Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/36 |
|
e-Leadership edisi 36 (14-11-2008)
|
|
==========MILIS PUBLIKASI E-LEADERSHIP EDISI NOVEMBER 2008============ TOPIK: KARAKTER PEMIMPIN: PANTANG MENYERAH MENU SAJI EDITORIAL: Pantang Menyerah; Itulah Jawabannya! ARTIKEL 1: Pantang Menyerah ARTIKEL 2: Terus Berusaha TIPS: Motivasi dan Kekuatan untuk Pantang Menyerah INSPIRASI: Winston Churchill STOP PRESS: Baru! Publikasi e-Wanita ==================================**================================== EDITORIAL PANTANG MENYERAH; ITULAH JAWABANNYA! Berapa banyak dari Anda yang menggebu-gebu saat menetapkan tujuan dan kemudian mulai berusaha mencapai tujuan itu, namun akhirnya menyerah di tengah jalan? Memang mudah menetapkan tujuan. Memang mengasyikkan saat-saat pertama kita berusaha meraih tujuan yang telah kita tetapkan. Rasanya semangat untuk mencapai tujuan itu masih membara dalam hati. Namun, sering kali masalah timbul dalam proses mencapai tujuan yang telah ditetapkan itu. Tidak bisa dimungkiri, pasti akan ada masalah dalam kita berusaha mencapai tujuan itu, entah dari diri sendiri maupun lingkungan di sekitar kita. Nah, apa yang kita lakukan saat rintangan-rintangan itu menghadang? Jawabannya klise memang -- pantang menyerah. Namun, memang hanya itu yang bisa kita lakukan saat kita dihadapkan dengan berbagai masalah yang mungkin dapat menghalangi kita mencapai tujuan. Karena itu, pada edisi ini, redaksi telah menyediakan 2 artikel serta 1 tips yang diharapkan dapat membantu Anda untuk tidak pernah menyerah dalam mencapai tujuan Anda. Selain itu, hadir juga kisah Winston Churchill dalam kolom Inspirasi yang mungkin dapat menginspirasi Anda yang sekarang ini sedang berkecil hati. Selamat menyimak! Tuhan memberkati! Pimpinan Redaksi e-Leadership, Dian Pradana "Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji." (2 Korintus 13:5) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=2Korintus+13:5 > ==================================**================================== Our greatest glory is not in never falling but in rising every time we fall ==================================**================================== ARTIKEL 1 PANTANG MENYERAH "Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya." (Efesus 6:10) Saat itu awal Juni 1940 di Gedung Parlemen Inggris. Perang Dunia pecah dan nasib Inggris tidak menentu. Dalam situasi genting tersebut, Winston Churchill berdiri berpidato kepada rakyatnya. "Kabarnya, Hitler berencana menyerang Kepulauan Britania .... Kita akan memerangi mereka di pantai, kita akan memerangi mereka di mana mereka mendarat, kita akan memerangi mereka di medan perang dan di jalanan, kita akan memerangi mereka di bukit; kita tidak akan menyerah." Saya mengagumi gambaran seorang pemimpin yang mau -- di tengah-tengah situasi yang buruk -- berdiri di hadapan pengikutnya dan membombong semangat mereka, memberi mereka kekuatan untuk terus berjuang. Saya rasa hal itu menjadi latar belakang yang baik untuk kita mempelajari kata-kata Paulus kepada jemaat dalam Efesus 6. Paulus mengisi setengah Kitab Efesus untuk menyatakan dan menjelaskan kebenaran doktrin yang agung kepada jemaat di Efesus tersebut. Tulisannya memerkaya wawasan kita tentang berkat yang kita miliki dalam Kristus, karakter dan karya Yesus, serta identitas dan tanggung jawab baru kita sebagai pengikut-Nya. Penjelasannya adalah bagian dari dasar pemahaman kita atas semua yang terjadi saat Yesus mati bagi kita semua di kayu salib. Setengah kitab selanjutnya, Paulus, selayaknya pengkhotbah yang baik, menguraikan beberapa langkah praktis dalam terang kitab yang mulia ini. Karya Yesus harus memampukan kita bersatu dengan orang-orang yang menyatakan nama-Nya. Karya Yesus akan mengubah tuturan dan penggunaan talenta spiritual kita. Karya Yesus akan menggerakkan kita ke arah hubungan yang memerlihatkan kasih tanpa syarat melalui ketaatann dan pengorbanan diri. Namun, Paulus menutup kitab itu dengan peringatan sederhana. Jemaat di Efesus -- dan mereka yang mau mengikut Yesus pada masa kini -- ada dalam peperangan. "Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara" (Efesus 6:12). Sedang terjadi peperangan rohani yang besar dan mematikan, dan kita ada di tengah-tengahnya. Peperangan rohani sering kali dapat dilihat dengan jelas oleh mereka yang melayani di negara-negara di mana rakyatnya ditekan dan sangat dipengaruhi oleh kuasa iblis. Di daerah semacam ini, peperangan rohani besar jelas terjadi. Peperangan rohani besar itu sama nyata dan berbahayanya bagi mereka yang ada dalam lingkungan konflik yang tidak kentara. Serangan musuh mungkin saja melibatkan godaan ketamakan, keegoisan, sensualitas, atau gengsi dan kepuasan diri yang tak kentara. Namun demikian, kentara atau tidak, namanya tetap saja peperangan, dan kita harus mengatakan "kuatlah dalam Tuhan dan kuat kuasa-Nya" dan "melawan tipu muslihat Iblis" (Efesus 6:10-11). Jadi, kita akan melawan serangan iblis pada kehidupan pernikahan kita. Kita akan melawan serangan iblis pada anak-anak kita. Kita akan melawan serangan iblis pada gereja kita. Kita akan melawan serangan iblis pada etika dan integritas. Karena Yesus Kristus telah memenangkan kita. Kita tidak akan pernah menyerah! Refleksi -------- * Sudahkan Anda mengalami realitas peperangan rohani dalam usaha Anda untuk hidup bagi Tuhan? * Apa peran doa dalam bertahan menghadapi musuh Kristus? (lihat Efesus 6:18) * Senjata rohani yang Paulus gambarkan dalam Efesus 6 tidak asing bagi kita yang mengikut Yesus. Luangkan beberapa waktu untuk membacanya dengan sungguh-sungguh dan berdoalah agar Yesus mengingatkan Anda tentang pentingnya "persenjataan" yang mumpuni dalam berperang. (t/Dian) Diterjemahkan dari: Nama situs: Strenght for The Journey Judul asli artikel: Never Surrender Penulis: Joe Stowell Alamat URL: http://www.rbc.org/bible-study/strength-for-the-journey/2007/07/19/daily-message.aspx ==================================**================================== ARTIKEL 2 TERUS BERUSAHA Apakah yang selama ini Anda yakini akan terjadi, belum juga terjadi? Mungkin terobosan keuangan, pekerjaan, kenaikan jabatan, relasi, atau keluarga yang perlu diselamatkan? Apa pun itu -- Anda harus tahu bahwa semuanya tidak akan berakhir sampai benar-benar berakhir! Apa pun yang belum terjadi, masih bisa terjadi selama Anda masih hidup dan bernapas hingga saat ini! Keganjilan bisa saja nampak tidak baik, tetapi Allah baik! Allah adalah Allah "yang melawan semua keganjilan". Dan meskipun kita tidak bisa memilih sebagian besar tantangan yang kita hadapi, namun kita bisa memilih bagaimana kita menghadapinya. Kebanyakan orang memilih untuk menyerah atau berhenti berusaha, namun saya tidak yakin kalau itu adalah keputusan yang seharusnya kita ambil ketika Tuhan masih ikut campur di dalamnya. Keputusan yang harus kita ambil adalah tetap terus berusaha! Tetap terus percaya, mengejar, dan berharap -- tetap terus berusaha! Ini saatnya untuk bertekun. Ketekunan akan menghasilkan sesuatu -- orang-orang yang tak akan menyerah ketika menghadapi kesengsaraan, yang akan mendatangkan terobosan dan bukan kerusakan, yang akan membawa suatu kejebolan dan bukannya kehancuran! Orang-orang yang menganggap kata "cukup" tidak akan pernah cukup! Saya berbicara mengenai tidak pernah menyerah -- tidak pernah berhenti! Karena orang yang menyerah tak akan pernah menang dan seorang pemenang tak pernah menyerah! Orang-orang yang berhasil adalah orang-orang yang tidak mengizinkan kegagalan menentukan masa depan mereka. Orang-orang yang berhasil adalah orang-orang gagal yang selalu bangkit, bergerak, mencapai sesuatu, dan mencoba lagi. Thomas Edison pernah mengatakan, "Saya belum pernah gagal. Saya hanya mencoba sepuluh ribu cara yang tidak berhasil." Izinkan saya bertanya sesuatu: "Terakhir kali Anda gagal, apakah Anda berhenti berusaha karena Anda gagal, atau apakah Anda gagal karena berhenti berusaha?" Apabila awalnya percobaan Anda tidak berhasil, cobalah lagi! Cobalah sekali lagi! Saya percaya bahwa ada tiga kunci untuk membuat terobosan -- tiga hal yang harus ada pada seseorang dan kita mengetahui hal ini dari kisah di Lukas 18:1-8. TEKUN Tekun berarti "terus berjuang melakukan sesuatu meskipun ada rintangan". Jika kita ingin mengalami suatu terobosan, kita harus selalu mengejar apa yang membuat terobosan itu terjadi. Banyak sekali orang yang berpikir bahwa satu doa sudah cukup untuk mengalami suatu terobosan dan kemudian mereka heran mengapa Tuhan belum juga mendatangkan terobosan tersebut. Di sini, Yesus secara spesifik mengajar kita mengenai ketekunan dalam meminta -- dikatakan dalam ayat pertama bahwa Tuhan mengajarkan hal ini untuk menunjukkan pada mereka bahwa mereka tidak boleh menyerah! Winston Churchill mengatakan hal yang sama. Tidak pernah menyerah berarti terus-menerus melakukan hal-hal yang kita percayai pasti bisa berhasil sampai benar-benar berhasil. Mengejar keberhasilan dengan agresif. Janda tersebut terus datang ke ruang pengadilan menuntut keadilan! Dia membuktikan betapa dia sangat menginginkannya dan betapa keras dia mengejarnya. Segala sesuatu yang berharga untuk kita miliki, patut kita tunggu, dan segala sesuatu yang berharga untuk kita tunggu, patut untuk kita kejar. Janda tersebut lebih terdorong oleh hasil yang mungkin ia dapat daripada dihentikan oleh masalah yang dihadapinya. Seberapa besar Anda menginginkan sesuatu akan terlihat dari seberapa keras Anda berusaha mendapatkannya. Alkitab mengatakan bahwa Anda akan mendapat apa yang Anda minta ketika Anda terus-menerus meminta, terus-menerus mencari, dan terus-menerus mengetuk. Terus-menerus adalah tindakan yang berkelanjutan, bukan aktivitas yang sekali tuntas! Jika Anda tidak siap untuk bertekun, Anda tidak bisa menang. Seseorang mengatakan, "Kegagalan adalah jalan mereka yang kurang tekun." Jadi, jangan merasa puas untuk sesuatu yang bukan Anda yakini. Jangan hanya karena sesuatu tidak bisa terwujud dalam dua belas bulan, lantas Anda harus mengganti visi Anda. KONSISTEN Konsisten berarti "tidak bertentangan, konstan terhadap prinsip-prinsip dan visi yang sama". Rahasia keberhasilan adalah konsisten terhadap tujuan. Permohonan si janda tidak berubah. Kebanyakan orang Kristen gagal untuk dapat memertahankan kekonsistenan. Berjuanglah apa pun yang terjadi, berjuanglah apa pun yang terjadi, dan berjuanglah apa pun yang terjadi! Konsisten terhadap apa yang kita lakukan. Dalam ayat 5, kita dapat melihat bahwa si janda mendapatkan apa yang diinginkannya karena dia konsisten memintanya. Hakim itu berkata, "Janda ini menyusahkan aku ...." Kata menyusahkan itu sama artinya dengan luka dan memar yang disebabkan oleh petinju. Hakim itu dengan efektif berkata, " ... baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku." Lihatlah, ia mendapatkan apa yang ia inginkan karena ia menginginkan apa yang kini sudah didapatkannya. Untuk dapat mengalami terobosan, Anda harus berjuang, apa pun yang terjadi! Ketekunan memerlukan iman yang konsisten. Ketidakkonsistenan berarti Anda ragu-ragu dan dapat terpengaruh untuk berubah pikiran. Efesus 4:14 berkata, "... sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan." Ketika Anda konsisten, Anda membuktikan kemauan keyakinan Anda. Anda membuktikan betapa besar Anda yakin akan terjadinya suatu terobosan. Rasul Paulus memiliki keyakinan semacam itu -- katanya dalam 2 Tim. 1:12 "... karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa ...." Semua ini adalah tentang tetap setia. Jika Anda tidak berkeyakinan, Anda akan jatuh dan tidak mendapatkan apa-apa! Setialah kepada impian Anda, setialah terhadap apa yang belum terwujud. Kesetiaan melumpuhkan kompromi dan kecurangan. Setia membuat Anda tetap terfokus pada apa yang Anda percayai daripada apa yang sedang Anda lalui. Ada orang yang mengatakan, "Kebanyakan dari kegagalan yang terjadi dalam kehidupan adalah manusia tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan ketika mereka menyerah." Saya ingin mendorong Anda -- bertahanlah satu hari lagi, satu minggu lagi, satu bulan lagi, satu tahun lagi! Anda akan melihat terjadinya terobosan! PERLAWANAN Melawan berarti "penolakan untuk tunduk". Di ayat 4, dituliskan bahwa "hakim itu menolak", tetapi janda itu tidak menyerah dan putus asa. Anda harus melawan godaan untuk menyerah. Jangan menyerah! -- mengapa? Karena orang yang menyerah tidak pernah menang dan seorang pemenang tidak pernah menyerah! Janda itu melawan munculnya pikiran yang negatif -- dia bisa saja berpikir bahwa percuma saja berusaha. Dia melawan sikap ragu-ragu -- dia memiliki pilihan untuk menyerah dan memercayai kebohongan musuhnya. Dia melawan penolakan yang dilakukan secara halus -- dia bisa saja menyerah karena dia tidak diperhatikan oleh hakim. Dia tidak mengizinkan perbuatan orang lain menghentikannya dan ia juga tidak mengizinkan perkataan orang lain menghalanginya. Harus ada sebuah perlawanan untuk membangun sebuah ketekunan. Anda tidak bisa tekun jika Anda tidak pernah melawan. Yakobus 4:7 berkata, "Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!" Anda harus tahu -- iblis ada untuk membuat Anda menyerah. Menyerah tidak pernah menjadi suatu hal yang baik ketika Anda hendak memutuskan untuk berhenti! Lawanlah! Sewaktu Anda tergoda untuk menyerah, putuskan untuk bangkit! Coba lagi! Anda tidak tahu kapan kesempatan untuk berhasil akan terjadi. Maka dari itu, lawanlah godaan untuk menyerah karena Anda sudah berjalan terlalu jauh untuk kembali, untuk menyerah, atau pun untuk berhenti! Teruslah berusaha! (t/Hilda) Diterjemahkan dan disesuaikan dari: Nama situs: Mikeandlois.com Judul asli artikel: Keep On Keeping On! Penulis: Mike Radcliffe Alamat URL: http://www.destinyuk.com/xlleadershipteaching.html ==================================**================================== TIPS MOTIVASI DAN KEKUATAN UNTUK PANTANG MENYERAH Apakah Anda pernah menetapkan tujuan bagi diri sendiri, seperti menjaga kesehatan, mendapat banyak penghargaan, atau dipilih untuk menjadi anggota sebuah tim? Seperti kebanyakan orang, mungkin Anda memulainya dengan bagus, namun kemudian kehilangan semangat dan kesulitan untuk kembali termotivasi. Anda tidak sendirian! Semua orang berjuang untuk tetap termotivasi dan mencapai tujuan mereka. Lihatlah berapa banyak orang yang menjalankan program diet, mengurangi berat badan, lalu mendapati tubuh mereka menjadi gemuk kembali! Kenyataannya adalah bahwa untuk kembali fokus, mengubah, atau memulai sesuatu kembali, meski itu adalah suatu hal yang kecil, adalah sesuatu yang sangat sulit. Namun bukannya mustahil. Dengan pendekatan yang tepat, Anda pasti bisa melakukannya. Jadi, bagaimana Anda tetap termotivasi dan tetap pada jalur menuju tujuan Anda? Semua tergantung pada perencanaan yang baik, harapan yang realistis, dan kegigihan. Inilah yang perlu Anda lakukan: Pertama, kenali tujuan Anda. Mulailah dengan menuliskan tujuan utama Anda. Tujuan utama Anda adalah hal terakhir yang ingin Anda lihat terjadi. Misalnya, "saya mau tetap sehat agar bisa masuk ke tim lintas alam," atau "saya mau ikut olimpiade". Semua itu adalah tujuan utama sebab hal-hal tersebut adalah hal terakhir yang ingin dilihat terjadi oleh si penetap tujuan (tentunya, beberapa tujuan memakan waktu yang lebih lama dan membutuhkan tenaga yang lebih daripada yang lain). Tidak ada yang salah memiliki mimpi setinggi langit. Itu adalah cara orang mencapai sesuatu. Anda hanya perlu mengingat, bahwa semakin besar tujuan Anda, semakin besar usaha yang dibutuhkan untuk mencapainya. Tetapkan tujuan yang spesifik. Lebih mudah merencanakan dan mengusahakan sebuah tujuan yang spesifik daripada yang tidak jelas. Sebut saja tujuan Anda adalah menjadi seorang pemimpin. Tujuan seperti itu tidak jelas. Buatlah tujuan itu lebih spesifik dengan mendefinisikan apa yang ingin Anda capai, mengapa Anda ingin menjadi pemimpin, dan kapan Anda akan melakukannya. Hal itu akan membantu Anda membuat rencana untuk mencapai tujuan. Tetapkan tujuan yang realistis. Banyak orang sering kali meninggalkan tujuan mereka karena harapan mereka tidak masuk akal. Mungkin mereka berharap menjadi pemimpin dalam hitungan hari. Katakan saja Anda hendak berlari maraton. Jika esok hari Anda mencoba untuk lari 42.156 km tanpa latihan, Anda tidak akan berhasil. Dibutuhkan rata-rata empat bulan pelatihan untuk dapat berlari sejauh itu! Tetapi risiko yang lebih besar adalah Anda akan menjadi depresi sehingga Anda akhirnya menyerah. Agar tetap termotivasi, Anda harus realistis tentang apa yang ingin Anda capai dalam kurun waktu yang telah Anda rencanakan. Menjadi pemimpin dalam tim pelayanan untuk daerah kumuh adalah tujuan yang masuk akal jika memang Anda setidaknya sudah memiliki pengalaman dalam pelayanan di daerah kumuh. Tulislah tujuan spesifik Anda. Lalu ditulis lagi. Dan lagi. Penelitian menunjukkan bahwa menuliskan tujuan merupakan bagian dari proses mental dalam mencapainya. Tulislah tujuan Anda setiap hari untuk membuat Anda tetap fokus dan mengingatkan Anda seberapa besar Anda menginginkannya. Pecah-pecahlah. Membuat perubahan membutuhkan disiplin diri. Anda perlu memberi perhatian secara khusus supaya Anda tidak menyimpang dari jalur. Satu cara untuk memermudah hal ini adalah dengan memecah-mecah tujuan besar Anda menjadi beberapa bagian atau beberapa tahap. Sebagai contoh, sebut saja Anda ingin mengikuti lari maraton. Jika sekarang Februari dan lomba maraton diselenggarakan bulan Agustus, maka ada cukup waktu untuk bersiap-siap. Mulailah dengan merencanakan latihan lari sejauh 3.218 km dan tingkatkan jarak yang Anda tempuh dalam berlari itu secara bertahap. Kemudian susunlah jadwal harian yang spesifik, seperti mengonsumsi lima porsi buah dan sayur dan berlari sejauh jarak tertentu dalam satu hari. Tulis semua itu di kalender atau buku agenda supaya Anda dapat mencentangi hal-hal yang sudah dilakukan. Bertanyalah kepada seorang pelatih untuk membantu Anda menyusun tujuan-tujuan kecil untuk menambah jarak lari dan latihan-latihan untuk meningkatkan kemampuan Anda dalam berlari, seperti latihan membangun kekuatan dan stamina supaya tetap termotivasi untuk berlari lebih jauh. Mencapai tujuan-tujuan kecil adalah hal yang patut dirayakan. Itu memberi Anda keyakinan, keberanian, dan motivasi untuk tetap berlari -- atau melakukan apa pun yang menjadi tujuan Anda. Jadi hadiahi diri Anda sendiri! Periksalah tujuan Anda. Setelah Anda memecah-mecah tujuan Anda menjadi kumpulan tujuan-tujuan kecil dan tugas sehari-hari, periksalah tujuan-tujuan tersebut setiap hari. Akan sangat membantu jika Anda menuliskan tujuan-tujuan kecil itu seperti saat Anda menuliskan tujuan utama. Dengan cara itu, Anda dapat melihat apa yang perlu Anda lakukan, mencentangi tugas-tugas yang sudah Anda selesaikan, dan menikmati saat-saat Anda mengetahui bahwa Anda semakin dekat dengan tujuan utama Anda. Setelah Anda menyelesaikan satu tugas, berilah tanda centang pada daftar Anda. Beritahu diri Anda, "Hey, saya sudah berlari sepuluh mil, saya sudah hampir separuh jalan menuju tujuanku yang utama!" Hadiahi diri sendiri dengan sesuatu yang sudah Anda janjikan pada diri sendiri saat menetapkan tujuan. Merasa berhasil? Memang Anda berhasil! Sekarang berpikirlah ke depan untuk menyelesaikan sisa tujuan utama Anda: "Apa yang harus saya lakukan untuk bisa mencapai 26 mil? Bagaimana caranya saya mengatur waktu untuk latihan?" Menulis langkah-langkah spesifik memunyai kelebihan lain: Jika Anda merasa kecil hati, Anda dapat melihat daftar yang telah dibuat untuk membantu Anda tetap terfokus! Buat komitmen lagi dengan tujuan Anda jika Anda membuat kesalahan. Jika Anda tergelincir, jangan putus asa. Ampuni diri sendiri dan buatlah rencana untuk kembali ke jalur. Tepuk pundak Anda sendiri untuk semua hal benar yang Anda lakukan. Jangan hukum diri sendiri, berapa pun jauhnya Anda melenceng dari jalur. Banyak orang melakukan kesalahan ketika berusaha membuat perubahan -- itu adalah bagian alami dari proses. Menulis tugas-tugas rutin dan tujuan-tujuan kecil juga membantu. Dengan memerhatikan semua yang terjadi, Anda akan segera menyadari saat Anda mulai menyimpang dari tujuan, dan memermudah untuk kembali fokus dan berkomitmen pada tujuan Anda. Jadi, daripada merasa kecil hati, Anda bisa mengetahui di titik mana Anda menyimpang dari jalur dan mengapa. Bagaimana jika Anda terus keluar dari jalur? Tanyalah pada diri sendiri apakah Anda sungguh-sungguh dengan tujuan Anda. Jika iya, coba untuk berkomitmen lagi -- dan tuliskanlah komitmen itu. Proses menulis itu juga dapat membantu Anda menyadari jika Anda tidak sungguh-sungguh berkomitmen untuk mencapai tujuan Anda. Contohnya, mungkin Anda lebih senang membayangkan menjadi seorang bintang olahraga daripada benar-benar menjadi seorang atlit, dan sebenarnya Anda ingin menjadi yang lain atau melakukan yang lain. Lihat kesalahan-kesalahan sebagai pelajaran dan pengingat mengapa Anda mencoba membuat perubahan. Di saat Anda mengacaukannya, itu bukan sebuah kesalahan -- itu merupakan kesempatan untuk mempelajari hal baru tentang diri sendiri. Sebut saja tujuan Anda adalah untuk mengurangi perselisihan dengan saudara Anda. Anda bisa belajar bahwa akan lebih baik untuk mengatakan, "Saya tidak bisa membicarakannya sekarang." Dan ambil waktu untuk menenangkan diri ketika Anda mulai nik darah. Tetaplah pada sikap tetap setia. Bayangkan diri Anda mencapai tujuan. Visualisasi diri membantu Anda tetap memertahankan apa yang sedang Anda capai. Hal itu membuat Anda yakin bahwa tujuan itu sangat mungkin terjadi. Anda juga dapat memerkuat mental Anda saat semangat dan motivasi Anda menurun. Berkata positif pada diri sendiri juga meningkatkan sikap dan motivasi Anda. Katakan pada diri sendiri, "Saya pantas mendapatkannya karena saya sudah bekerja keras." Atau, "Saya merasa hebat saat berenang -- latihan saya berhasil!" Berbagi dengan teman. Sumber motivasi lain adalah dukungan dari orang-orang di sekitar Anda. Cari orang lain yang memiliki tujuan yang mirip dengan Anda supaya Anda bisa saling mendukung. Memiliki teman dengan tujuan yang sama akan mendorong Anda ketika Anda merasa tidak termotivasi. Jika Anda tidak mendapatkan dukungan dari seseorang ketika Anda membutuhkannya, Anda mungkin harus mencari orang-orang yang mau membantu Anda berhasil. Sebagai contoh, jika Anda datang ke tempat teman Anda untuk belajar bersama setiap hari Kamis sepulang sekolah, tetapi teman Anda malah menonton TV, mengobrol di telepon, atau sibuk sendiri dengan mengabaikan permohonan Anda untuk kembali bekerja, ini adalah waktunya Anda mencari teman belajar yang lain. Anda tidak bisa fokus terhadap tujuan Anda ketika teman Anda tidak fokus pada tujuan itu -- atau, parahnya lagi, mencoba menahan Anda untuk maju. Carilah orang-orang yang sejalan dengan Anda dan bekerjalah dengan mereka. Jangan menyerah! Mengakhiri kelakuan yang tidak baik atau menciptakan kelakuan yang baru berbicara mengenai tanggung jawab terhadap hidup kita. Menemukan motivasi untuk melakukannya tidaklah mudah, tetapi selalu mungkin untuk dilakukan. Anda bisa tetap termotivasi dengan cara menuliskan tujuan-tujuan tersebut, tetap menjalankan jadwal yang sudah Anda buat, dan mengingatkan diri Anda sendiri untuk menempatkan pada tempat teratas apa yang menjadi motivasi Anda dalam menetapkan suatu tujuan. Perubahan itu mengasyikkan -- kita semua pasti bosan jika tidak ada perubahan. (t/Hilda) Semoga berhasil dalam mencapai tujuan-tujuan Anda! Diterjemahkan dan disesuaikan dari: Nama situs: TeensHealth Judul asli artikel: Motivation and Power of Not Giving Up Penulis: Tidak dicantumkan Alamat URL: http://www.kidshealth.org/teen/food_fitness/exercise/motivation.html ==================================**================================== INSPIRASI WINSTON CHURCHILL Di usia tuanya, Winston Churchill menyampaikan pidato di sekolah dasar di mana ia bersekolah ketika masih kecil. Sang kepala sekolah mengatakan kepada anak-anak, "Ini adalah saat yang bersejarah. Winston Churchill adalah pembicara bahasa Inggris paling hebat. Tuliskanlah segala yang diucapkannya. Ia akan menyampaikan pidato yang tak terlupakan." Ketika Churchill berpidato, ia memandang dengan kacamata yang dilorotkannya dan berkata, "Jangan, jangan, jangan pernah menyerah!" Lalu, ia duduk kembali. Banyak murid yang kecewa, namun sang kepala sekolah merasa bahwa itu adalah salah satu pidato Churchill yang paling hebat. Suatu ciri-ciri Churchill yang menonjol adalah keuletan. Ia tidak pernah menyerah. Sikap itulah yang menginspirasikan Inggris dalam Perang Dunia II untuk terus berjuang ketika yang lainnya telah menyerah. Keuletan artinya terus berpegang pada perjuangan kita. Keuletan artinya memelihara komitmen dan menjadikan perbuatan kita konsisten dengan kata-kata kita. Keuletan adalah soal "mengamalkan ucapan kita dengan perbuatan nyata". Diambil dari: Judul buku: Hati Seorang Pemimpin Judul asli buku: The Heart of A Leader Penulis: Ken Blanchard Penerjemah: Drs. Arvin Saputra Penerbit: Interaksara, Batam Centre 2001 Halaman: 47 ==================================**================================== STOP PRESS BARU! PUBLIKASI e-WANITA Berita terbaru! Sebuah publikasi yang khusus ditujukan bagi kaum wanita Kristen akan diluncurkan oleh YLSA pada bulan Desember 2008. Sesuai dengan misinya, maka nama publikasi ini adalah "e-Wanita". Jika Anda adalah wanita Kristen Indonesia yang rindu untuk mewarnai hidup dengan makna surgawi, publikasi ini pasti cocok untuk Anda. Publikasi "e-Wanita" terbit dua kali dalam sebulan dengan suguhan-suguhan yang akan memberikan prinsip-prinsip iman Kristen, inspirasi, dan pengetahuan bagi para wanita Kristen. Segeralah mendaftarkan diri agar tidak ketinggalan untuk mendapatkan edisi perdananya yang akan terbit pada bulan Desember 2008. Cara berlangganannya sangat MUDAH! Anda hanya harus mengisi formulir pendaftaran yang kami sediakan di bawah ini untuk mendaftarkan diri sendiri atau rekan Anda. Setelah diisi, kirimkan formulirnya ke: ==> < wanita(at)sabda.org > Segeralah mendaftarkan diri sekarang! -----> Potong di sini, kirimkan ke: ==> < wanita(at)sabda.org > <----- FORM BERLANGGANAN PUBLIKASI e-WANITA Nama: Alamat e-mail: Rekan-rekan yang ingin Anda daftarkan: 1. Nama: Alamat e-mail: 2. Nama: Alamat e-mail: 3. Nama: Alamat e-mail: (Silakan tambahkan nomor di bawahnya jika masih kurang.) -----> Potong di sini, kirimkan ke: ==> < wanita(at)sabda.org > <----- ==================================**================================== Berlangganan: subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org Kontak e-Leadership: leadership(at)sabda.org Arsip e-Leadership: http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip Situs Indo Lead: http://lead.sabda.org/ Network Kepemimpinan: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_kepemimpinan ______________________________________________________________________ Redaksi e-Leadership: Dian Pradana e-Leadership merupakan kerjasama antara Indo Lead, YLSA, dll. Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Bahan ini dapat dibaca secara on-line di: http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/ Copyright(c) 2008 oleh YLSA http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ==================================**==================================
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |