|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/e-leadership/84 |
|
e-Leadership edisi 84 (8-12-2010)
|
|
==========MILIS PUBLIKASI E-LEADERSHIP EDISI DESEMBER 2010============
PELAJARAN KEPEMIMPINAN DARI PETRUS (I)
e-Leadership 84 -- 08/12/2010
DAFTAR ISI
EDITORIAL
ARTIKEL: Kepemimpinan Petrus
KUTIPAN
INSPIRASI: Seorang Anak Seperti Petrus
JELAJAH SITUS: FaithAndLeadership.com
==================================**==================================
EDITORIAL
Shalom,
Petrus merupakan salah seorang dari Keduabelas Rasul yang diberikan
otoritas kerasulan untuk melakukan berbagai macam tanda mukjizat
dalam meneguhkan kabar sukacita yang diberitakannya. Ia juga
merupakan salah seorang murid yang dikasihi dari ketiga murid yang
sangat dekat dengan Yesus. Selain itu Petrus adalah soko guru jemaat
dan pemimpin gereja. Kita akan menyoroti kepemimpinannya tatkala ia
mulai dipanggil untuk menjadi seorang pemimpin gereja mula-mula.
Sebagai seorang pemimpin ia memberikan contoh keteladanan yang nyata
dari kehidupannya sendiri.
Petrus menerapkan kepemimpinannya dengan memadukan visi dan
kemampuan pribadi dalam mengarahkan serta mengatur orang-orang
di sekelilingnya untuk mencapai tujuan bersama. Biasanya pemimpin
seperti ini memunyai kepribadian yang lemah lembut, suka memotivasi
setiap orang supaya mereka ikut mengambil bagian dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya serta memiliki kecakapan dalam
mengorganisasi dengan baik. Bagaimana model kepemimpinan Petrus
dalam menjalankan mandat kepemimpinannya? Selamat menyimak artikel
yang telah kami siapkan untuk Anda. Harapan kami semoga artikel ini
akan dapat meningkatkan kapasitas potensi kepemimpinan Anda.
Pimpinan Redaksi e-Leadership,
Desi Rianto
< ryan(at)in-christ.net >
http://lead.sabda.org
http://fb.sabda.org/lead
==================================**==================================
Bertolong-tolonglah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi
hukum Kristus. (Galatia 6:2)
< http://alkitab.sabda.org/?Galatia+6:2 >
==================================**==================================
ARTIKEL
KEPEMIMPINAN PETRUS
Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan
paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan
jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian
diri. Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas
mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi
teladan bagi kawanan domba itu. (1 Petrus 5:2-3)
Petrus dengan sendirinya diterima sebagai pemimpin para rasul. Apa
yang dilakukan oleh Petrus ditiru oleh rasul yang lain. Ke mana pun
Petrus pergi, yang lain mengikut dia. "Aku pergi menangkap ikan,"
kata Petrus. "Kami pergi juga dengan engkau," jawab kawan-kawannya
dengan serempak. Kesalahan-kesalahannya banyak, yang sering kali
disebabkan oleh sifatnya yang tidak sabar; tetapi pengaruhnya besar
dan kepemimpinannya tiada taranya. Merenungkan nasihatnya, yang
ditujukan kepada para pemimpin rohani dan ditulis pada usia
kematangannya, merupakan suatu usaha yang berguna. Kepada para
pemimpin sebuah gereja yang sedang menghadapi penganiayaan, ia
mengemukakan beberapa prinsip yang bersifat kekal yang berhubungan
dengan tiap jenis kepemimpinan rohani.
Gembala yang berpengalaman ini mengingatkan mereka tentang tanggung
jawab utama mereka kepada kawanan domba yang telah diserahkan kepada
mereka, "Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu,...."
(5:2) Ucapan ini dipengaruhi oleh percakapan pribadinya dengan sang
Gembala Agung yang tidak dapat dilupakannya (Yohanes 21:15-17).
Sungguh, dalam ayat-ayat ini ia seakan-akan menghayati kembali
pengalaman-pengalaman masa lalunya. Ia mengetahui betul-betul bahwa
mereka yang menghadapi ujian yang berat, seperti halnya dengan
"orang-orang pendatang yang tersebar" (1 Petrus 1:1) kepada siapa ia
menulis surat, sangat memerlukan perhatian seorang gembala. Dengan
pemikiran ini ia menulis surat kepada para penatua.
Perlu dicatat bahwa Petrus tidak menulis nasihat ini sebagai
pemimpin para rasul, melainkan sebagai "teman penatua", yaitu orang
yang memikul tanggung jawab yang sama. Ia berbicara kepada mereka
bukan dari atas, melainkan dari samping, yaitu suatu tempat yang
baik untuk melaksanakan kepemimpinan. Ia memperlakukan mereka
sebagai orang-orang yang sederajat dengan dirinya. Juga ia menulis
sebagai saksi penderitaan Kristus, yaitu orang yang hatinya telah
dimurnikan oleh kegagalannya sendiri, dihancurkan dan ditaklukkan
oleh kasih Golgota. Pekerjaan seorang gembala tidak dapat dilakukan
secara efektif tanpa hati seorang gembala.
Pertama-tama, Petrus membicarakan motivasi para pemimpin. Pemimpin
rohani harus menerima dan melaksanakan tanggung jawabnya bukan
karena terpaksa, melainkan "dengan sukarela". Keadaan yang berlaku
pada waktu Petrus menulis adalah demikian rupa, sehingga
menggentarkan hati orang yang paling berani sekalipun, tetapi ia
mendesak para pemimpin untuk tidak menjadi undur karena kenyataan
itu. Juga mereka diharapkan melayani bukan karena tugas kewajiban
atau karena tekanan keadaan, melainkan karena dorongan yang mulia
dari kasih ilahi.
Pelayanan penggembalaan ini harus dilakukan "sesuai dengan kehendak
Allah" (5:2), bukan berdasarkan pilihan dan keinginan mereka
sendiri.
Petrus berkata kepada para penatua, "Gembalakanlah jemaatmu seperti
Allah". Sama seperti bangsa Israel adalah bagian khusus milik Allah,
maka orang-orang yang harus kita layani di gereja atau di mana pun
merupakan bagian khusus kita; dan seluruh sikap kita terhadap mereka
haruslah menyerupai sikap Allah; kita harus menggembalakan mereka
seperti Allah. Satu penglihatan dibukakan kepada kita! Menghadapi
tuntutan yang luhur seperti itu, mau tidak mau kita sadar akan
kekurangan dan kegagalan kita dalam segi itu. Tugas kita adalah
menunjukkan kesabaran Allah, pengampunan Allah, kasih Allah serta
pelayanan-Nya yang tidak terbatas itu kepada orang lain.
Pelayanan yang diserahkan oleh Allah tidak boleh ditolak karena
merasa tidak layak atau tidak mampu. Siapa gerangan yang layak
menerima kepercayaan seperti itu? Sedang terhadap rasa tidak mampu,
hendaknya diingat bahwa permintaan Musa agar ia dibebaskan karena
merasa tidak mampu, tidak menyenangkan Allah, bahkan membangkitkan
murka-Nya (Keluaran 4:14).
Seorang pemimpin rohani tidak boleh mencari keuntungan di dalam
pelayanannya. "Gembalakanlah kawanan domba Allah... jangan karena
mau mencari keuntungan." Petrus tidak melupakan kuasa keserakahan di
dalam diri rekannya, Yudas, dan ia ingin agar teman-teman penatua
sama sekali tidak tamak. Seorang pemimpin hendaknya tidak
terpengaruh oleh pertimbangan keuangan atau keuntungan yang lain di
dalam pelayanan atau keputusan-keputusannya. Jika orang mengetahui
bahwa ia benar-benar tidak suka mengejar keuntungan, maka,
perkataannya akan lebih berwibawa.
Dr. Paul Rees menyatakan bahwa serakah akan uang bukan satu-satunya
arti yang terkandung dalam perkataan Yunani "keuntungan yang
memalukan". Kata-kata tersebut dapat juga berarti keserakahan
untuk menjadi terkenal atau termasyhur, yaitu satu cobaan yang sama
busuknya. Gengsi dan kekuasaan sering kali lebih diinginkan daripada
uang.
"Saya tidak yakin mana dari antara keduanya yang lebih rendah, yang
haus uang atau yang haus pujian," tulis Dr. J.H. Jowett. "Seorang
pendeta dapat menghiasi dan memoles khotbahnya untuk menyenangkan
hati orang banyak, dan orang-orang yang bekerja bagi Tuhan di
lingkungan lain mungkin berusaha mendapat kedudukan yang terkemuka,
kesan yang mengagumkan atau ucapan terima kasih. Kesemuanya ini
menjadikan kita tidak cocok untuk tugas kita. Itu hanya merusakkan
penilaiannya akan kebutuhan domba-dombanya dan bahaya-bahaya yang
mengancam mereka."
Seorang pemimpin Kristen tidak boleh bersikap sebagai diktator.
"Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka
yang dipercayakan kepadamu,...." (5:3) Seorang pemimpin yang
ambisius dapat dengan mudah merosot menjadi seorang tiran yang picik
dengan sikap mau memerintah. "Bahkan satu kuasa kecil dapat dengan
mudah mengubah orang menjadi sombong". Tidak ada satu sikap yang
lebih tidak cocok bagi orang yang mengaku menjadi hamba Anak Allah
yang merendahkan diri-Nya.
Ia harus menunjukkan satu contoh yang layak bagi kawanan dombanya.
"Hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu" (5:3),
adalah kata-kata yang mengingatkan kita akan nasihat Paulus kepada
Timotius, "Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam
perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu
dan dalam kesucianmu." (1 Timotius 4:12) Petrus mengingatkan para
penatua mengenai semangat di dalam melayani, yaitu semangat seorang
gembala. Perkataan "gembalakan" berarti tugas yang lengkap dari
seorang gembala. Agar mereka tidak menganggap sebagai hak istimewa
apa yang bukan milik mereka yang sah, maka ia menyatakan kepada para
penatua tersebut bahwa kawanan domba itu adalah milik Allah, bukan
milik mereka, dan mereka pada akhirnya harus bertanggung jawab
kepada-Nya. Yesuslah Gembala Agung, mereka adalah gembala pembantu.
Jika "sesuai dengan kehendak Allah" (5:2), maka pelayanan
penggembalaan ini pasti akan termasuk mendoakan. Uskup Azariah yang
suci dari India pada suatu ketika pernah berkata kepada Uskup
Stephen Neill bahwa ia menyediakan waktu tiap hari untuk mendoakan
setiap orang yang duduk dalam pimpinan di wilayah gerejanya yang
luas dengan menyebutkan nama-nama mereka. Tidak mengherankan bahwa
selama tiga puluh tahun memangku jabatan itu anggota keuskupannya
bertambah tiga kali lipat, dan keefektifan rohaninya bertambah
besar.
Seorang pemimpin harus "diliputi sifat rendah hati". Perkataan
diliputi hanya terdapat di sini dan menunjukkan pada jubah putih
atau pakaian kerja yang dipakai oleh seorang budak. Seorang pemimpin
harus mengenakan pakaian kerja seorang budak. Bukankah Petrus
teringat akan peristiwa pada malam yang menyedihkan itu, ketika ia
menolak untuk mengambil kain lenan serta mengikatkannya pada
pinggangnya dan mencuci kaki Tuhannya? Ia harus menjaga mereka dari
peristiwa menyedihkan yang sama. Kesombongan selalu mengintai
kekuasaan, tetapi Allah tidak membiarkan orang-orang yang sombong
untuk melayani-Nya. Sebaliknya Ia menentang dan menghalangi mereka.
Tetapi bagi gembala-gembala pembantu yang sederhana dan rendah hati,
Ia akan melipatgandakan kasih karunia-Nya. Dalam ayat 5, Petrus
menasihatkan agar pemimpin merendahkan hati dalam hubungannya dengan
orang lain. Tetapi dalam ayat 6, ia menantang dia untuk bersikap
rendah diri terhadap disiplin Allah.
Sebagai satu pendorong ke arah kepemimpinan yang tertinggi, Petrus
menawarkan rangsangan kuat yang lain, "Maka kamu, apabila Gembala
Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat
layu." (5:4) Tidak layu di sini berarti "tidak menjadi kering".
Mahkota yang dianyam dari daun yang didambakan orang, akan segera
menjadi layu atau kering, tetapi upah untuk pemimpin yang setia
ialah karangan bunga amaranth yang tidak akan pernah layu.
Gembala pembantu juga boleh merasakan penghiburan dari kenyataan
bahwa ia tidak akan ditinggalkan oleh Gembala Agung untuk memikul
bebannya sendiri. Ia dapat mengalami adanya pemindahan kekuatiran.
"Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang
memelihara kamu" (5:7). Dan kekuatiran ini adalah kekuatiran yang
biasa dialami oleh para pemimpin yang sedang dibicarakan oleh
Petrus. Di dalam "kekuatiran" termasuk "gangguan pikiran dan hati
dalam keadaan konflik emosi". Tetapi para gembala pembantu tidak
perlu merasa takut bahwa pemeliharaan domba-domba Allah yang
diserahkan kepadanya akan menjadi terlalu berat bagi dia. Dengan
satu sikap pikiran dan kehendak yang pasti, ia dapat mengalihkan
beban rohani yang menindihnya ke bahu Allah yang kuat, yang
memerhatikannya.
Diambil dari:
Judul artikel: Keterangan Tambahan Petrus Mengenai Kepemimpinan
Judul buku: Kepemimpinan Rohani
Penulis: J. Oswald Sanders
Penerbit: Kalam Hidup, Bandung 1979
Halaman: 42--47
==================================**==================================
KUTIPAN
Tujuan kehidupan manusia ialah untuk melayani dan menunjukkan belas
kasihan serta kesediaan untuk membantu orang lain.
(Albert Schweitzer)
=================================**===================================
INSPIRASI
SEORANG ANAK SEPERTI PETRUS
Apakah Anda memiliki seorang anak yang hanya akan mendengar
perkataan Anda bila ia suka? Ia tidak mendengar ketika pertama kali
Anda memintanya membawa pulang buku matematikanya agar Anda dapat
membantunya belajar. Begitu juga ketika Anda memintanya untuk kedua
kali. Anda harus memanggilnya sampai tiga kali.
Hal yang sama juga terjadi pada Rasul Petrus. Apakah Anda masih
ingat percakapannya dengan Tuhan Yesus sesudah sarapan di tepi Danau
Galilea? Saat mereka bercakap-cakap, Tuhan Yesus bertanya kepada
Petrus sampai tiga kali apakah Petrus mengasihi-Nya. Tiga kali Dia
mengatakan bahwa jika Petrus sungguh-sungguh mengasihi-Nya, maka ia
akan menggembalakan domba-domba-Nya (Yohanes 21:15-17).
Pada kesempatan lain, Allah mengulang sebuah pesan penting kepada
Petrus sampai tiga kali (Kisah 10). Petrus mendapatkan penglihatan
dari sebuah kain lebar yang bergantung pada empat sudutnya, yang
turun dari surga. Di dalam kain itu terdapat binatang-binatang yang
dianggapnya haram. Akan tetapi sebuah suara berkata kepadanya,
"Bangunlah hai Petrus, sembelihlah dan makanlah!" (ayat 13). Tidak
hanya sekali, atau dua kali, tetapi tiga kali (ayat 16).
Dari apa yang kita ketahui tentang Petrus, ia adalah tipe orang yang
sulit percaya. Kesabaran Allah terhadapnya mendorong kita untuk
bersabar terhadap orang lain, terutama terhadap anak-anak kita. Jika
kita memiliki anak seperti Petrus, maka kita harus setia
melakukannya -- tidak jemu-jemu memberi perintah yang memang perlu
untuk mereka. Pada akhirnya, Petrus melakukan tugas-tugasnya dengan
baik, bukan?
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama publikasi: e-RH
Penulis: JDB
Alamat: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/1998/08/22/
======================================================================
JELAJAH SITUS
Tempat Para Pemimpin Kristen Merenung, Berinteraksi, dan Belajar
< http://www.faithandleadership.com >
Bagi seorang pemimpin, menghadapi rintangan yang terus menghadang
setiap hari adalah hal yang biasa. Untuk menyikapinya kita
memerlukan prinsip-prinsip dan topik-topik praktis sebagai penuntun,
wacana, dan sesuatu yang menginspirasi. Selain itu, semakin banyak
latihan yang dijalani tentu saja dapat membantu dalam memperkuat
karakter Anda sebagai seorang pemimpin.
Meskipun Anda sudah memiliki wawasan luas tentang masalah
kepemimpinan Kristen, tidak ada ruginya jika Anda berkunjung ke
situs ini. Situs ini menawarkan banyak bahan dan informasi yang
berkaitan dengan kepemimpinan. Anda tidak hanya dapat mengakses
informasi tentang kampus Duke Divinity -- pendukung situs ini, namun
juga berbagai informasi umum sehubungan dengan kepemimpinan.
Informasi yang terkait dengan kampus dijelaskan pada kotak kiri
atas. Informasi di kotak ini memperkenalkan tentang prinsip-prinsip
dan topik-topik praktis kepemimpinan, program dan pelatihan, serta
orang-orang dan berita yang terkait dengan kampus. Sedangkan untuk
informasi umum, situs ini menyajikan artikel, video, bahan khotbah,
refleksi, dan berbagai bahan kepemimpinan lainnya. Anda juga bisa
mendapatkan buletin elektronik hanya dengan mengirimkan data Anda
sebagai pelanggan. Tidak hanya sampai di situ, pengunjung pun dapat
mengunjungi dan membaca blog situs kepemimpinan Kristen ini yang
berjudul Call & Response.
Konten dari situs ini disusun dengan rapi dan jelas. Dengan
demikian, setiap pengunjung dapat menemukan apa yang dicari dengan
mudah. Tampilan situs ini menarik dan tidak membosankan. Struktur
situsnya pun sederhana. Fitur-fitur yang ditawarkan tersaji hanya
dalam dua bagian saja. Segera kunjungi situsnya dan dapatkan banyak
inspirasi serta manfaat dari berbagai tulisan yang ada di dalamnya.
Diulas oleh: Sri Setyawati
======================================================================
Berlangganan via email: < subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org >
Berhenti berlangganan: < unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org >
Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-leadership(at)hub.xc.org >
Kontak e-Leadership: leadership(at)sabda.org
Arsip e-Leadership: http://lead.sabda.org/epublish/3
Situs Indo Lead: http://lead.sabda.org
Facebook e-Leadership: http://fb.sabda.org/lead
Twitter e-Leadership: http://twitter.com/sabdaleadership
______________________________________________________________________
Redaksi e-Leadership: Desi Rianto dan Sri Setyawati
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright (c) 2010 e-Leadership / YLSA -- http://www.ylsa.org
Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
==================================**==================================
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |