Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/82 |
|
e-Leadership edisi 82 (10-11-2010)
|
|
==========MILIS PUBLIKASI E-LEADERSHIP EDISI NOVEMBER 2010============ PELAJARAN KEPEMIMPINAN DARI PAULUS (I) e-Leadership 82 -- 10/11/2010 EDITORIAL ARTIKEL: Wawasan Kepemimpinan dari Rasul Paulus KUTIPAN INSPIRASI: Memberikan Dorongan JELAJAH SITUS: Dominion Ministries Alive ==================================**================================== EDITORIAL Shalom, Jika kita cermati kehidupan setiap orang dengan teliti, mereka pasti memiliki jiwa kepemimpinan. Meskipun begitu, tingkat kepemimpinan yang dimiliki seseorang pasti berbeda dengan yang lain. Sikap mereka dalam menghadapi masalah, mengatur dan mengerjakan tugas, serta memimpin bawahan tidak akan sama persis. Demikian juga dengan tokoh-tokoh dalam Alkitab. Tokoh yang satu memiliki gaya kepemimpinan yang tidak sama dengan tokoh yang lain. Bulan ini e-Leadership mengajak Anda menelisik kepemimpinan Rasul Paulus. Sebagai rasul yang memiliki pertobatan ekstrem dan penulis kitab Perjanjian Baru yang paling banyak, tidak sedikit wawasan kepemimpinan yang bisa kita pelajari dari Paulus. Simak lebih lengkap artikelnya di bawah ini. Di edisi ini Anda juga bisa membaca sebuah kisah yang akan menginspirasikan Anda untuk memotivasi orang lain. Pastinya artikel ini akan membuat Anda semakin menjadi berkat bagi orang lain. Jangan lewatkan juga informasi terakhir yang menghadirkan ulasan situs kepemimpinan Kristen yang berdampak di Alaska dan sekitarnya. Ingin tahu seperti apa? Silakan mengeksplorasi di kolom jelajah situs. Tuhan memberkati. Staf Redaksi e-Leadership, Sri Setyawati http://lead.sabda.org http://fb.sabda.org/lead ==================================**================================== Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. < http://alkitab.sabda.org/?Roma+8:28 > ==================================**================================== ARTIKEL WAWASAN KEPEMIMPINAN DARI RASUL PAULUS Paulus menuliskan surat-suratnya kepada kelompok-kelompok kecil orang yang dikenalnya secara pribadi, yaitu Timotius, Titus, dan Filemon. Paulus juga menulis surat-surat kepada kelompok-kelompok besar pembaca, seperti jemaat di Roma, Korintus, dan Galatia. Surat-surat ini memberikan wawasan tentang mengapa pemimpin itu ada. Dia juga menambahkan wawasan tentang pengetahuan, keahlian, dan kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan pemimpin-pemimpin saat ini. Dalam setiap surat, Paulus mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam hidup ini, seperti dosa (Roma 3:9), iman (Roma 3:22), pernikahan (Roma 7:2; 1 Korintus 7), kesatuan (1 Korintus 1:10), karunia-karunia rohani (1 Korintus 12), dan kemerdekaan (Galatia 5:17). Dengan mempelajari surat-surat Paulus kepada Roma, Korintus, Galatia, Tesalonika dan Filemon, kita akan melihat satu rangkaian karakteristik yang dipandang Paulus penting dalam pertumbuhan para pemimpin Kristen. Ciri-ciri kepemimpinan yang efektif tidak kalah ragam dan jumlahnya dengan pikiran dan hati manusia sendiri. Tidak akan ada daftar yang paling lengkap, dan tidak ada suatu daftar yang paling cocok untuk Anda. Kelima karakteristik berikut ini juga tidak lengkap, namun kelima hal ini bisa menyampaikan kekuatan dan janji yang ditawarkan oleh Paulus: rasa belas kasihan, kesadaran diri, kebenaran oleh iman, komitmen, dan komunitas. Belas Kasihan melalui Kesatuan Rohani Orang-orang Kristen Yahudi di dekat Yerusalem berada di tepi jurang kelaparan. Paulus menyebut mereka sebagai "orang-orang saleh yang miskin di Yerusalem" (Roma 15:26, versi KSI). Paulus mengumpulkan persembahan untuk orang miskin, dan ia mendesak pertanggungjawaban orang Kristen untuk membantu mereka yang membutuhkan. Dia mencari kesempatan bagi orang-orang Kristen non-Yahudi untuk menjangkau dengan belas kasihan serta untuk menunjukkan kesatuan rohani. Paulus tidak menggerakkan kegiatan amal massal melalui surat, tetapi dia menekankan secara langsung adanya kebutuhan dana (Roma 15:25-26; 1 Korintus 16:1; 2 Korintus 8:1-9:15). Dalam 2 Korintus 9:6, dia memperluas seruannya ini sedikit lebih jauh dengan menggambarkan upah-upah dari memberi -- "Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga." Paulus menunjukkan bahwa kemurahan hati membawa keuntungan bagi pemberi karena persembahan bisa berfungsi sebagai penyembahan kepada Tuhan dan bisa menginspirasi iman orang lain. Dalam kepemimpinan yang berbelaskasihan, Anda bertindak untuk kepentingan para pengikut, rekan, serta organisasi Anda. Para pekerja bersedia bekerja semaksimal mungkin untuk pemimpin seperti ini. "Kesetiaan serta ketaatan kepada tugas bertumbuh dari kepercayaan dan pengetahuan akan perlindungan yang datang dari hubungan kerja." (Winston, 2002). Para pekerja pun dapat merasakan dukungan untuk mereka. Sebagai balasannya, mereka terdorong untuk memberikan dukungan penuh mereka. Pemimpin seperti ini memampukan bawahan-bawahannya untuk memberikan yang terbaik melalui teladan mereka. Kesadaran Diri Kepercayaan diri dan kesadaran diri akan menguatkan pemimpin Kristen. "Pertama-tama pemimpin perlu menciptakan kedamaian dalam kehidupannya sebelum dia berhasil menciptakan kedamaian dalam organisasinya. Seorang pemimpin yang memunyai konflik dengan dirinya sendiri dapat diibaratkan seperti rumah tangga yang terpecah-pecah." (Winston, 2002, p. 82). Para pemimpin perlu bersedia mempelajari nilai-nilai yang mereka anut dengan cermat serta cara mereka yang bisa menggerakkan organisasi mereka menuju visi yang kukuh. Para pemimpin yang efektif memimpin dengan sebuah tujuan, bukannya "berlari seperti orang yang tanpa tujuan" (1 Korintus 9:26-27). Menurut pandangan Alkitab, hal ini mengatakan bahwa kita hidup untuk tujuan-Nya, bukan tujuan kita. Sebagai orang-orang Kristen, kita tahu bahwa kebutuhan kita akan Kristus akan membawa kita melampaui kegagalan-kegagalan kita sehingga kita dapat bertumbuh semakin efektif. Saat kita bertumbuh dalam Kristus, kita akan menyadari kegagalan dan kekurangan kita sebagai manusia. Dalam Roma 14:1-2, Paulus mengingatkan kita bahwa orang-orang Kristen tidak perlu saling setuju dalam segala hal berkenaan dengan kehidupan Kristen. Paulus melanjutkannya dengan menjelaskan perbedaan antara orang Kristen yang kuat dan lemah. Dalam usahanya untuk menjelaskan peranan kebhinekaan dalam keseluruhan rencana Allah tentang penebusan, Paulus memberikan contoh bahwa pemahaman Injil yang benar membuat orang Kristen yang kuat mengerti bahwa pola makanan tidak memengaruhi kehidupan rohaninya. (Roma 14:2; Kolose 2:16). Kebenaran oleh Iman Paulus menggunakan kata kerja Ibrani "dibenarkan" sebanyak 27 kali, sebagian besar terdapat dalam kitab Roma dan Galatia. Istilah ini menggambarkan apa yang terjadi ketika seseorang percaya kepada Kristus sebagai Juru Selamatnya. Paulus menekankan dua ide yang berbeda. Pertama, tidak ada orang yang hidup menjalani kehidupan yang sempurna, "Dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus." (Roma 3:24) Yang kedua, walaupun kita semua adalah orang berdosa, Allah akan menyatakan tidak bersalah kepada setiap orang yang percaya kepada Yesus. Pemikiran pokok dalam konsep pembenaran adalah bahwa walaupun kita layak dinyatakan bersalah (Roma 3:9-19), Allah menyatakan kita benar karena iman kita di dalam Kristus. Dalam Galatia 2:16, Paulus menggunakan kata kerja "dibenarkan" sebanyak tiga kali. Sebanyak tiga kali ayat ini menyatakan bahwa tidak ada yang "dibenarkan" karena melakukan hukum; tiga kali pula ayat ini menekankan persyaratan mutlak tentang dasar iman kita kepada Kristus. Komitmen untuk Bertumbuh Pemimpin-pemimpin Kristen percaya bahwa manusia memunyai nilai harkat yang melebihi kontribusi nyata mereka sebagai pekerja. Oleh sebab itu, para pemimpin Kristen peduli dengan pertumbuhan pribadi, pekerjaan, serta kerohanian setiap dan semua individu dalam organisasi masing-masing. Setiap orang Kristen wajib menjadi yang terbaik bagi Allah. Jika kepemimpinan dapat dikembangkan, kita perlu mencari cara untuk mengembangkannya. Dengan melakukannya, kita menyiapkan diri kita untuk pelayanan yang lebih besar yang mungkin ada di sekitar kita. Roma 12:1 (versi Ende) memberikan perintah kepada para pemimpin: "persembahkanlah tubuhmu sebagai kurban hidup, suci dan berkenan pada Allah. Itulah ibadat rohani yang sesuai dengan budimu." Kata kerja "persembahkanlah" di sini diikuti dengan 36 kata kerja yang menerangkan secara rinci apa yang terjadi jika kita menaatinya. Yang utama, doronglah diri Anda sendiri untuk memimpin, "jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. ...; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; ...." (Roma 12:8) Ayat ini merupakan panggilan untuk melangkah dalam kepemimpinan dengan sepenuh hati. Nasihatilah orang-orang yang lainnya dengan ajakan yang membangun untuk meraih pencapaian yang berfaedah. Membangun Komunitas 1 Korintus 1:10-13 mengawali tema tentang kesatuan dalam pikiran dan tujuan. "Perpecahan dalam komunitas mengkhianati tujuan dari penyaliban Kristus; yaitu untuk menyatukan semua orang dalam satu tubuh, tubuh Kristus." (Matera, 2001, p.10). Para pemimpin perlu mencari jalan untuk membangun komunitas di antara orang-orang yang bekerja dalam sebuah institusi. Maksud Paulus yang sesungguhnya adalah satu tubuh yang bekerja bersama-sama -- menekankan kesatuan. Akan tetapi, Paulus juga menggambarkan pelajaran-pelajaran yang dapat dipelajari dari sebuah komunitas. "Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh? ... mata tidak dapat berkata kepada tangan: `Aku tidak membutuhkan engkau`...." (1 Korintus 12:19-21) Bisakah kita bertahan hidup tanpa tangan? Ya, tetapi kita perlu menyesuaikan diri dengan tangan palsu kita atau menemukan cara lain untuk mengambil barang-barang. Walaupun tubuh kita tidak akan lengkap tanpa tangan, namun tubuh masih akan dapat bertahan. Namun sebaliknya, tangan terkuat pun tidak akan berguna tanpa tubuh. Tangan-tangan memerlukan sinyal-sinyal yang dikirim dari otak serta makanan yang diberikan oleh darah. Intinya adalah tubuh bisa bertahan tanpa tangan, sedangkan tangan tanpa tubuh adalah sesuatu yang tidak terpikirkan. Gereja-gereja yang berbeda-beda seperti gereja Korintus menyadari perbedaan-perbedaan di dalam gerejanya. Inilah sebabnya surat-surat Paulus menekankan persoalan-persoalan tentang persatuan. Persoalan yang masih menjadi penyakit gereja-gereja saat ini. Solusinya adalah menghormati satu sama lain dan melaksanakan petunjuk Yesus Kristus, sang kepala. (t/Uly) Daftar Pustaka: *Matera, Frank J. (2001). Strategies for Preaching Paul. Collegeville, MN. The Liturgical Press. *Winston, Bruce (2002). Be a Leader for God`s Sake. Regent University, School of Leadership Studies. Virginia Beach, Virginia. Diterjemahkan dan disunting seperlunya dari: Judul asli artikel: Leadership Insights from the Apostle Paul Nama situs: ArticleBerry Penulis: Kenneth Rice Alamat URL: http://leadership.articleberry.com/leadership-insights-from-the-apostle-paul ==================================**================================== KUTIPAN Tidak ada masalah yang tidak dapat diatasi. Dengan sedikit keberanian, kerja sama, dan tekad, seseorang mampu mengatasi apa pun. (B. Dodge) =================================**=================================== INSPIRASI MEMBERIKAN DORONGAN Memberikan dorongan kepada seseorang adalah pelayanan yang penting. Tetapi surat Paulus kepada jemaat di Filipi melukiskan bahwa hal itu juga mahal. Meskipun ia harus duduk dalam penjara dan mendapat manfaat dari persahabatannya dengan Timotius, Paulus berencana mengirim Timotius kepada jemaat di Filipi untuk melayani dan mengetahui keadaan mereka. Ia memilih Timotius karena yang lain berpaling pada diri sendiri, bukannya pada Kristus (2:21). Kabar baik dari Timotius akan memberi dorongan kepada Paulus (ayat 19). Epafroditus juga adalah orang yang memberi semangat tanpa memikirkan diri sendiri. Ia adalah wakil dari gereja Filipi. Ia sakit dan hampir meninggal saat diutus untuk menjenguk dan membantu Paulus. Kekuatirannya yang paling besar bukanlah pada penyakitnya, melainkan bahwa gerejanya telah mendengar tentang hal itu dan ia tidak ingin mereka tertekan (ayat 26). Kita melihat dalam diri Paulus, Timotius, dan Epafroditus suatu rahasia tentang pemberian dorongan yang sebenarnya -- memberikan diri tanpa mengasihani diri. Di sini jelas bahwa rahasia-Nya ialah mengesampingkan diri sendiri. Apakah Anda ingin menjadi orang Kristen yang memberikan dorongan kepada orang lain? Ingat, sumber utama dari dorongan bukanlah orang-orang, melainkan Allah. Datanglah kepada-Nya untuk mendapatkan dorongan baru, kemudian pergilah dan berilah dorongan kepada orang lain. Diambil dan disunting seperlunya dari: Nama publikasi: e-RH Penulis: JEY Alamat: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/1998/02/24/ ====================================================================== JELAJAH SITUS DOMINION MINISTRIES ALIVE: MENINGKATKAN KETERAMPILAN KEPEMIMPINAN UNTUK MEMIMPIN TUBUH KRISTUS < http://www.dominionministriesalive.org/ > Pemimpin bukanlah orang yang hanya bisa memberi perintah. Pemimpin adalah seorang yang harus bisa bertindak dan memberi teladan yang baik bagi mereka yang dipimpinnya. Lebih-lebih pemimpin Kristen. Dia harus hidup dan memimpin dengan standar yang benar sesuai Alkitab. Situs berbahasa Inggris ini menawarkan banyak keuntungan bagi para penggunanya. Pengunjung tidak akan direpotkan dengan berbagai fitur dan menu-menu yang rumit. Program pelatihan yang ditawarkan dalam situs ini ada delapan, namun dijelaskan secara teori saja. Sementara artikel yang dimiliki antara lain: ",5 Hal yang Dilakukan Pemimpin", "Pemimpin yang Enggan", "Apa itu Kepemimpinan Spiritual", "Prinsip-Prinsip Perjanjian Baru Tentang Kepemimpinan", "Pertumbuhan Rohani Para Pemimpin Gereja", dan beberapa artikel lainnya seputar kepemimpinan. Kunjungi situs ini untuk menambah wawasan Anda tentang kepemimpinan. Diulas oleh: Sri Setyawati ====================================================================== Berlangganan via email: < subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org > Berhenti berlangganan < unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org > Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-leadership(at)hub.xc.org > Kontak e-Leadership: leadership(at)sabda.org Arsip e-Leadership: http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip Situs Indo Lead: http://lead.sabda.org Facebook e-Leadership: http://fb.sabda.org/lead Twitter e-Leadership: http://twitter.com/sabdaleadership ______________________________________________________________________ Redaksi e-Leadership: Desi Rianto dan Sri Setyawati Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright (c) 2010 e-Leadership / YLSA -- http://www.ylsa.org Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ==================================**==================================
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |