Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/94 |
|
e-Leadership edisi 94 (9-5-2011)
|
|
============MILIS PUBLIKASI E-LEADERSHIP EDISI APRIL 2011============= PENDELEGASIAN DALAM KEPEMIMPINAN (I) e-Leadership 94 -- 09/05/2011 DAFTAR ISI ARTIKEL: APA KATA ALKITAB TENTANG KEPEMIMPINAN DAN DELEGASI INSPIRASI: RAJAWALI Shalom, Apa cara yang paling realistis untuk meningkatkan kinerja Anda sebagai seorang pemimpin? Diakui atau tidak, tumbuh dan berkembangnya suatu organisasi/lembaga, tidak pernah lepas dari kiprah seorang pemimpin dalam mengorganisasi dan mendelegasikan pengikutnya di posisi yang tepat. Oleh sebab itu, seorang pemimpin harus dapat melihat lebih jauh setiap kemampuan yang dimiliki oleh pengikutnya. Pada edisi kali ini, redaksi akan mengajak Anda untuk melihat teladan Musa dalam menyikapi seni pendelegasian ini. Semoga Anda lebih piawai mempraktikkan dan menjalankan tugas, sehingga mampu memberikan kontribusi yang terbaik. Tidak lupa, kami menyajikan kolom inspirasi untuk membangkitkan motivasi Anda, dengan begitu hidup Anda akan jauh lebih bermakna. Tuhan memberkati. Pimpinan Redaksi e-Leadership, Desi Rianto < ryan(at)in-christ.net > < http://lead.sabda.org > Tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku. (Ulangan 5:10) < http://alkitab.sabda.org/?Ulangan+5:10 > ARTIKEL: APA KATA ALKITAB TENTANG KEPEMIMPINAN DAN DELEGASI Setelah lulus kuliah, saya bekerja sebagai tenaga pemasaran di sebuah perusahaan penerbitan. Saya tidak memiliki rekan kerja. Hanya ada saya, telepon, dan buku pemesanan. Bahkan, saya tidak memunyai komputer. Kemudian, pada tahun 1981, saya menjadi direktur pemasaran untuk perusahaan penerbitan yang sama. Jujur saja, atasan saya seharusnya tidak mempekerjakan saya di posisi itu. Pengalaman pemasaran saya nol. Kami hanya cocok satu sama lain. Kami bekerja bersama selama 17 tahun. Saya memiliki 5 orang bawahan, termasuk seorang asisten yang bertugas melapor kepada saya. Tidak ada orang yang mengajarkan saya tentang pendelegasian . Bahkan, pada hari pertama kerja, manajer periklanan saya masuk ke kantor saya. Dia memberitahukan bahwa iklan cetak untuk proyek buku baru kami tahun ini, harus selesai hari ini. Saya tidak pernah mengira bahwa saya bisa meminta orang lain mengerjakannya. Saya menggulung lengan baju saya dan mulai mengetik -- di mesin ketik IBM Selectric Typewriter. Tahun pertama dalam pekerjaan itu, saya terombang-ambing antara mengurus mikro-manajemen dan melepaskan tugas-tugas saya sepenuhnya. Saya memerlukan waktu bertahun-tahun lamanya, sebelum saya mempelajari seni pendelegasian. Sepanjang tahun-tahun itu, saya membuat semua kesalahan yang bisa seseorang perbuat. Minggu lalu, saya dan istri saya, Gail, berbicara tentang seorang teman yang kewalahan dengan pekerjaannya. Gail baru saja membaca Keluaran 18. Dia mengatakan, "Musa memunyai masalah yang sama. Mertuanya adalah konsultan kepemimpinan yang pertama. Dalam bagian pertama, dia berbicara tentang konsep pendelegasian dengan `klien` barunya." Saya membaca lagi pasal itu untuk diri saya sendiri. Saya tercengang karena betapa sederhana dan praktisnya nasihat Yitro itu. Menurut saya, banyak pemimpin bisa memerhatikan nasihatnya yang bijaksana dengan baik. Mari kita melihat latar belakang sejarahnya. Musa baru saja memimpin bangsa Israel ke luar dari tanah Mesir, setelah 400 tahun perbudakan. Dia menempuh perjalanan menuju Israel, rumah lama mereka. Di tengah-tengah gurun Sinai, dia bekerja dari pagi buta sampai larut malam. Dia berusaha mengatasi berjibun konflik yang muncul (Keluaran 18:13-16). Secara tidak sadar, dia telah menjadi seorang pecandu kerja. Mertuanya, Yitro, seorang imam di Midian (Keluaran 18:1), melihat bahwa beban kerja Musa tidak boleh dibiarkan seperti ini terus menerus. Dengan bijaksana, dia menarik Musa dan bersukacita atas apa yang telah Allah perbuat melalui dia (Keluaran 18:9-12), serta memberikannya beberapa bimbingan yang sangat berharga mengenai konsep pendelegasian. Dia memberikan lima prinsip yang relevan -- baik pada masa itu maupun pada saat ini. 1. Mengakui bahwa bekerja tanpa henti itu salah. Yitro tidak berbelit-belit; dia berkata apa adanya: "Tidak baik seperti yang kaulakukan itu. Engkau akan menjadi sangat lelah, baik engkau baik bangsa yang beserta engkau ini; sebab pekerjaan ini terlalu berat bagimu, takkan sanggup engkau melakukannya seorang diri saja." (Keluaran 18:17-18) Apa yang ia lakukan pada akhirnya akan menghancurkannya juga. Anda tidak bisa bekerja dua belas jam per hari, enam hari seminggu, dan bertahan hidup. Ada sesuatu yang perlu dikorbankan: kesehatan, kewarasan, keluarga, pekerjaan, atau kekayaan. Buruknya, hal ini melelahkan bagi orang-orang Anda juga. Demi kebaikan Anda dan orang lain, Anda perlu mengakui kebenarannya. Strategi yang Anda gunakan tidaklah berhasil. 2. Mengerti panggilan Anda. Yitro melihat sesuatu yang penting. Walaupun Musa mungkin bisa melakukan banyak hal dengan baik, Yitro memunyai panggilan unik sehingga dia bisa menambahkan nilai guna yang signifikan. Dia menasihati Musa dengan berkata: "Jadi sekarang dengarkanlah perkataanku, aku akan memberi nasihat kepadamu dan Allah akan menyertai engkau. Adapun engkau, wakililah bangsa itu di hadapan Allah dan kauhadapkanlah perkara-perkara mereka kepada Allah. Kemudian haruslah engkau mengajarkan kepada mereka ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan, dan memberitahukan kepada mereka jalan yang harus dijalani, dan pekerjaan yang harus dilakukan." (Keluaran 18:9) Musa perlu melepaskan perkara-perkara yang dapat dilakukan orang lain, sehingga dia dapat lebih fokus pada hal-hal tertentu. Demikian juga dengan Anda. Apa kelebihan Anda? Anda dipanggil dan memiliki kualifikasi untuk melakukan apa? Bagaimana Anda dapat mendelegasikan pekerjaan-pekerjaan lainnya? 3. Pilihlah pemimpin-pemimpin yang berkualitas untuk membantu Anda. Dalam hal inilah Yitro bersikap praktis. Dia dengan lembut menasihati Musa: "Kamu bukanlah satu-satunya orang yang dapat melakukan hal ini. Kamu hanya perlu menemukan beberapa pemimpin yang dapat kamu percayai untuk berbagi beban ini. Tidak ada alasan yang mengharuskan kamu menanggung semuanya." Dia menambahkan nasihatnya, "Di samping itu kaucarilah dari seluruh bangsa itu orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap." (Keluaran 18:21a) Perhatikanlah bahwa fokusnya terletak pada karakter. Orang-orang Anda boleh saja mencari pengetahuan dan pengalaman. Mereka dapat mempelajari keahlian dan mengembangkan karunia mereka, tetapi Anda perlu memulainya dengan dasar karakter yang saleh. Saat Anda memiliki hal ini, Anda akan lebih mudah memberikan delegasi. 4. Berikan pemimpin-pemimpin ini tanggung jawab dan otoritas. Yitro sangatlah praktis. Dia mengerti bahwa cakupan kendali seorang pemimpin berkisar 10 orang. Dia menetapkan tingkatan organisasi yang sederhana dengan tanggung jawab yang berbeda-beda. Dia memberikan garis besar: "Tempatkanlah mereka di antara bangsa itu menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang. Dan sewaktu-waktu mereka harus mengadili di antara bangsa." (Keluaran 18:21b-22a) Ini bukanlah sesuatu yang sulit, bukan juga birokrasi. Berbagai tingkatan manajemen tidak dibuat untuk menghalangi pengambilan keputusan, tetapi untuk memudahkannya. Kuncinya adalah memberikan orang-orang Anda otoritas. Apakah mereka akan berbuat kesalahan? Tentu saja. Atasilah hal itu. Ini adalah harga yang Anda bayar untuk membentuk pemimpin. 5. Lakukanlah hal-hal yang tidak bisa diatasi orang lain saja. Yitro menganjurkan agar Musa mengelola masalah-masalah yang tidak bisa diatasi oleh orang lain. Dia berkata, "Maka segala perkara yang besar haruslah dihadapkan mereka kepadamu, tetapi segala perkara yang kecil diadili mereka sendiri; dengan demikian mereka meringankan pekerjaanmu, dan mereka bersama-sama dengan engkau turut menanggungnya." (Keluaran 18:22b) Dawson Trotman, pendiri The Navigators pernah berkata "Jangan pernah melakukan pekerjaan penting yang dapat dilakukan orang lain atau akan dilakukan orang lain, jika ada banyak hal-hal penting yang perlu dilakukan yang tidak bisa atau tidak akan dilakukan orang lain." Ini adalah nasihat yang sangat berharga untuk semua pemimpin. Apakah kelebihan Anda? Ini perlu menjadi fokus Anda. Anda perlu melepaskan hal-hal yang lain. Yitro menutup pertemuannya dengan Musa dengan mengatakan: "Jika engkau berbuat demikian dan Allah memerintahkan hal itu kepadamu, maka engkau akan sanggup menahannya, dan seluruh bangsa ini akan pulang dengan puas senang ke tempatnya." (Keluaran 18:23) Ingatlah Yitro menjanjikan dua keuntungan: Musa bisa bertahan (strategi ini dapat dijalankan), dan umatnya akan berada dalam kedamaian (konflik yang ada akan semakin sedikit). Saya menyadari bahwa hal ini tidak menjawab semua pertanyaan tentang pendelegasian -- contohnya, apa yang Anda lakukan jika Anda tidak memunyai orang untuk menerima delegasi Anda? Akan tetapi, saat ini apa yang bisa Anda pelajari dari Yitro? Jika Anda adalah seorang pemimpin, bagaimana orang-orang Anda menilai kemampuan Anda memberikan delegasi? Apa harga dari mendelegasikan tugas atau tidak mendelegasikan tugas? (t/Uly) Diterjemahkan dan disunting seperlunya dari: Nama situs: Michael Hyatt Alamat URL: http://michaelhyatt.com/ what-the-bible-says-about-leadership-and-delegation.html Judul asli artikel: What the Bible Says About Leadership and Delegation Penulis: Michael Hyatt Tanggal akses: 7 Maret 2011 KUTIPAN Bukan posisi yang menjadikan seseorang dianggap sebagai pemimpin tetapi kepemimpinannyalah yang membuat posisi -- Stanley Huffty INSPIRASI: RAJAWALI "Laksana rajawali melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, dan mendukungnya di atas kepaknya, demikianlah Tuhan sendiri menuntun, dan menyertai dia." (Ulangan 32:11) Elang merupakan jenis unggas yang memunyai umur paling panjang di dunia, mencapai 70 tahun. Tetapi, untuk mencapai umur itu, seekor elang harus membuat suatu keputusan yang sangat berat pada umurnya yang ke-40. Ketika itu cakarnya mulai menua, paruhnya menjadi panjang dan membengkok hingga hampir menyentuh dadanya, sayapnya tidak lagi dapat terbang dengan baik karena semakin lebatnya bulu yang tumbuh. Pada saat inilah, elang harus mengambil keputusan: "Menunggu kematian, atau mengalami suatu proses transformasi yang sangat menyakitkan -- suatu proses panjang selama 150 hari". Untuk melakukan transformasi, pertama-tama elang harus berusaha keras terbang ke atas puncak gunung, membuat sarang di tepi jurang dan tinggal di sana. Kemudian, ia harus mematukkan paruhnya pada batu karang sampai paruh tersebut terlepas dari mulutnya, dan berdiam beberapa lama menunggu tumbuhnya paruh baru. Dengan paruh yang baru tumbuh itu, ia mencabut satu persatu cakar-cakarnya dan ketika cakar yang baru sudah tumbuh, ia juga harus mencabut bulu badannya satu persatu. Lima bulan kemudian, barulah elang mulai dapat terbang kembali, dan menjalani 30 tahun kehidupan barunya dengan penuh semangat! Dalam kehidupan ini, kadang kita juga harus berani mengambil dan melakukan suatu keputusan yang sangat berat. Menjalani keputusan itu seorang diri, dan tidak bisa berharap atau bahkan mengandalkan orang lain melakukannya untuk kita. Tapi sayang sekali, hanya sedikit orang yang menjalaninya. Mereka lebih nyaman dan berani kalau ada orang lain yang juga bersama-sama dengannya. Akibatnya, banyak orang yang hidup dengan keadaan yang begitu-begitu saja. Kesalahan inilah yang membuat banyak orang menjadi putus asa dengan keadaannya dan mengambil jalan pintas. Jika memang Anda memiliki keinginan untuk mewujudkan mimpimu, wujudkanlah. Sekalipun ada proses yang panjang dan menyakitkan, jangan pernah mundur. Percayalah, laksana rajawali yang melayang-layang dan mendukung anak-anaknya, demikianlah Allah akan menuntun dan menguatkanmu. Diambil dari: Nama buku renungan: Hikmat Profesi, 28 Maret 2011 Penulis: Tidak dicantumkan Penerbit: Deo Offset, Surakarta 2011 Kontak: < leadership(at)sabda.org > Redaksi: Desi Rianto, Yonathan Sigit (c) 2011 Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org > Rekening: BCA Pasar Legi Solo; No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati < http://blog.sabda.org > < http://fb.sabda.org/lead > Berlangganan: < subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |