Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/70 |
|
e-Leadership edisi 70 (6-5-2010)
|
|
===============MILIS PUBLIKASI E-LEADERSHIP EDISI MEI 2010============ PELAJARAN KEPEMIMPINAN DARI YOHANES PEMBAPTIS (I) e-Leadership 70 -- 10/05/2010 DAFTAR ISI EDITORIAL ARTIKEL: Profil Kepemimpinan Yohanes Pembaptis INSPIRASI: Semakin Kecil JELAJAH SITUS: Internet Christian Library (ICLnet) STOP PRESS: SABDA.net: Komunitas dan Pusat Download Program SABDA ==================================**================================== EDITORIAL Shalom, Kunci utama dari efektivitas suatu kepemimpinan bergantung pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan kepemimpinan yang luas. Pemimpin itu harus mampu melaksanakan dan mengendalikan kepemimpinannya hingga mengilhami orang-orang lain. Namun, itu saja bukanlah jaminan bahwa kepemimpinan itu dapat berjalan baik dan akan sesuai dengan yang diharapkan. Setiap pemimpin harus memiliki peran tertentu, yang sesuai untuk dirinya dan untuk orang-orang yang dipimpinnya. Redaksi telah menyiapkan sebuah artikel mengenai seorang tokoh pemimpin yang luar biasa di dalam Alkitab. Mengingat ukuran artikel ini cukup panjang, kami sengaja menerbitkannya secara berturut- turut dalam dua edisi. Bagian pertama berfokus pada fungsi seorang pemimpin dalam profil kepemimpinan Yohanes Pembaptis. Bagian kedua disajikan dalam e-Leadership edisi 2 pekan berikutnya. Semoga artikel ini menginspirasi pembaca untuk berjaga-jaga tatkala menapaki langkah-langkah kepemimpinan yang dinamis. Pimpinan Redaksi e-Leadership, Desi Rianto http://lead.sabda.org http://fb.sabda.org/lead ==================================**================================== Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara- perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar (Lukas 16:10). < http://alkitab.sabda.org/?Lukas+16:10 > ==================================**================================== ARTIKEL PROFIL KEPEMIMPINAN YOHANES PEMBAPTIS Seorang pemimpin bisa menimbulkan dua sisi yang kontradiktif. Ia bisa dikasihi atau, sebaliknya, dibenci oleh orang-orang yang dipimpinnya. Kedua sisi yang kontradiktif itu disebabkan oleh berbagai alasan atau motivasi, yang memengaruhi kepemimpinannya. Namun, pembahasan soal ini tidak dapat diuraikan di sini meskipun itu penting. Artikel ini lebih menekankan pada pribadi seorang pemimpin, alih-alih membahas respons terhadap dirinya. Relasi benci-kasih kepada seorang pemimpin akan menimbulkan pertanyaan: "Apakah sebenarnya tugas dan fungsi seorang pemimpin?" Dari sekian banyak tokoh Alkitab, kepemimpinan Yohanes Pembaptis terkesan sangat menonjol dan dramatis. Dengan pendekatan naratif [1], saya berupaya menyusun suatu potret Yohanes Pembaptis. Kompleksitas dan keluasan permasalahan menyebabkan data-data awal hanya bersumber pada Injil Yohanes sehingga hasilnya, tentu saja, tidak memberikan gambaran dirinya yang utuh. Namun, sketsa ini paling sedikit dapat mendorong penelitian lanjutan terhadap karakter Yohanes Pembaptis. Telaah dimulai dari Yohanes 1:1-18, dilanjutkan dengan bagian- bagian lain dalam kitab ini. Kalangan pakar Injil Yohanes lazimnya melabeli bagian 1:1-18 sebagai prolog. Melalui artikel ini, saya ingin menguji apakah prolog itu benar-benar miniatur Injil Yohanes? Jika bagian ini merupakan pemadatan dan ringkasan Injil Yohanes, kitab ini tentu saja merupakan uraian lebih lanjut dari prolog itu. Kita akan menguji tesis ini dengan melihat ciri-ciri pribadi Yohanes Pembaptis di dalam bagian prolog dan Injil Yohanes. Dengan perkataan lain, pertanyaan yang ditelusuri ialah: Apakah prolog tersebut merupakan bagian integral dari Injil Yohanes? SAKSI SEBAGAI PEMIMPIN Sebelum dibahas lebih jauh perlu dicatat bahwa Injil Yohanes tidak pernah menggunakan istilah "pembaptis" di belakang nama Yohanes. Jika demikian, istilah pembaptis itu bukanlah ciri utama pada diri Yohanes. Di dalam prolognya, narator menekankan dimensi yang lain. Yohanes Pembaptis bukanlah pembaptis atau reformator agama Yahudi. Ia dilukiskan secara konsisten sebagai saksi (1:6-8, 15, 19, 32, 34, 3:27-36, 5:32, 36, 10:40-42). Sebelum menguraikan ciri-ciri tokoh ini, perlu dijabarkan hubungan di antara saksi dan pemimpin. Jika ciri utama Yohanes Pembaptis adalah sebagai saksi, bagaimana kita membenarkan gagasan bahwa ia adalah seorang pemimpin? Seperti telah dinyatakan sebelumnya, seorang pemimpin selalu menghasilkan dua sisi yang kontradiktif. Ia dicintai pengikutnya atau dibenci lawannya. Kedua sisi yang kontradiktif ini sangat menonjol pada diri Yohanes Pembaptis. Ia dikasihi dan juga dibenci. Bentuk kebencian terhadap dirinya diungkapkan dalam bentuk perlawanan yang progresif. Pemimpin agama Yahudi pada awalnya mempertanyakan otoritas dan kewenangannya sebagai pemimpin (1:19-27). Namun, respons kritis itu tidak bersifat bermusuhan, alih-alih sebagai bentuk perlawanan. Ia kemudian dipenjara (3:24). Murid-muridnya tentu saja mengasihi dirinya. Tetapi, mengapa mereka meninggalkan dia? Karena ia tidak memusatkan semua kegiatan itu pada dirinya atau pengajarannya. Ia tidak menciptakan dan membangun kultus individu. Ia tidak membuat dan melatih pengikut-pengikut yang militan serta setia kepadanya. Ia menyadari bahwa Allah tidak mengutus dia untuk mendirikan suatu sekte ataupun agama baru. Itu bukan tujuannya. Ia diutus Allah hanya sebagai saksi. Ia adalah seorang saksi Kristus, yang kehidupannya merujuk kepada Kristus. Kemudian, jika murid-muridnya meninggalkan dia, bukan berarti mereka membenci atau memusuhi dirinya. Kasih kepada seorang pemimpin tidak berarti mengkultuskan atau mendewakannya. Kasih kepada seorang pemimpin bukan berarti pemusatan seluruh daya, upaya, dan kharisma di seputar diri pemimpin. Kasih kepada seorang pemimpin berarti melihat dan mematuhi arah yang ditunjukkan dia. Yohanes Pembaptis memimpin murid-muridnya kepada Kristus. Sebagai saksi, ia adalah seorang pemimpin, dan bukan sebaliknya, sebagai pemimpin ia adalah seorang saksi. YOHANES PEMBAPTIS SEBAGAI SAKSI Apakah Sumber Otoritas Yohanes Pembaptis? Sumber pelayanan Yohanes Pembaptis sebagai saksi berasal dari Allah. Ia diutus ke dunia untuk bersaksi bagi Mesias, yang akan datang dan yang sudah datang. Ia menjadi saksi bukan karena keinginan atau keputusan dirinya sendiri; juga bukan karena ia ditugaskan menjadi saksi oleh sebuah institusi. Ia tidak pernah mengajukan diri untuk dijadikan saksi. Ia harus bersaksi karena Allah mengutus dia (1:6). Ia dipanggil dan diutus untuk mengerjakan suatu tugas dengan otoritas ilahi, bukan untuk menjadi tokoh reformasi agama dalam masyarakat Yahudi. Isi kesaksian seorang saksi, tentu saja, tidak berpusat pada dirinya sendiri. Dengan kata lain, ia harus menyampaikan sebuah berita yang bukan mengenai dirinya atau ide-ide teologisnya. Ia hanya menyampaikan sesuatu yang sudah ditugaskan Allah untuk disaksikan kepada orang lain. Jadi, isi kesaksian itu bersumber pada Allah. Ia tidak boleh mengarang, menambahi, atau mengurangi isi kesaksiannya. Ia harus menyampaikan isi suatu kesaksian sebagaimana yang ditugaskan Allah kepadanya. Tidak boleh lebih dan tidak boleh kurang. Apakah itu berarti Yohanes Pembaptis tidak perlu menyiapkan dirinya untuk tugas yang mulia ini? Pemahamannya tentang Kitab Suci sudah cukup mendalam. Dalam suatu diskusi dengan pemimpin-pemimpin agama Yahudi ia mengutip kitab Yesaya (1:23) [2]. Bahkan, ia menafsirkan kitab itu secara kristologis. Tafsiran seperti ini tentu saja agak asing bagi telinga para pemimpin agama Yahudi saat itu. Tetapi, setidaknya terlihat pemahamannya yang mendalam akan Kitab Suci. Bukti lain mengenai pemahamannya akan Kitab Suci terlihat ketika ia memaklumatkan Yesus sebagai Anak Domba Allah, sang Penebus dosa dunia. Latar belakang frasa ini tidak mudah dikenali meskipun para pakar kitab sudah berusaha keras untuk menjelaskannya -- hasilnya masih belum memuaskan. Yohanes Pembaptis pasti memahami fungsi domba dalam sistem ritual agama Yahudi. Ia menambahkan tiga dimensi baru pada fungsi domba ini, yakni bahwa domba itu berasal dari Allah, domba itu untuk menghapus dosa, dan [peran] domba itu tidak sebatas di Bait Suci orang Yahudi saja melainkan juga untuk dunia. Ia dapat melakukan hal ini karena pemahamannya yang mendalam akan Kitab Suci. Ia membahas sistem kurban dengan tidak ragu-ragu merujuk pada pribadi Yesus. Tampaknya kemudian, inilah alasan mengapa murid-murid meninggalkan Dia karena mereka ingin memahami makna frase ini lebih dalam (1:37). Tidak diragukan lagi bahwa firman Allah dan tafsiran kristologis terjalin erat dalam pemikiran dan pelayanan Yohanes Pembaptis. Dalam Yohanes 3:27-36 [3], ia kembali menegaskan bahwa dirinya adalah seorang saksi utusan Allah. Otoritas pelayanan kesaksian yang dilakukannya bersumber pada Allah. Namun, ia memperluas bagian ini dengan mengatakan bahwa segala sesuatu bersumber pada Allah. Sebaliknya, manusia tidak memiliki apa pun di dunia ini kecuali yang telah diberikan kepadanya. Manusia datang ke dunia tidak membawa dan memiliki apa pun. Jika ia memiliki sesuatu, itupun sebenarnya bersumber pada Allah. Apa pun yang ada pada diri Yohanes Pembaptis adalah pemberian Allah. Dengan demikian, ia mengakui bahwa Allah adalah sang Pemilik dan sang Pemberi segala sesuatu. Ia tidak perlu mengakui dirinya adalah Mesias, nabi, atau jabatan lain, yang tidak ditugaskan Allah kepadanya. Ia tidak merasa perlu untuk mempertahankan "kepemilikan" murid-muridnya. Allah hanya memberi dia tugas sebagai saksi dan apa pun yang diterimanya berkaitan dengan tugasnya sebagai seorang saksi. Semuanya bersumber pada Allah. Fungsi Yohanes Pembaptis sebagai saksi ditegaskan oleh Yesus (5:33). Jadi, fungsi seorang saksi bukan hanya ditegaskan oleh narator ataupun Yohanes Pembaptis. Yesus menegaskan dia (Yohanes) adalah seorang saksi dalam perbincangan-Nya dengan pemimpin- pemimpin agama. Ia mengingatkan mereka akan Yohanes Pembaptis, yang kesaksiannya telah mereka dengarkan. Yesus bukan hanya mengakui peran Yohanes Pembaptis sebagai saksi, Ia juga bahkan menegaskannya. Orang banyak juga memiliki persepsi bahwa Yohanes Pembaptis adalah seorang saksi (10:41). Mereka melihat kehidupan dan perkataan Yohanes Pembaptis merujuk kepada Yesus, yang membuat banyak orang percaya kepada Yesus (10:42). Yohanes Pembaptis adalah saksi yang diutus Allah. Ia menyadari dirinya sendiri adalah saksi. Narator, Yesus, dan orang banyak memiliki persepsi bahwa Yohanes adalah seorang saksi. Otoritas kesaksiannya bersumber pada Allah. Tidaklah salah jika Yohanes Pembaptis juga bisa disebut Yohanes sang Saksi. Catatan kaki: [1] Mengenai metode naratif, lih. Armand Barus, "Analisis Naratif: Apa dan Bagaimana?," Forum Biblika 9 (1999) 48-60. [2] Diskusi mengenai hal ini lihat, misalnya, M.J.J. Menken, Old Testament Quotations in the Fourth Gospel: Studies in Textual Form (Kampen: Kok Pharos, 1996) 21-35. [3] Pakar Injil Yohanes berbeda pendapat mengenai hal ini. Sebagian (C.H. Dodd, C.K. Barrett) berpendapat bahwa perkataan Yohanes Pembaptis berakhir di ayat 36. Sedangkan yang lain (R. Bultmann, R.E. Brown) berpandangan bahwa perkataannya berhenti di ayat 30. Dalam terminologi naratif fenomena ini merupakan bukti "meleburnya" (reflectorization) perspektif narator dengan titik pandang Yesus dan Yohanes. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: VERITAS, volume 3, nomor 1 (April 2002) Penulis: Armand Barus Penerjemah: - Penerbit: SAAT -- Malang Halaman: 73 -- 78 ==================================**================================== Ada banyak cara memimpin. Tetapi untuk memperoleh sukses dan hasil terbaik, keterampilan dasar perlu ditingkatkan dan diperluas. =================================**=================================== INSPIRASI SEMAKIN KECIL Memiliki anggota keluarga atau teman yang punya kedudukan atau pengaruh di negeri ini dianggap sangat menguntungkan. Banyak kemudahan bisa diperoleh dengan memanfaatkan suatu relasi. Kebiasaan ini sudah lumrah di dalam masyarakat. Ada yang memanfaatkan hubungan untuk mendatangkan kemudahan mendapat pekerjaan, ada yang memakainya untuk melepaskan dia dari tuntutan hukum, dan ada pula yang merasa bisa bertindak semaunya karena ia adalah bagian dari sekelompok orang atau orang-orang yang memunyai pengaruh besar. Tidak heran bahwa orang-orang yang sering mengandalkan bentuk-bentuk seperti ini sering bertindak arogan dan merasa dunia ini milik mereka. Pada zaman modern sekarang, dunia menekankan konsep persaingan dan bagaimana mereka mengungguli orang-orang lain. Itulah yang dipercaya akan mendatangkan sukses. Sebagai orang Kristen, kita seharusnya tidak menganut konsep seperti itu. Kekristenan meminta kita untuk tetap bersikap rendah hati, bahwa orang yang merendahkan hati akan semakin ditinggikan. Konsep ini tentu saja bertentangan dengan konsep duniawi -- pola pikir masyarakat modern mungkin menganggapnya aneh. Tetapi, sikap anak-anak Tuhan memang seharusnya seperti itu. Yohanes Pembaptis memakai prinsip hidup seperti ini. Bayangkan, ia adalah seorang yang dipakai Tuhan untuk mempersiapkan pelayanan Kristus. Dialah yang membaptis sang Juru Selamat. Apakah kekurangan Yohanes? Ia bisa saja bersikap sombong karena di antara banyak manusia dialah yang dipakai Tuhan untuk tujuan yang begitu besar ini. Tetapi, Yohanes tidak bersikap demikian. Prinsip hidupnya adalah seperti ini: "Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil." (Yohanes 3:30) Yohanes mengatakan dengan tegas bahwa ia bukanlah Mesias itu, melainkan ia seorang yang diutus untuk mendahului Yesus. "Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya." (Yohanes 3:28) Diambil dan disunting seperlunya dari: Nama publikasi: Warta GKA "Abdi SABDA", 28 Maret 2010 Penulis: Tidak dicantumkan Halaman: Tidak dicantumkan Penerbit: Gereja Kristen "abdi SABDA" ==================================**================================== JELAJAH SITUS Internet Christian Library (ICLnet) < http://www.iclnet.org > ICLnet adalah situs "Kristen" yang didirikan pada akhir tahun 1992. Karena kerja keras para staf, situs ini telah sangat dikenal oleh beberapa perguruan tinggi, sekolah, dan gereja yang sebelumnya belum pernah mendengar internet. Situs ini termasuk di antara tiga situs pertama yang menyediakan layanan online, setelah Campus Crusade dan Christian Leadership Ministries. The Murdock Charitable Trust, Vancouver, Washington, sudah mensponsori institut tersebut sepanjang periode tahun 1983 hingga 1995. Selama itu, ICLnet yang pada mulanya hanya disediakan sebagai situs arsip yang mendukung penelitian, telah berkembang menjadi situs yang mencerminkan pelayanan ICL. Situs yang berdiri di bawah naungan Institut Kepemimpinan Kristen (The Institute for Christian Leadership - ICL) ini menyediakan berbagai sumber mengenai dunia kepemimpinan yang terintegrasi dengan dunia pendidikan. Fitur-fitur yang ditawarkan situs ini antara lain fasilitas pencarian, materi dialog fakultas, forum, seluk-beluk misi, sumber-sumber Kristen, literatur Kristen, dokumen gereja awal, ruang baca online, dan direktori organisasi Kristen. Forum diskusi tersebut diikuti oleh berbagai intitusi yang bergerak di bidang kepemimpinan. Banyak materi yang ditampilkan situs tersebut merupakan hasil diskusi pemimpin-pemimpin internasional. Selain itu, situs ini juga menawarkan sebuah forum diskusi kepemimpinan yang berhubungan dengan kepemimpinan wanita Kristen dan kepemimpinan umum. Tetapi, patut disesali bahwa bahan-bahan diskusi tentang kepemimpinan wanita Kristen hingga ulasan ini diterbitkan, ternyata masih belum bisa diakses. Anda tidak dipungut biaya apa pun untuk bergabung dalam forum ini. Silakan klik kata subscribe, Anda akan langsung terdaftar menjadi anggota resmi forum ICL. Dilihat dari tampilan depan, situs ICLnet tergolong situs yang sederhana, setiap fasilitas yang ada dikelompokkan secara sistematis dan tidak membingungkan sehingga memudahkan para pengguna yang akan mengaksesnya. Berdasarkan tinjauan data dan informasi yang ditawarkan situs ini, tidaklah salah jika Anda berkunjung dan menikmati semua fiturnya, khususnya dalam forum diskusi. Daftarkan diri Anda via e-mail, maka Anda akan dimudahkan untuk mendapatkan informasi topik-topik yang sedang didiskusikan dan siapa saja yang sudah bergabung di dalamnya. Pengulas: Sri Setyawati ====================================================================== STOP PRESS SABDA.NET: KOMUNITAS DAN PUSAT DOWNLOAD PROGRAM SABDA Apakah Anda gemar belajar firman Tuhan dan membutuhkan alat yang praktis untuk membantu proses penyelidikan Alkitab secara komprehensif? Apakah Anda belum memiliki program SABDAŠ yang adalah software pembelajaran Alkitab? Kunjungi situs SABDA.net sekarang juga! Situs ini menyediakan software-software SABDAŠ yang dapat Anda download secara GRATIS. Software-software tersebut berupa program CD SABDAŠ itu sendiri dan berbagai alat untuk belajar Alkitab. Situs ini memudahkan Anda untuk memiliki software CD SABDAŠ dengan cara mengunduh program maupun berbagai modul yang ada di situs tersebut. Ada empat kategori software SABDAŠ yang tersedia dalam situs ini, yaitu Program SABDAŠ, Modul Alkitab, Modul Biblika, dan Modul Buku. Semuanya dapat Anda peroleh tanpa dipungut bayaran. Nah, tunggu apa lagi. Segeralah berkunjung ke situs SABDA.net dan manfaatkan teknologi yang ada untuk lebih mendalamai firman Tuhan. ==> http://www.sabda.net ====================================================================== Berlangganan: < subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org > Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-leadership(at)hub.xc.org > Kontak e-Leadership: leadership(at)sabda.org Arsip e-Leadership: http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip Situs Indo Lead: http://lead.sabda.org Facebook e-Leadership: http://fb.sabda.org/lead ______________________________________________________________________ Redaksi e-Leadership: Desi Rianto dan Sri Setyawati Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-Leadership 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ==================================**==================================
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |