Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/4 |
|
e-Leadership edisi 4 (28-4-2006)
|
|
Edisi April 2006 <><*><>========================================================<><*><> <>< Milis Publikasi e-LEADERSHIP ><> <><*><> Topik: Gaya Kepemimpinan <><*><>========================================================<><*><> MENU SAJI EDITORIAL : Apa Gaya Kepemimpinan Anda? ARTIKEL : Gaya Kepemimpinan TIPS KEPEMIMPINAN : Mengembangkan Gaya Kepemimpinan Anda INSPIRASI : Transformasi di Hari Paskah JELAJAH : Advanced Public Speaking Institute DARI HATI KE HATI : Pemimpin yang Sibuk ===============================><>*<><================================ <>< EDITORIAL -*- APA GAYA KEPEMIMPINAN ANDA? -*- Apakah gaya kemimpinan Anda? Gaya kepemimpinan apa yang paling ideal, khususnya dalam konteks kepemimpinan Kristen? Pertanyaan ini mungkin tidak mudah untuk dijawab. Karena itu baiklah kita mulai belajar terlebih dahulu dengan mengetahui apa yang dimaksud sebagai gaya kepemimpinan; apa ciri-cirinya; apa kelebihan dan kekurangan dari masing-masing gaya kepemimpinan yang ada. Nah, mungkin dari situ kita dapat melihat gaya kepemimpinan yang manakah yang perlu kita ambil agar kepemimpinan kita bisa menghasilkan kebaikan bagi organisasi yang kita pimpin. Untuk menolong Anda mempelajari tentang gaya kepemimpinan, maka edisi e-Leadership bulan ini kami suguhkan secara khusus dengan tema: GAYA KEPEMIMPINAN. Kiranya dapat menjadi berkat bagi pelayanan di mana pun Anda ditempatkan Tuhan. Selamat menyimak. Staf redaksi, (Kris) "Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu." (1Petrus 5:3) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=1Petrus+5:3 > ===============================><>*<><================================ JANGAN PERNAH MENGHUKUM SESEORANG YANG BELAJAR (Ken Blanchard dan Spencer Johnson - The One Minute Manager) ===============================><>*<><================================ <>< ARTIKEL (1) -*- GAYA KEPEMIMPINAN -*- KEPEMIMPINAN SEBAGAI SUATU GAYA Mungkin karena keputusasaan dalam mendefinisikan kepemimpinan, para teoritis manajemen telah berusaha menggambarkannya dalam gaya. Dalam menggunakan istilah yang luas seperti itu mereka mencoba menggambarkan bagaimana orang tersebut bertindak, bukan siapakah orang tersebut. Bila ada yang berpikir mengenai sejumlah pemimpin yang Anda kenal secara pribadi, Anda mungkin dapat menyimpulkan sendiri mengenai gaya mereka. "Ia tipe seorang pemain/pelatih", atau "Ia seorang primadona", atau "Ia seorang pemain tunggal". Dengan kata lain, kita cenderung menggolongkan seorang pemimpin berdasarkan cara ia memimpin menurut cara pandang kita mengenai dia. Dengan sendirinya, seseorang mungkin berbeda pendapat dengan orang lain mengenai gaya seorang pemimpin. "Gaya" ternyata merupakan ringkasan dari bagaimana seorang pemimpin melaksanakan fungsi kepemimpinannya dan bagaimana ia dilihat oleh mereka yang berusaha dipimpinnya atau mereka yang mungkin sedang mengamati dari luar. APA SAJA GAYA KEPEMIMPINAN ITU? Karena gaya kepemimpinan mencakup tentang bagaimana seseorang bertindak dalam konteks organisasi tersebut, maka cara termudah untuk membahas berbagai jenis gaya ialah dengan menggambarkan jenis organisasi atau situasi yang dihasilkan oleh atau yang cocok bagi satu gaya tertentu. Perhatian utama kita pada saat ini adalah bagi mereka yang sudah berada dalam posisi kepemimpinan, ketimbang mereka yang masih berpikir-pikir mengenai potensi kecakapan mereka. Kita akan membicarakan lima gaya kepemimpinan: birokratis, permisif (serba membolehkan), laissez-faire (berasal dari bahasa Perancis yang sejatinya menunjuk pada doktrin ekonomi yang menganut paham tanpa campur tangan pemerintah di bidang perniagaan; sementara dalam praktik kepemimpinan, si pemimpin mengarahkan orang-orang yang dipimpinnya untuk melakukan apa saja yang mereka kehendaki), partisipatif, dan otokratis. Kita akan melihat masing-masing gaya tersebut menurut cara kerja pemimpinnya dalam organisasi. Birokratis -- Ini adalah satu gaya yang ditandai dengan keterikatan yang terus-menerus kepada aturan-aturan organisasi. Gaya ini menganggap bahwa kesulitan-kesulitan akan dapat diatasi bila setiap orang mematuhi peraturan. Keputusan-keputusan dibuat berdasarkan prosedur-prosedur baku. Pemimpinnya adalah seorang diplomat dan tahu bagaimana memakai sebagian besar peraturan untuk membuat orang-orang melaksanakan tugasnya. Kompromi merupakan suatu jalan hidup karena untuk membuat satu keputusan diterima oleh mayoritas, orang sering harus mengalah kepada yang lain. Permisif -- Di sini keinginannya adalah membuat setiap orang dalam kelompok tersebut puas. Membuat orang-orang tetap senang adalah aturan mainnya. Gaya ini menganggap bahwa bila orang-orang merasa puas dengan diri mereka sendiri dan orang lain, maka organisasi tersebut akan berfungsi dan dengan demikian, pekerjaan akan bisa diselesaikan. Koordinasi sering dikorbankan dalam gaya ini. Laissez-faire -- Ini sama sekali bukanlah kepemimpinan. Gaya ini membiarkan segala sesuatunya berjalan dengan sendirinya. Pemimpin hanya melaksanakan fungsi pemeliharaan saja. Misalnya, seorang pendeta mungkin hanya namanya saja ketua dari organisasi tersebut dan hanya menangani urusan khotbah, sementara yang lainnya mengerjakan segala pernik mengenai bagaimana organisasi tersebut harus beroperasi. Gaya ini kadang-kadang dipakai oleh pemimpin yang sering bepergian atau yang hanya bertugas sementara. Partisipatif -- Gaya ini dipakai oleh mereka yang percaya bahwa cara untuk memotivasi orang-orang adalah dengan melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini diharapkan akan menciptakan rasa memiliki sasaran dan tujuan bersama. Masalah yang timbul adalah kemungkinan lambatnya tindakan dalam menangani masa-masa krisis. Otokratis -- Gaya ini ditandai dengan ketergantungan kepada yang berwenang dan biasanya menganggap bahwa orang-orang tidak akan melakukan apa-apa kecuali jika diperintahkan. Gaya ini tidak mendorong adanya pembaruan. Pemimpin menganggap dirinya sangat diperlukan. Keputusan dapat dibuat dengan cepat. APA ANGGAPAN ORANG TENTANG GAYA-GAYA INI? Perhatikan bahwa setiap gaya ini sangat tergantung pada pandangan seseorang terhadap orang banyak dan apa yang memotivasi mereka. Karena fungsi dari kepemimpinan ialah memimpin, maka membuat orang- orang ikut sangatlah penting. Pemimpin yang birokratis percaya bahwa setiap orang dapat setuju dengan cara yang terbaik dalam mengerjakan segala sesuatu dan bahwa ada suatu sistem di luar hubungan antarmanusia yang dapat dipakai sebagai pedoman. Dalam hal ini pedoman tersebut adalah peraturan- peraturan dan tata cara. Pemimpin yang permisif ingin agar setiap orang (termasuk pemimpin itu sendiri) merasa senang. Stres internal dianggap sebagai suatu hal yang buruk bagi organisasi (dan mungkin tidak Kristiani). Pemimpin laissez-faire menganggap bahwa organisasinya berjalan sedemikian baiknya sehingga pemimpin tidak perlu turut campur, atau menganggap bahwa organisasi tersebut tidak membutuhkan pusat kepemimpinan. Pemimpin yang partisipatif biasanya senang memecahkan masalah dan bekerja sama dengan orang lain. Ia menganggap bahwa orang lain pun merasakan hal yang sama, dan karena itu, hasil yang paling besar akan diraih dengan cara bekerja sama dengan mengajak orang lain turut serta dalam mengambil keputusan dan meraih sasaran. Pemimpin yang otokratis menganggap bahwa orang-orang hanya akan melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka dan/atau ia tahu apa yang terbaik. (Dengan kata lain, ia mungkin tampak sebagai seorang diktator.) GAYA MANA YANG TERBAIK? Gaya setiap pemimpin tentunya berbeda-beda. Demikian juga dengan para pengikut! Ini merupakan cara lain untuk mengatakan bahwa situasi-situasi tertentu menuntut satu gaya kepemimpinan tertentu, sedangkan situasi lainnya menuntut gaya yang lain pula. Pemimpin berbeda satu sama lain. Pada suatu waktu tertentu kebutuhan- kebutuhan kepemimpinan dari suatu organisasi mungkin berbeda dengan waktu lainnya. Karena organisasi-organisasi akan mendapatkan kesulitan bila terus-menerus berganti pimpinan, maka para pemimpinlah yang membutuhkan gaya yang berbeda pada waktu yang berbeda. Gaya yang cocok sangat tergantung pada tugas organisasi, tahapan kehidupan organisasi, dan kebutuhan-kebutuhan pada saat itu. Organisasi-organisasi perlu memperbarui diri mereka sendiri, dan gaya kepemimpinan yang berbeda seringkali dibutuhkan. Apa contoh- contoh yang menunjukkan bagaimana tugas organisasi mempengaruhi gaya kepemimpinan? Dinas pemadam kebakaran tidak dapat bekerja tanpa kepemimpinan yang bersifat otokrasi. Ketika tiba waktunya bagi organisasi tersebut untuk bekerja, untuk melaksanakan apa yang telah dirancang akan dilakukan, kepemimpinan otokrasi merupakan satu keharusan. Tidak ada waktu untuk duduk dan membahas bagaimana memadamkan api tersebut. Seorang yang terlatih harus memutuskan bagi kelompok itu, dan kelompok itu harus mematuhi keputusan tersebut. Pada waktu kemudian, mungkin ada diskusi yang lebih bebas mengenai cara mana yang terbaik dipakai di saat lain. Di pihak lain, suatu kelompok medis mungkin paling baik dijalankan dengan gaya serba membolehkan. Gaya otokrasi malahan mungkin juga dibutuhkan dalam organisasi Kristen! Dalam masa-masa krisis, seperti pengungsian personil misi, atau perlunya mengurangi biaya secara radikal. SENI MANAJEMEN BAGI PEMIMPIN KRISTEN Seringkali seorang pemimpin harus bertindak secara sepihak. Organisasi-organisasi harus melewati tahap-tahap yang berbeda dalam hidup mereka. Selama periode-periode pertumbuhan dan perkembangan yang cepat, kepemimpinan otokrasi mungkin akan bekerja dengan baik. Misalnya, pendiri suatu organisasi Kristen yang baru, atau pendeta pendiri dari satu gereja, sering merupakan tokoh kharismatik yang mengetahui secara intuitif apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. Karena itu adalah visinya, maka ialah yang paling sanggup untuk menanamkannya kepada orang lain tanpa diskusi. Tetapi selama periode pertumbuhan yang lambat atau konsolidasi, organisasi tersebut perlu menyediakan waktu lebih untuk merenung dan berusaha agar lebih berdaya guna. Kepemimpinan dengan gaya partisipatif dibutuhkan dalam suatu bisnis yang secara berkala memerlukan pertimbangan. MENCOCOKKAN GAYA KE DALAM ORGANISASI Idealnya, seorang pemimpin harus memiliki berbagai macam gaya. Ia harus siap menghadapi segala keadaan, berpindah dari musim panas yang serba membolehkan kepada musim dingin yang banyak tuntutannya. Memandang hal ini dari sisi organisasi, maka organisasi harus mengadaptasi suatu strategi untuk efektivitas, dengan mempertimbangkan kebutuhan dan `produknya`. Sebagian besar organisasi sukarela dan nirlaba didirikan berdasarkan asumsi adanya persamaan visi dan sasaran. Mereka memiliki strategi mencari keberhasilan (untuk mencapai sasaran mereka). Ketika organisasi tersebut masih baru, pendirinya dapat mengandalkan kekuatan visinya untuk menarik orang-orang lain yang mempunyai sasaran yang sama. Namun, pada waktu organisasi itu berhasil, maka cara-cara lain untuk mempertahankan persamaan visi akan diperlukan. Bila gaya kepemimpinan tidak disesuaikan sehingga mencakup penyamaan sasaran dengan peran serta penuh, sering organisasi tersebut akan mengadaptasi strategi menghindari kegagalan. Ketika organisasi mencapai ukuran di mana gaya yang bersifat otokratis tidak akan lagi berfungsi bila pemimpin tidak dapat berpindah ke gaya yang partisipatif, maka ia sering dipaksa (mungkin tanpa disadari) untuk mengambil gaya laissez-faire. Sementara itu kepemimpinan lapis kedua (yang sekarang terpaksa menjalankan organisasi) kemungkinan besar akan memakai gaya birokratis. DI MANAKAH ANDA? Apakah gaya kepemimpinan Anda? Membaca beberapa tulisan mengenai manajemen secara sepintas lalu mungkin sudah akan menolong Anda untuk menemukan hal itu. Mudah-mudahan Anda akan menemukan bahwa Anda telah mempraktikkan gaya-gaya kepemimpinan yang berbeda pada waktu yang berbeda. Apakah Anda mempunyai bukti bahwa Anda sanggup mengubah gaya Anda pada waktu dibutuhkan? Atau, sementara Anda memikirkan mengenai keputusan-keputusan yang telah Anda ambil selama enam bulan ini, apakah Anda menemukan bahwa keputusan-keputusan tersebut selalu dibuat dengan cara yang sama (oleh Anda, orang lain, bersama-sama, atau melalui birokrasi)? DI MANA ORGANISASI ANDA? Jenis kepemimpinan apa yang dibutuhkan oleh organisasi Anda sekarang ini? Apa tugas-tugasnya? Dalam tahap pertumbuhan organisasi yang seperti apa Anda sekarang ini? Apakah kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan pada saat ini? Analisislah hal ini dengan pertolongan dewan pengurus, tim kepemimpinan, anggota-anggota Anda, dan lain- lain. Apakah gaya kepemimpinan yang berbeda dibutuhkan dalam bidang kehidupan organisasi yang berbeda? KE MANA ANDA PERGI DARI SINI? Periksalah kembali kalender pertemuan Anda selama dua minggu terakhir ini. Apakah yang terjadi dalam rapat-rapat itu? Apakah Anda pergi ke rapat hanya untuk mengumumkan keputusan Anda sendiri (gaya otokratis)? Apakah Anda pergi ke rapat dengan harapan dapat bekerja sama dengan kelompok tersebut untuk mencapai suatu keputusan (gaya partisipatif)? Apakah Anda berharap untuk duduk bersandar membiarkan orang lain mengurus masalah yang sedang dihadapi (gaya permisif). Atau, apakah Anda pergi dengan tekad memakai prosedur baku untuk memastikan bahwa kapal tersebut tetap tenang tanpa masalah (gaya birokratis)? Mungkin Anda sama sekali tidak pergi (laissez-faire)! Bila Anda menemukan bahwa Anda menangani setiap pertemuan dengan cara yang sama, Anda mungkin terkunci pada satu gaya dan dengan sadar harus mempertimbangkan untuk mulai berusaha menyesuaikan gaya Anda sebagai fungsi situasi yang sedang Anda hadapi. Dengan memutuskan gaya yang akan Anda pakai sebelum rapat, Anda akan memperoleh kesempatan untuk mengamati respon peserta-peserta rapat yang lain. Bila selama ini Anda membatasi diri Anda pada satu gaya saja, perubahan yang tiba-tiba sering akan membingungkan orang lain. Mungkin Anda perlu menguraikan dengan sangat jelas peraturan- peraturan dasar mengenai bagaimana Anda mengantisipasi berlangsungnya proses pengambilan keputusan tersebut. Sumber diedit dari: Judul Buku : Pelayanan sebagai Pemimpin Penulis : Robert D. Dale Penerbit : Gandum Mas, Malang, 1992 Halaman : 36-48 ===============================><>*<><================================ <>< TIPS KEPEMIMPINAN -*- MENGEMBANGKAN GAYA KEPEMIMPINAN ANDA -*- Berikut ini adalah saran-saran saya untuk memadukan gaya kepemimpinan dengan kebutuhan-kebutuhan organisasional agar dapat memimpin dengan pengaruh yang besar. 1. Identifikasikan gaya atau gaya-gaya kepemimpinan Anda. Anda bisa menelaah dari berbagai gaya kepemimpinan yang banyak diuraikan dalam berbagai buku kepemimpinan. Setelah Anda berhasil mengidentifikasi gaya kepemimpinan Anda, Anda bisa meminta pendapat orang-orang terdekat tentang kesimpulan Anda. 2. Tentukan apakah gaya Anda sesuai dengan situasi kepemimpinan saat ini. Apakah kekuatan kepemimpinan Anda sesuai dengan peran yang diharapkan dari Anda. Ingat bahwa setiap gaya kepemimpinan memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. 3. Identifikasikan gaya kepemimpinan setiap anggota tim Anda. Pastikan agar setiap orang cocok dengan kebutuhan kepemimpinan yang tepat dan tentukan apakah ada kekosongan di dalam tim yang perlu diisi. 4. Abdikan diri Anda dengan baik untuk mengembangkan gaya kepemimpinan yang paling dominan dalam diri Anda maupun gaya kepemimpinan yang berkembang dalam bidang kepemimpinan yang selama ini menjadi kelemahan Anda. Sumber diedit dari: Judul Buku : Kepemimpinan yang Berani (Courageous Leadership) Penulis : Bill Hybels Penerbit : Gospel Press Hal : 193 ===============================><>*<><================================ <>< INSPIRASI -*- TRANSFORMASI DI HARI PASKAH -*- (Pdt. Bob Jokiman) Pernah ada seorang pendeta yang setelah kembali dari kunjungannya ke Palestina, mempunyai visi yang indah. Ia melihat betapa indahnya tanah di mana Yesus dulu pernah hidup dan berjalan di atasnya. Pengalaman tersebut membangun iman dan rohaninya, khususnya tatkala ia mengunjungi Taman Getsemani, di mana Yesus bergumul dalam doa menerima "cawan pahit" dari Sang Bapa; Bukit Golgota, tempat Yesus disalibkan; dan kubur kosong yang secara tradisi diakui sebagai bekas kuburan Yesus di tengah taman yang sangat indah dengan berbagai macam tanaman tropikal. Ia merasa bila setiap orang Kristen dapat mengunjungi taman tersebut pasti rohani mereka pun dapat dibangun. Tetapi bagaimana dengan mereka yang tidak sanggup atau tak mampu pergi ke sana? Oleh karena itu, ia terdorong untuk membangun taman yang serupa di tempat asalnya, Covington, di Kentucky. Dengan demikian orang-orang yang tidak mempunyai kesempatan ke Palestina, dapat pula mempunyai pengalaman yang sama bila mengunjungi taman yang akan dibangunnya itu. Ia lalu mencari dan membeli sebidang tanah. Berbagai tumbuhan dan pohon-pohonan dari 24 negara tropis didatangkan dan ditanamnya di taman tersebut. Sebuah gubuk tukang kayu dibangunnya dan dilengkapi dengan peralatan dari Nazaret. Sebuah replika dari kubur yang kosong ditempatkannya pada salah satu sudut taman tersebut untuk menciptakan suasana Paskah. Sebuah patung Yesus yang besar, yang seolah-olah sedang mengawasi seluruh taman tersebut, didirikannya di tanah yang lebih tinggi dan dapat terlihat dari kejauhan sehingga menambah semaraknya taman tersebut. Akhirnya setelah bersusah payah selama 21 tahun, diresmikan dan dibukalah taman tersebut untuk umum dengan nama "Taman Harapan" (The Garden of Hope). Namun, sayang sekali "Taman Harapan" tersebut segera menjadi "taman yang mengecewakan". Tumbuhan dan pohon-pohon tropikal yang tidak dapat hidup di iklim yang berbeda menjadi layu dan mati. Yang lebih mengenaskan lagi ialah taman tersebut tidak sanggup menarik banyak pengunjung sehingga mengalami kesulitan finansial dan dinyatakan pailit (bankrupt). Taman tersebut akhirnya tidak terpelihara, berbagai tumbuhan liar tumbuh di sana dan patung Yesus harus dipindahkan entah ke mana (disadur dari Christianity Today, 6 April 1992, hal. 20). Kekecewaan akibat kegagalan "Taman Harapan" tersebut adalah juga lukisan kekecewaan murid-murid Yesus yang mengikuti-Nya dengan penuh harapan. Pengharapan tersebut terlihat dengan sangat jelas apabila kita memperhatikan percakapan kedua murid Tuhan yang sedang berjalan dari Yerusalem menuju Emaus pada petang hari pada waktu kebangkitan Tuhan. Perhatikan apa yang dikatakan oleh salah seorang di antara mereka, "Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah (Yesus dari Nazaret) yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari sejak semuanya itu terjadi (penyaliban Kristus). Beberapa rekan kami mengatakan bahwa mereka menemukan kubur-Nya kosong, namun mereka tidak melihat-Nya!" (Ringkasan Lukas 24:21-24). Itulah sebabnya dengan lesu mereka meninggalkan persekutuan rekan-rekan mereka di Yerusalem dan kembali ke Emaus, mungkin untuk kembali pada hidup yang lama. Hidup yang apatis, pesimis, dan terima nasib saja! Bukankah demikian pula dengan kebanyakan kita? Tatkala pertama kali mengenal Kristus, kita mengikut Dia dengan penuh harapan. Namun, setelah sekian lama harapan itu belum juga menjadi kenyataan lalu timbullah berbagai keraguan dan pertanyaan dalam hati kita, "Kalau sungguh Ia Tuhan, mengapa nasib saya tidak berubah? Jikalau Ia sungguh bangkit dari kematian, mengapa nasibku begini-begini saja? Jika memang Ia hidup, mengapa Ia berdiam diri saja? Bila Ia Anak Allah, mengapa Ia tidak bertindak membelaku? Apa gunanya aku terus mengikut Dia? Hidup terasa hampa, tanpa harapan!" Apakah harapan Anda terhadap Tuhan telah pudar, seperti pudarnya penglihatan kedua murid itu yang tidak melihat Tuhan yang bangkit dan berjalan di sisi mereka? Mengapa itu bisa terjadi? Seperti murid-murid Tuhan, kita merasa hidup kita hampa dan tanpa pengharapan karena kita semua seperti mereka, hanya terpaku pada kubur yang kosong. Itulah sebabnya hati kita pun kosong! Hati kita hanya tertuju pada perkara-perkara lahiriah, hal-hal yang kelihatan. Itu sebabnya kepada mereka yang terheran-heran melihat kubur yang kosong para malaikat memerintah, "... segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati ..." (Matius 28:7), "Tetapi sekarang pergilah, katakanlah kepada murid-murid-Nya dan kepada Petrus: Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia ..." (Markus 16:7), "... tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku ..." (Yohanes 20:17). Dari kutipan-kutipan di atas jelas sekali kehendak Tuhan, supaya kita pergi memberitakan kebangkitan Tuhan! Hanya dengan mengalihkan cara pandang kita, maka kita akan mengalami transformasi, pembentukan kembali harapan kita terhadap Kristus dan hidup ini. Kubur yang kosong itu masih dan tetap kosong, demikian pula "Taman Harapan" itu, yang mungkin sekarang telah menjadi hutan. Oleh karena itu, kita harus mengalihkan pandangan kita pada tempat yang jauh lebih tinggi. Tempat di mana Kristus sekarang berada, yaitu di sebelah kanan Allah Bapa di surga (Ibrani 8:1). Dengan memandang ke surga, kita akan menemukan harapan baru sehingga terjadi transformasi dalam hati dan hidup kita. Kecemasan dan kekecewaan berubah menjadi keberanian dan kesukacitaan untuk bukan saja mengubah arah hidup kita, tetapi juga dunia di mana kita ditempatkan oleh Tuhan. Arah hidup kita bukan lagi tertuju pada diri sendiri tetapi kepada orang lain yang belum mengenal Kristus, supaya kita pergi memberitahukan bahwa Kristus sudah bangkit dan mengalahkan dosa serta maut. Semoga terjadi transformasi dalam hidup Anda di Hari Paskah ini. Selamat Paskah! Sumber diedit dari: Judul Buletin: GKI Monrovia Newsletter, Th.IX No.4, April 1995 Penyadur : Pdt. Bob Jokiman Penerbit : GKI Monrovia Halaman : 1-2 ===============================><>*<><================================ <>< JELAJAH -*- ADVANCED PUBLIC SPEAKING INSTITUTE -*- http://www.public-speaking.org/default.htm Sesuai dengan namanya, Situs "Advanced Public Speaking Institute" memfokuskan diri dengan menyediakan bahan-bahan seputar public speaking. Situs ini tergolong cukup lengkap. Anda akan menemukan lebih dari 100 artikel yang dibagi dalam 20 kategori. Selain itu situs ini juga menyediakan materi training dan seminar yang tentu akan berguna bagi para trainer. Jika masih kurang, Anda juga bisa berlangganan "Great Speaking Ezine" serta mendapatkan e-mail gratis dengan account: < namaanda(at)GreatSpeaking.com >. Jadi, tunggu apa lagi? Segera kunjungi situs ini! [Kiriman dari: Kristian] Catatan Redaksi: ---------------- Kami mengundang pembaca untuk turut berpartisipasi dengan mengirimkan informasi situs yang membahas seputar kepemimpinan, sedapat mungkin disertai dengan ulasan singkatnya. Informasi dan ulasan singkat situs tersebut dapat Anda kirimkan ke: < staf-leadership(at)sabda.org > Kami tunggu ya! ===============================><>*<><================================ <>< DARI HATI KE HATI [Kolom DARI HATI KE HATI ini kami sediakan bagi Anda (para pemimpin) yang ingin berbagi masalah kepemimpinan atau juga bagi Anda yang ingin berbagi berkat dengan menolong rekan pemimpin lain yang sedang mencari solusi bagi masalah-masalahnya. Silakan kirim surat Anda ke: < staf-leadership(at)sabda.org > ] PEMIMPIN YANG SIBUK >Tim Leadership ytk, >Terima kasih atas email anda yang memberikan semangat bagi saya. >Kiranya Tuhan selalu memberi kekuatan dalam memerangi musuh di >dalam jiwa saya. Acapkali saya tidak bijaksana untuk mengatur >waktu, sehingga banyak pekerjaan tertunda. >Sibuk, sibuk melayani orang lain, sibuk di perjalanan (bis dan >angkutan umum lainnya) sampai kadang tak cukup memberi waktu kepada >istri dan anak-anak. Mereka protes kepada saya. >Salam dan doa >Hotma L. Tobing Redaksi: Salam, Puji Tuhan bahwa Anda adalah orang yang sibuk! Karena banyak pemimpin Kristen yang berkata bahwa Tuhan jarang memanggil orang yang kerjanya suka menganggur. Memang ada benarnya, tapi di lain pihak kita juga harus berhati-hati karena kesibukan bisa dipakai setan untuk menjauhkan kita dari hidup yang mengasihi, terutama Tuhan, keluarga, dan sesama. Terima kasih untuk sharing Anda. Kami percaya banyak pemimpin Kristen yang saat ini juga menghadapi masalah yang sama dengan Anda. Nah, bagi Anda, para pemimpin/pembaca yang punya tips/trik untuk menghadapi masalah ini, silakan sharingkan/bagikan kepada para pembaca lain, siapa tahu bisa menjadi berkat bagi yang lain. Oke? Silakan kirimkan ke: < staf-leadership(at)sabda.org > <><*><>========================================================<><*><> Berlangganan : < subscribe-i-kan-leadership(at)xc.org > Berhenti : < unsubscribe-i-kan-leadership(at)xc.org > Kontak e-Leadership: < staf-leadership(at)sabda.org > Arsip e-Leadership : http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip Situs Indo Lead : http://www.sabda.org/lead/ ---------------------------------------------------------------------- Redaksi e-Leadership: Yulia, Kristian, Endah e-Leadership merupakan kerjasama antara Indo Lead, YLSA, dll. Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Bahan ini dapat dibaca secara on-line di situs: http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/ Copyright(c) 2006 oleh YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati <><*><>========================================================<><*><>
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |