Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/34 |
|
e-Leadership edisi 34 (11-9-2008)
|
|
==========MILIS PUBLIKASI E-LEADERSHIP EDISI SEPTEMBER 2008=========== TOPIK: MASALAH DAN JERAT DALAM KEPEMIMPINAN MENU SAJI EDITORIAL: Mengantisipasi Godaan Sebagai Pemimpin ARTIKEL 1: Bahaya-Bahaya Khusus bagi Seorang Pemimpin ARTIKEL 2: Tiga Jerat Utama Kepemimpinan TIPS: Bagaimana Mengatasi Cobaan? INSPIRASI: Berhati-Hatilah dengan Kekuasaan Anda STOP PRESS: GUBUK Online (Gudang Buku Kristen Online) ==================================**================================== EDITORIAL MENGANTISIPASI GODAAN SEBAGAI PEMIMPIN Setiap profesi memiliki godaannya masing-masing. Contohnya seorang bendahara, godaan yang sering dihadapi adalah menggunakan uang yang bukan miliknya terlebih dahulu, atau yang lebih parah, menyelundupkan sebagian uang itu untuk kepentingannya sendiri. Lalu bagaimana dengan pemimpin? Pemimpin tentunya menghadapi lebih banyak godaan mengingat ia memiliki kuasa. Andai kata seorang pemimpin jatuh dalam pencobaan, tentu saja pengikutnya juga akan terseret bersamanya. Oleh karena itu, tanggung jawab seorang pemimpin sangatlah besar. Ia tidak hanya bertanggung jawab atas dirinya sendiri, namun juga orang lain, terutama kepada Tuhan. Karena itu, ada baiknya jika seorang pemimpin dan calon pemimpin mengenali godaan atau cobaan yang mungkin dihadapinya agar dapat melakukan antisipasi. Dua artikel dalam edisi ini diharapkan dapat membantu dalam hal ini. Selain itu, materi dalam kolom Tips juga dapat membantu untuk mengerti cara mengatasi cobaan yang kita hadapi. Jangan lewatkan pula kolom Inspirasi, yang kami harap dapat menginspirasi Anda untuk belajar dari kesalahan orang-orang yang jatuh dalam pencobaan. Selamat menikmati, semoga bermanfaat. Tuhan memberkati! Pimpinan Redaksi e-Leadership, Dian Pradana "Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah." (Matius 26:41) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Matius+26:41 &qt; ==================================**================================== POWER TENDS TO CORRUPT AND ABSOLUTE POWER CORRUPTS ABSOLUTELY ==================================**================================== ARTIKEL 1 BAHAYA-BAHAYA KHUSUS BAGI SEORANG PEMIMPIN Diringkas oleh: Puji Arya Yanti "Supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak." (1 Korintus 9:27) Setiap pemimpin Kristen harus mewaspadai bahaya-bahaya yang mengancam, khususnya bahaya di bidang rohani karena iblis tidak mengenal belas kasihan dan tidak akan melepaskan setiap kesempatan untuk mencobai siapa pun, termasuk pemimpin Kristen. KESOMBONGAN Dosa yang paling tidak disadari oleh korbannya adalah kesombongan. Jika tidak dibendung, kesombongan akan menghalangi perkembangan pelayanan Kerajaan Tuhan karena "setiap orang yang tinggi hati adalah kekejian bagi TUHAN" (Amsal 16:5). Kesombongan berarti melupakan bahwa rahmat dan semua yang ada pada kita adalah pemberian Allah. Ada tiga macam ujian yang dapat dipakai untuk mengungkapkan apakah kita mengalah kepada bujukan kesombongan atau tidak. Ujian mengenai hal dibelakangkan. Ujian tentang bagaimana reaksi kita apabila orang lain lebih diutamakan daripada kita. Ujian kejujuran. Ujian tentang bagaimana perasaan kita jika orang lain, terutama lawan-lawan kita, mengatakan hal yang sebenarnya mengenai kita? Ujian kritik. Ujian tentang bagaimana sikap kita terhadap sebuah kritikan. Apakah kritikan tersebut akan menimbulkan kebencian dan kemarahan, ataukah menyebabkan kita segera membenarkan diri sendiri, bahkan segera membalas mengkritik? MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI Salah satu penyataan dari kesombongan adalah mementingkan diri sendiri, yaitu berpikir dan berbicara banyak mengenai diri sendiri maupun kebiasaan untuk membesar-besarkan prestasi dan kepentingan diri sendiri. Pemimpin yang sudah lama dikagumi dan ditaati oleh para pengikutnya menghadapi risiko untuk mengalah kepada bahaya ini. Ada satu ujian yang baik untuk mengukur timbulnya atau hilangnya sifat mementingkan diri sendiri, yaitu dengan memerhatikan bagaimana Anda mendengarkan pujian bagi orang lain yang setaraf dengan Anda. Kalau Anda tidak dapat mendengarkan pujian bagi seorang saingan tanpa satu keinginan untuk menguranginya atau mencoba untuk meremehkan pekerjaannya, Anda boleh merasa yakin bahwa di dalam diri Anda masih ada dorongan untuk mementingkan diri sendiri. Dorongan seperti ini harus dibawa ke bawah kasih karunia Allah. IRI HATI Orang yang iri hati bersikap kuatir dan curiga terhadap saingannya. Iri hati ini juga erat hubungannya dengan kesombongan. Pencobaan iri hati ini dihadapkan kepada Musa melalui kesetiaan rekan-rekan sekerjanya (Bilangan 11:28). Dua dari beberapa orang yang ditunjuk oleh Musa untuk membantunya telah bernubuat, dan para pengikutnya yang setia merasa iri hati demi kepentingan Musa karena haknya sebagai nabi seolah-olah dirampas dan nama baiknya mendapat tantangan. Tetapi, sifat iri hati ini tidak memunyai tempat di dalam hati Musa. Hal-hal seperti itu dapat dengan aman diserahkan kepada Allah yang telah memanggilnya. KEPOPULERAN Para pengikut yang memberi hormat secara berlebih-lebihan kepada para pemimpin gereja merupakan ciri ketidakmatangan rohani dan kedagingan. Kelemahan yang sama juga ditunjukkan apabila pemimpin menerima penghormatan yang berlebihan tersebut. Para pemimpin rohani memang harus "sungguh-sungguh dijunjung dalam kasih karena pekerjaan mereka", tetapi penghargaan seperti itu tidak boleh menjadi pemujaan yang berlebihan. Seorang pemimpin dianggap paling berhasil jika ia dapat mengarahkan cinta para pengikutnya lebih besar kepada Kristus daripada kepada dirinya sendiri. Yesus menerangkan hal ini sejelas-jelasnya pada waktu Ia berkata, "Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu." Dan Ia mengatakan kebenaran yang sejalan dengan itu pada waktu Ia berkata, "Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat." TIDAK BERSALAH Seorang pemimpin yang mengenal Allah lebih baik daripada rekan-rekannya, berada dalam bahaya untuk jatuh secara tidak disadari ke dalam bahaya yang halus, yaitu kurang kemungkinannya untuk berbuat salah. Pertimbangannya biasanya terbukti lebih tepat daripada orang lain. Karena itu, sulit baginya untuk mengakui kemungkinan ia bersalah dan menyerah kepada penilaian orang lain. Kerelaan untuk mengakui bahwa kita mungkin bersalah dalam menilai dan untuk menghormati penilaian saudara-saudara kita, akan memerkuat dan bukannya mengurangi pengaruh. Menganggap diri tidak dapat bersalah menyebabkan hilangnya keyakinan. Kedengarannya memang aneh, tetapi benar bahwa sikap seperti itu dapat timbul bersama-sama dengan kerendahan hati yang sejati di bidang-bidang lain dalam kehidupan. MERASA SANGAT DIPERLUKAN Banyak orang yang besar pengaruhnya telah jatuh menghadapi pencobaan dengan berpendirian bahwa mereka tidak dapat diganti oleh orang lain, dan bahwa demi pekerjaan, mereka tidak dapat melepaskan kedudukan mereka. Mereka tetap memegang kekuasaan itu lama setelah pekerjaan itu sepatutnya diserahkan kepada orang-orang yang lebih muda. Tidak ada lingkungan yang lain di mana kecenderungan yang membahayakan ini lebih lazim daripada di dalam pekerjaan Kristen. Selama bertahun-tahun, kemajuan dihalangi oleh orang-orang yang bermaksud baik, tetapi telah lanjut usia, yang tidak mau meninggalkan kedudukannya dan ingin tetap memegang tali kendali dengan tangan-tangannya yang sudah mulai lemah. Seharusnya sejak semula ia bertujuan untuk tetap di belakang, mengembangkan sikap bergantung kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh di antara para anggotanya, dan melatih orang-orang rohani untuk secepat mungkin mengambil tanggung jawab pekerjaan selengkapnya. KEGIRANGAN DAN KEMURUNGAN Selalu ada waktu-waktu di mana kita mengalami kemurungan dan kekecewaan dalam pekerjaan melayani Allah. Ada juga hari-hari di mana kita menanjak dan membuat prestasi. Seorang pemimpin mungkin sekali terlalu murung karena suatu hal dan terlalu girang karena yang lainnya. Tidak mudah untuk menemukan jalan tengah. Ada waktu-waktu di mana segala sesuatu berjalan dengan baik. Tujuan-tujuan tercapai, usaha-usaha yang direncanakan berhasil, Roh bekerja, jiwa-jiwa diselamatkan, dan orang-orang suci diberkati Tuhan. Pada saat-saat seperti ini, seorang pemimpin yang dewasa mengetahui siapa yang patut mendapat mahkota atas prestasinya, yaitu Tuhan yang berhak memilikinya. Kebiasaan ini mencegah pemimpin menyombongkan diri atas kemuliaan yang merupakan milik Allah. NABI ATAU PEMIMPIN? Kadang-kadang orang menghadapi konflik antara dua pelayanan yang sama-sama cocok baginya. Misalnya, seorang pendeta yang memunyai bakat-bakat yang menonjol untuk menjadi pemimpin mungkin mencapai satu kedudukan di dalam gereja atau organisasinya, di mana ia harus memilih apakah ia akan berperan sebagai seorang pemimpin yang populer atau seorang nabi yang tidak populer. Tentu saja tidak ada batas-batas yang jelas antara kedua peranan, dan kedudukan yang satu tidak selalu meniadakan yang lain. Tetapi suatu keadaan dapat dengan mudah berkembang pada waktu orang harus memilih antara pelayanan rohani dan kepemimpinan, yang akan menghalangi pelayanan rohani itu mencapai puncaknya. Di sinilah letak bahayanya. PENOLAKAN Meskipun pengorbanan Paulus begitu besar dan sukses yang dicapai dalam pelayanan kepada Kristus tidak ada batasnya, namun ia memunyai satu perasaan takut yang sehat di dalam hatinya. Ia takut kalau-kalau sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, ia sendiri ditolak (1 Korintus 9:27). Baginya, hal ini selalu menjadi suatu tantangan dan peringatan, sama seperti untuk semua orang yang diberi kepercayaan suatu tanggung jawab rohani. Paulus menyadari bahwa obat mujarab untuk bahaya yang selalu mengancam ini bukan hanya terletak di bidang pengajaran atau etika saja, melainkan juga di bidang fisik. Perkataan menguasai diri berarti menguasai jalan tengah, yaitu bukannya mengekang diri secara berlebihan dan menjadi fakir di satu pihak atau mengumbar hawa nafsu di pihak lain. Ia tidak mau dikuasai oleh tubuhnya, baik dalam hal nafsu atau kesenangan diri yang tiada batas. Ungkapan "menguasai seluruhnya" menggambarkan seorang jenderal yang menang dalam peperangan dan membawa pulang para tawanan yang sekarang telah menjadi budaknya. Diringkas dari: Judul buku: Kepemimpinan Rohani Judul asli buku: Spiritual Leadership Penulis: J. Oswald Sanders Penerjemah: Chris J. Samuel dan Ganda Wargasetia Penerbit: Kalam Hidup, Bandung 1979 Halaman: 155 -- 167 ==================================**================================== ARTIKEL 2 TIGA JERAT UTAMA KEPEMIMPINAN Tiga bidang dosa yang merupakan akar dari kejatuhan pemimpin Kristen adalah cinta wanita (imoralitas dan zinah), cinta uang (keinginan untuk menjadi kaya), dan cinta kedudukan/takhta (sombong). Diberi istilah apapun -- wanita, harta, dan takhta; perempuan, permata, dan pemujaan/pemuliaan; kaum hawa, kekayaan, dan kejuaraan -- semuanya sama saja. Pengalaman hanya meneguhkan kesaksian firman Tuhan: "Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia." (1 Yohanes 2:15-16) Tidak seorang pun yang kebal terhadap dosa-dosa ini. Saya tidak beranggapan bahwa diri saya sendiri kebal terhadap dosa-dosa itu dan saya juga belum pernah berjumpa dengan seorang pun yang kebal terhadap dosa tersebut. Justru ada banyak kegagalan di antara para pemimpin Kristen disebabkan oleh hal-hal tadi. Setiap pemimpin yang bijaksana tahu bahwa jika ia tidak berlatih untuk menguasai dirinya, ia dapat jatuh ke dalam salah satu jerat itu, atau mungkin dua, bahkan ketiga-tiganya. Tak dapat diragukan bahwa ketiga hal ini merupakan beberapa dari dosa-dosa yang disebutkan dalam Ibrani 12:1. Menurut 1 Yohanes 2:15, kurangnya kasih kepada Bapa memberi kesempatan bagi kasih kepada dunia untuk berkembang. Hal ini membuat Anda mudah diserang dalam bidang-bidang tersebut jika Anda berada dalam posisi kepemimpinan. BAGAIMANA MENGATASINYA Latihan dan persiapan yang benar dalam kepemimpinan mencakup hal mengembangkan kepercayaan yang mutlak kepada Tuhan dan firman-Nya. Jika Anda hidup dalam iman, Anda tidak akan goyah. Anda akan mampu menghindari jerat-jerat dosa seks, ketamakan, dan kesombongan. Tiga bidang dosa ini berasal dari rasa tidak aman (kurang iman dan kepercayaan di dalam Tuhan). IMORALITAS Imoralitas biasanya merupakan akibat perkawinan yang tidak kokoh disebabkan oleh rendahnya penghargaan terhadap diri. Hal ini menyebabkan Anda sadar diri, berpusat diri, dan mementingkan diri. Pasangan yang tidak berbahagia akan menyerang balik dan pemimpin merasa tersingkir dari kasih istrinya sehingga jatuh di tangan seseorang yang nampaknya lebih mengerti dan mengasihi. Pemimpin harus mengusahakan waktu bersama-sama dengan istrinya dan anak-anaknya. Ia harus aktif memerhatikan anggota-anggota keluarganya. Banyaknya tekanan dan jadwal yang padat karena tanggung jawab gereja dan masalah-masalah, akan melanggar prioritas utama ini. NASIHAT UNTUK ISTRI Istri juga harus memberikan perhatian, kepekaan, dan dukungan kepada suaminya. Pemimpin selalu digempur oleh tekanan-tekanan tugas yang selalu bertambah. Ia boleh jadi merasa tidak mampu untuk menangani semuanya dan menjadi frustrasi serta takut, merasa terisolir, dan kesepian. Pada waktu-waktu seperti itu, perkataan yang baik dan sentuhan yang lembut membuat suatu perbedaan benar dalam dunia si pemimpin gereja yang sudah begitu letih itu. Pengertian dan dukungan dari istri dapat menyelamatkan dia dan pelayanannya. GORESAN YANG TAK TERHAPUSKAN Kegagalan secara moral sungguh berbahaya. Salomo berkata mengenai seseorang yang jatuh dalam perzinahan, "Siksa dan cemooh diperolehnya, malunya tidak terhapuskan" (Amsal 6:33). Hal itu akan merintangi pelayanan Anda sepanjang sisa hidup Anda. Pengampunan dan anugerah pemulihan Allah selalu dapat diperoleh, tetapi "siksa dan malu" terus menjadi akibatnya. Melalui kegagalan moral, Anda akan kehilangan semua yang telah Anda capai pada tahun-tahun persiapan Anda untuk menjadi seorang pemimpin. KETAMAKAN Ketamakan (cinta uang) berasal dari kurangnya keyakinan akan penyediaan Allah. Sebagai seorang pemimpin rohani, Anda harus "... mencari dahulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya." Jika Anda melakukan hal ini, Yesus berkata, "... semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." Ia akan menambahkan kepadamu makanan, pakaian, kesehatan, rumah, kebutuhan transportasi yang Anda butuhkan jika Anda mempraktikkan prinsip-prinsip kemakmuran yang terdapat dalam Alkitab ini dengan setia. Prinsip ini adalah sebagai berikut: "Berilah dan kamu akan diberi." (Lukas 6:38) Sampai Anda belajar secara tetap memberikan perpuluhan Anda kepada Tuhan, Anda tidak akan pernah mengalami penyediaan Allah bagi kebutuhan-kebutuhan Anda. Anda akan mematahkan kutuk kemiskinan dengan memberikan perpuluhan dari berkat Allah yang Anda terima. Berikan kepada misi penginjilan, menolong janda-janda, anak-anak yatim piatu, orang-orang miskin di sekitar Anda, dan Tuhan berjanji, "Aku akan membukakan tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan." (Maleakhi 3:7-11) Sekali Anda mulai mempraktikkan hal ini, mulailah mengajarkan kepada anggota-anggota jemaat Anda untuk melakukan hal yang sama. Apabila mereka belajar membawa perpuluhan mereka kepada gereja dan membawanya setiap minggu, kutuk kemiskinan akan dipatahkan dari mereka juga. Memberi bagi pekerjaan Tuhan mematahkan cengkeram dosa "cinta akan uang". Praktikkan hal itu secara tetap dan hal ini akan menyelamatkan Anda dari banyak kehancuran hati. Selamatkan diri Anda dari kemiskinan. Selamatkan jemaat Anda dari kemiskinan dengan mengajarkan pada mereka tentang hal memberi juga. JERAT KESOMBONGAN Kesombongan adalah akibat dari kurangnya keyakinan tentang panggilan Anda dan penghargaan terhadap diri. Kesombongan adalah kegagalan yang paling mudah dilihat oleh orang lain. Namun, merupakan hal yang tersulit untuk dilihat oleh diri kita sendiri. Kesombongan tampak dalam sikap. Menyombongkan diri justru menyiarkan rasa tidak aman itu. Seseorang yang memunyai pelayanan yang berhasil tidak perlu menyiarkan tentang hal itu. "Biarlah orang lain memuji engkau dan bukan mulutmu." (Amsal 27:2) Jika seseorang merasa perlu mengiklankan bahwa ia adalah seorang rasul misalnya, hal itu berarti bahwa ia meragukan dirinya sendiri dan meragukan orang lain akan berpikir demikian, kecuali ia mengatakan sesuatu tentang hal itu. Menyombongkan diri adalah suatu bukti yang nyata bahwa seseorang penuh dengan kesombongan dan rasa tidak aman. A-P-E Seorang sahabat saya menceritakan tentang seseorang yang menyatakan diri punya tiga pelayanan yang besar. Ia memakai tanda kecil yang disematkan di dadanya. Pada tanda itu, secara vertikal ditulis tiga kata: Apostle (Rasul), Prophet (Nabi), dan Evangelist (Penginjil). Huruf pertama dari setiap kata itu ditulis dengan huruf cetak yang besar dan tebal. Kalau membaca dari jauh, yang Anda lihat hanya APE. Seseorang secara bergurau mengatakan, "Kesombongannya menjadikan dia seperti seekor monyet (APE)." Jadi satu kata "ape" (monyet) itu yang mungkin lebih cocok bagi orang tersebut daripada penyataannya tentang tiga pelayanannya itu. Kesombongan menunjukkan bahwa seseorang tidak mengerti arti kepemimpinan yang benar. Sepanjang persiapan seorang pemimpin, penempaannya cukup berat sehingga seharusnya ia sudah belajar tentang kerendahan hati. Rasa tidak aman (yang menghasilkan kesombongan) menjadikan seseorang tidak layak bagi fungsi kepemimpinan rohani. Rasa aman/keyakinan seorang pemimpin berasal dari memercayai Tuhan yang memberinya hikmat dan bimbingan yang ia butuhkan untuk melakukan apa yang benar. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Pembentukan Seorang Pemimpin Judul asli buku: The Making of a Leader Judul bab: Kepemimpinan -- Harganya dan Jerat-jeratnya Judul artikel: Tiga Jerat Utama Kepemimpinan Penulis: Ralph Mahoney Penerjemah: Tidak dicantumkan Penerbit: World Missionary Assistance Plan, California Halaman: 95 -- 99 ==================================**================================== TIPS BAGAIMANA MENGATASI COBAAN? Injil mengungkapkan bahwa kita semua mengalami cobaan. 1 Korintus 10:13 mengatakan, "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya." Mungkin ayat itu akan menguatkan kita saat kita sering kali merasa bahwa dunia seakan runtuh menimpa kita sendiri, sementara orang lain nampaknya kebal dari segala cobaan. Dikatakan bahwa orang Kristen pun juga dicobai, "Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa." (Ibrani 4:15) Lalu dari manakah sebenarnya cobaan-cobaan itu datang? Yang pasti, cobaan itu tidak datang dari Tuhan, meskipun Ia memang mengizinkan cobaan itu datang. Yakobus 1:13 mengatakan, "Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: `Pencobaan ini datang dari Allah!`" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun. Dalam kitab Ayub pasal yang pertama, kita dapat melihat Tuhan mengizinkan Iblis menggoda Ayub, namun dengan batasan-batasan. "Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya" (1 Petrus 5:8). Ayat kesembilan mengatakan pada kita untuk melawannya, menyadari bahwa orang Kristen yang lain juga mengalami serangan ini. Melalui ayat-ayat itu, kita tahu bahwa cobaan itu datangnya dari Iblis. Kita juga dapat melihat dalam Yakobus 1:14 bahwa cobaan juga berasal dari dalam diri kita sendiri. Kita dicobai ketika kita "diseret dan dipikat oleh keinginan kita sendiri" (ayat 14). Kita mengizinkan diri kita memikirkan hal-hal tertentu, mengizinkan diri kita sendiri pergi menuju ke tempat yang seharusnya tidak kita tuju, dan membuat keputusan berdasar atas keinginan kita sendiri yang pada akhirnya membawa kita kepada pencobaan. Bagaimana kita dapat melawan pencobaan-pencobaan yang datang kepada kita? Pertama-tama, kita harus kembali pada teladan Yesus yang dicobai di padang gurun oleh Iblis (Matius 4:1-11). Setiap cobaan yang disodorkan oleh Iblis selalu dijawab dengan jawaban yang sama, "Ada tertulis," yang kemudian diikuti dengan firman. Jika Anak Allah menggunakan firman Tuhan untuk mengatasi cobaan dengan efektif -- yang kita tahu bahwa hal itu memang berhasil karena setelah tiga cobaannya gagal, "Iblis meninggalkan Dia" (ayat 11) -- lalu apa lagi yang bisa kita gunakan untuk melawan cobaan? Semua usaha kita untuk melawan cobaan akan lemah dan tidak efektif kecuali usaha itu dikuatkan oleh Roh Kudus melalui pembacaan, pembelajaran, dan perenungan firman-Nya. Dengan cara itu, kita akan "diubahkan oleh pembaharuan budi kita" (Roma 12:2). Tidak ada senjata lain untuk melawan cobaan kecuali "pedang Roh, yang adalah firman Allah" (Efesus 6:17). Kolose 3:2 mengatakan, "Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi." Jika pikiran Anda dipenuhi dengan acara-acara terbaru yang ada di televisi, musik, dan semua bentuk budaya yang ditawarkan, kita akan dibombardir dengan pesan dan gambaran yang secara tak terhindarkan akan membawa kita kepada keinginan dosa. Namun, jika pikiran kita dipenuhi dengan kemulian dan kekudusan Tuhan, kasih dan belas kasih Tuhan, dan kecemerlangan kasih dan belas kasih itu yang ada dalam firman-Nya, keinginan duniawi kita akan musnah dan lenyap. Namun, tanpa pengaruh firman Tuhan ada dalam pikiran kita, kita menjadi terbuka terhadap apapun yang Iblis ingin lemparkan kepada kita. Oleh karena itu, firman Tuhan adalah satu-satunya cara untuk menjaga hati dan pikiran kita supaya cobaan menjauh dari kita. Ingat firman Tuhan kepada murid-murid-Nya di taman saat Dia dikhianati, "Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah" (Matius 26:41). Kebanyakan orang Kristen tidak terang-terangan ingin jatuh ke dalam dosa, namun kita tidak dapat menghindar untuk jatuh di dalamnya karena daging kita tidak cukup kuat melawannya. Kita menempatkan diri kita dan situasi atau memenuhi pikiran kita dengan keinginan nafsu, dan itu akan membawa kita ke dalam dosa. Kita harus memperbaharui pemikiran kita seperti yang dikatakan dalam Roma 12:1-2. Kita tidak boleh berpikir layaknya dunia berpikir, atau berjalan seperti halnya dunia berjalan. Amsal 4:14-15 mengatakan, "Janganlah menempuh jalan orang fasik, dan janganlah mengikuti jalan orang jahat. Jauhilah jalan itu, janganlah melaluinya, menyimpanglah dari padanya dan jalanlah terus." Kita harus menghindari jalur dunia yang akan membawa kita ke dalam cobaan karena daging kita lemah. Kita dapat dengan mudah terseret oleh keinginan nafsu kita. Matius 5:29 mengandung nasihat yang sangat bagus, "Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka." Ayat itu terdengar begitu bengis! Dosa itu bengis! Yesus tidak berfirman bahwa kita harus secara literal membuang salah satu bagian dari tubuh kita. Mencungkil mata adalah sebuah langkah tegas, dan Yesus mengajarkan kepada kita bahwa jika perlu, sebuah langkah tegas perlu dilakukan untuk menghindari dosa. (t/Dian) Diterjemahkan dari: Nama situs: Gotquestions.org Judul asli artikel: How Can I Overcome Temptation? Penulis: Tidak dicantumkan Alamat URL: http://www.gotquestions.org/overcome-temptation.html ==================================**================================== INSPIRASI BERHATI-HATILAH DENGAN KEKUASAAN ANDA Berhati-hatilah atas kekuasaan yang Anda miliki sebagai seorang pemimpin, karena Anda dapat menggunakan kekuasaan itu untuk kebaikan atau untuk kejahatan. Lord Acton telah mengingatkan hal ini sejak lama. Namun, sepanjang masa kita bisa melihat dengan jelas betapa banyak pemimpin yang masih membuat kesalahan yang sama. Hati saya terkadang sangat sedih melihat begitu banyak pejabat pemerintah kita yang diseret ke meja hijau karena melakukan tindak pidana korupsi. Tidak sedikit pula yang memanfaatkan berbagai fasilitas negara demi kepentingan pribadi, keluarga, atau kerabat dekat. Itulah sebabnya KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) tetap menjadi tema yang hangat. Reformasi yang digulirkan tahun 1998 lalu tampaknya masih sangat jauh dari harapan. Namun, kita tidak boleh berputus asa. Di sisi lain, kita seharusnya bersyukur karena telah diperlihatkan contoh penyalahgunaan kekuasaan yang menyengsarakan hidup begitu banyak orang. Contoh-contoh negatif itu hendaknya menjadi pelajaran agar kita tidak melakukan hal yang sama, melainkan memilih melakukan hal yang sebaliknya (yang positif). Bagaimana menurut Anda? Diambil dari: Judul buku: The Leadership Wisdom Penulis: Paulus Winarto Penerbit: PT Elex Media Komputindo, Jakarta 2005 Halaman: 23 ==================================**================================== STOP PRESS GUBUK ONLINE (GUDANG BUKU KRISTEN ONLINE) Situs GUBUK Online diluncurkan oleh Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) akhir tahun 2005. Situs ini menyediakan bahan-bahan buku Kristen yang bisa diakses untuk dibaca secara online atau diunduh (download). Kategori yang tersedia terdiri dari Alkitab, biblika, pendalaman Alkitab, teologia, penginjilan, leadership, konseling, pelayanan anak, dan umum. Untuk membaca atau mengunduh bahan-bahan tersebut, tersedia navigasi yang memudahkan kita untuk memilih kategori pustaka yang diinginkan. Situs ini juga menyediakan fasilitas pencarian bahan dan tautan (link) ke beberapa situs-situs YLSA maupun situs-situs Kristen lainnya. Tersedia juga bahan-bahan resensi buku Kristen yang bermanfaat untuk mendorong Anda membaca buku-buku Kristen bermutu. ==&qt; http://gubuk.sabda.org/ ==================================**================================== Berlangganan: subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org Kontak e-Leadership: leadership(at)sabda.org Arsip e-Leadership: http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip Situs Indo Lead: http://lead.sabda.org/ Network Kepemimpinan: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_kepemimpinan ______________________________________________________________________ Redaksi e-Leadership: Dian Pradana dan Puji Arya Yanti e-Leadership merupakan kerjasama antara Indo Lead, YLSA, dll. Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Bahan ini dapat dibaca secara on-line di: http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/ Copyright(c) 2008 oleh YLSA http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ==================================**==================================
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |