlangganan : < subscribe-i-kan-leadership(at)xc.org > Berhenti : < unsubscribe-i-kan-leadership(at)xc.org > Kontak e-Leadership: < staf-leadership(at)sabda.org > Arsip e-Leadership : http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip Situs Indo Lead : http://www.sabda.org/lead/ ---------------------------------------------------------------------- Redaksi e-Leadership: Yulia, Kristian, Hardhono, Sylvie e-Leadership merupakan kerjasama antara Indo Lead, YLSA, dll. Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Bahan ini dapat dibaca secara on-line di situs: http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/ Copyright(c) 2006 oleh YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati <><*><>========================================================<><*><>
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |