Penulis Kristen (II)
|
e-Penulis -- Edisi 200, 5 April 2018
|
DARI REDAKSI
Kualitas Penulis Kristen
Penulis Kristen yang berkualitas tidak hanya ditentukan dari karyanya yang memuat konten kristiani, tetapi juga dari kehidupannya, baik spiritual, sikap, maupun karakter-karakter baik yang dimilikinya. Edisi e-Penulis bulan ini menyajikan beberapa poin penting yang harus dimiliki oleh seorang penulis Kristen supaya karya dan kehidupannya saling berpadanan dan bisa menjadi berkat bagi banyak orang.
Perluas juga wawasan Sahabat dengan membaca biografi seorang penulis novel terkenal dari Amerika, Harriet Beecher Stowe, yang akan menginspirasi Anda. Sebuah resensi buku Dari Remaja untuk Orang Tua karya Bill Sanders juga akan memberi informasi menarik bagi Sahabat yang sedang mencari buku untuk menolong orang tua dan remaja yang sedang bermasalah. Selamat membaca. Tuhan Yesus memberkati.
|
TIP
Kualitas Seorang Penulis Kristen
Menurut Anda, kualitas apa saja yang dibutuhkan oleh seorang penulis Kristen? Dalam hal ini, saya tidak hanya memikirkan karya yang khusus mengandung konten kristiani, tetapi karya apa pun yang ditulis oleh seorang Kristen untuk dilihat publik. Bisa saja novel, buku nonfiksi, puisi, renungan, tulisan blog, maupun materi lain yang tidak terhitung banyaknya. Berikut ini, beberapa hal untuk dipertimbangkan.
1. Sikap hati.
Apa motivasi Anda dalam menulis? Apakah untuk memuliakan Allah dan membawa orang lain lebih dekat kepada-Nya? Seperti yang telah disinggung di atas, tidak berarti segala sesuatu yang Anda tulis harus mengandung konten kristiani secara eksplisit, tetapi itu harus sejalan dengan cara pandang kristiani. Allah memberi kita kemampuan untuk suatu tujuan.
2. Kehidupan saat teduh Anda.
Apakah Anda menghabiskan waktu yang berkualitas dengan Allah? Apakah Anda mempelajari Kitab Suci secara teratur? Bagaimana dengan kehidupan doa Anda? Anda harus memiliki persediaan air di dalam sumur Anda sendiri untuk dapat membagikannya kepada orang lain.
3. Tanggung jawab seorang pengajar.
Apabila Anda memiliki kerinduan untuk mengajarkan firman Allah kepada orang lain, pastikan Anda mengetahuinya dengan baik. Pelajari, doakan, mintalah penyingkapan dan inspirasi dari Allah, bacalah tafsiran. Allah meminta pertanggungjawaban para pengajar berdasarkan apa yang mereka ajarkan (Yakobus 3:1).
4. Integritas.
Apakah Anda menerapkan yang Anda ajarkan? Memang, tidak ada orang yang sempurna, tetapi jangan harap kita dapat membantu orang lain mengikut Allah secara lebih dekat jika kita sendiri tidak berusaha menjadi makin serupa dengan-Nya.
5. Kejujuran
Sering kali, kita tersentuh saat membaca kisah-kisah yang jujur dari orang yang pernah mengalami pergumulan dalam berbagai hal. Akan tetapi, Anda perlu membayar harga emosional untuk mengungkapkan diri Anda apa adanya. Bila Anda memiliki kisah pribadi mendalam yang pernah menyebabkan Anda terluka, hal itu layak dibagikan sehingga dapat membantu orang lain. Namun, mintalah hikmat Allah untuk mengetahui seberapa banyak yang harus diceritakan, kepada siapa, dan kapan waktu yang tepat.
6. Kesabaran
Terkadang, ada jeda waktu yang panjang antara mengirimkan karya Anda dan menerima balasan berupa pernyataan diterima atau ditolak. Sebagian jurnal dan majalah mencantumkan jeda waktu tersebut dalam situs mereka. Tunggulah lebih lama daripada waktu yang tertera itu. Bila Anda belum mendapat balasan juga, Anda dapat mengirimkan pertanyaan. Kadang, Anda tidak akan pernah menerima jawaban. Ketika karya Anda diterima, juga akan ada tenggang waktu lama sebelum tulisan Anda benar-benar terbit. Menunggu adalah bagian dari permainan.
7. Ketekunan (Lukas 8:15).
Siapa pun yang berusaha menerbitkan tulisannya akan menerima surat penolakan (mungkin ratusan penolakan). Para penulis terkenal juga mengalaminya. Mungkin Anda telah menulis karya yang sangat baik, tetapi ditolak karena ada ratusan kiriman dan penerbit hanya memilih sepuluh, penerbit sudah pernah menerbitkan karya sejenis, atau karya Anda berbeda gaya dengan tipe yang biasa mereka pilih, atau ... itu memang tidak terlalu bagus. Jika persoalannya adalah yang terakhir, ada banyak hal yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkannya. Namun, kadang itu hanya soal memoles dan mengirimnya ke penerbit lain. Jangan menyerah. Ketekunan sangat penting bila Anda ingin melihat karya Anda diterbitkan (bdk. 2 Petrus 1:5-8).
8. Kerendahan hati.
Jangan anggap remeh awal yang kecil (bdk. Zakharia 4:10). Semua orang ingin artikelnya diterbitkan di majalah terkenal yang dibaca jutaan orang. Di samping itu, sangat menyenangkan rasanya menerima honor dari karya Anda. Namun, sudah menjadi hukum alam bahwa majalah terkenal yang memberi bayaran besar juga menarik paling banyak jumlah pengirim. Anda berada dalam kolam yang jauh lebih besar dengan lebih sedikit kesempatan diterima. Jangan takut memulai dengan yang kecil. Meskipun hanya satu paragraf dicetak dalam buletin gereja, Anda telah menjangkau setidaknya 100 orang atau lebih.
9. Hati yang mau diajar.
Anda tidak pernah berhenti belajar dan bertumbuh selagi masih berada di dunia (Filipi 1:6). Anda perlu terbuka pada dorongan Roh Kudus ketika sedang menulis. Anda harus dapat menerima saran dari orang lain dengan rela hati dan membedakan masukan mana yang perlu dilakukan.
Saya juga berharap memiliki semua kualitas yang disebutkan tadi. Sebenarnya, saya sendiri juga masih berjuang dalam banyak hal, tetapi tidak masalah. Semua itu adalah bagian dari proses belajar. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda setuju dengan hal-hal tersebut? Poin mana yang masih Anda gumuli? Apakah Anda memiliki kualitas lain yang menurut Anda dapat ditambahkan ke dalam daftar? Saya akan senang mendengar pendapat Anda. (t/Joy)
Audio Kualitas Penulis Kristen
|
TIP
Harriet Beecher Stowe (1811 -- 1896)
Salah satu dari novelis wanita pertama terbesar asal Amerika, Harriet Beecher, lahir dan tumbuh dewasa di Litchfield, Connecticut, tempat ayahnya menjadi seorang pendukung yang kukuh dari ortodoksi Calvinistik.
Pada usia 14 tahun, gadis kecil ini melakukan konversi religius ke kekristenan yang konservatif dan tegas, yang sedikit banyak hasil analitisnya memberi alasan bahwa dia masih sangat berminat pada isu mengenai agama sepanjang hidupnya. Karya-karya pertamanya, The Mayflower, muncul pada 1843. Sementara itu, dia menikah dengan kolega ayahnya, Pendeta Calvin E. Stowe, seorang laki-laki terpelajar dan baik hati, dan pindah ke Ohio, tempat dia adakalanya berjumpa dengan seorang budak buronan yang ingin lepas dari perbudakan.
Harriet Beecher Stowe kembali ke New England pada 1850, sama halnya topik Hukum Budak Buronan (Fugitive Slave Law) yang adalah pokok diskusi terpanas di Amerika Serikat, Harriet memahami gagasan dari seorang warga Amerika keturunan Afrika yang sudah tua dan sekarat akibat cambukan, tetapi memaafkan penyiksanya, yang kemudian menjadi benih dan klimaks dari novel Uncle Tom's Cabin. Novel yang disusun dengan emosi yang keras ini dicetak sebagai serial dalam The National Era pada 1851 -- 1852, dan seketika diterbitkan dalam bentuk buku. Di negara bagian utara dari Mason-Dixon Line, 300.000 salinan novel ini terjual dalam satu tahun. Di Inggris, tempat karya-karya dibajak secara keseluruhan, penjualannya mencapai 1,5 juta salinan.
Harriet Beecher Stowe menjadi sensasi dalam semalam. Ketika mengunjungi England, dia menerima suatu sambutan dengan tepuk tangan dan sorak-sorai yang belum pernah terjadi. Untuk menjawab serangan tentang keakuratan novelnya, Harriet Beecher Stowe dengan tergesa-gesa menyusun A Key to Uncle Tom's Cabin (1853), adalah "tidak cukup yang sesungguhnya" yang diiklankan seperti berisi sumber dari yang mana ia berkarya. Sebuah novel antiperbudakan kedua, Dred (1856), dikerjakan untuk menunjukkan efek perbudakan yang jahat atas pemilik perkebunan. Buku ini tidak diciptakan dengan kegembiraan yang menemani penerbitan novel propagandanya yang pertama.
Meskipun demikian, perang suci melawan perbudakan terus tumbuh dan bergerak, tetapi Harriet Beecher Stowe tidak membuat kontribusi lebih lanjut kepada penyebabnya. Sebagai gantinya, dia menggali kembali minat awalnya dalam fiksi yang mengangkat kehidupan sehari-hari di New England. The Minister's Wooing (1859), The Pearl of Orr's Island (1862), Oldtown Folks (1869), dan Poganuc People (1878) menempatkan dirinya dalam kedudukan utama rombongan realis baru dari Inggris. Meskipun tidak pernah mencapai status best-seller (laris), novel-novel ini berisi tulisan paling brilian yang pernah dibuat oleh Harriet Beecher Stowe.
Sepanjang 30 tahun terakhir masa hidupnya, dia tetap menulis artikel religius untuk jurnal dan majalah.
Dalam sejarah fiksi, Stowe adalah suatu pertanda generasi yang berikutnya penulis "warna lokal". Namun, pemimpinnya mengakui ketenaran dari karya nonkompromi untuk hak-hak manusia dan membantu untuk mengakhiri perbudakan.
Diambil dari: |
Judul buku |
: |
Pustaka Pintar 100 Penulis yang Membentuk Sejarah Dunia |
Editor |
: |
Karyani |
Penerbit |
: |
Progres, Jakarta 2005 |
Halaman |
: |
114 -- 116 |
|
RESENSI BUKU
Dari Remaja untuk Orang Tua
|
Judul buku
:
Dari Remaja untuk Orang Tua
Judul asli
:
Almost Everything Teens Want Parents to Know
Penulis/Penyusun
:
Bill Sanders
Penerjemah
:
Dra. Ny. Astried Bunardi
Editor
:
Drs. Ganda Wargasetia dan Drs. Ridwan Sutedja
Penerbit
:
Yayasan Kalam Hidup, Bandung 40112
Ukuran buku
:
17,7 x 11,2 cm
|
Bill Sanders, seorang kartunis, adalah seorang pembicara populer yang sering diundang dalam pertemuan pemuda dan remaja di Amerika. Setidaknya, dalam satu tahun, dia bisa bertemu dengan beribu-ribu remaja; bahkan kadang dalam satu minggu saja, puluhan ribu remaja bisa dia jumpai. Biasanya, setelah acara pertemuan tersebut selesai, banyak dari mereka yang menghampirinya dan menceritakan apa yang terjadi di dalam keluarganya. Tidak jarang juga, Bill menerima surat dari para remaja dan pemuda yang berisi keluh kesah mereka kepada orang tuanya. Inilah yang menjadi salah satu alasan Bill menulis buku ini.
Sebenarnya, konten dalam buku ini berisi bimbingan bagaimana orang tua dapat memahami dan bertindak sesuai dengan keinginan anak-anak mereka. Selain itu, buku ini juga membahas mengenai tip atau cara membenahi hubungan yang renggang antara orang tua dan anak, bagaimana anak menghormati orang tua, pentingnya saling mengasihi dalam keluarga, dan masih banyak lagi. Buku ini ditujukan untuk orang tua yang merasa kewalahan atau kebingungan, bahkan tidak tahu lagi apa yang mereka harus lakukan ketika anak-anak mereka melakukan hal-hal yang tidak bisa mereka atasi, terutama ketika mereka menginjak usia remaja. Namun, buku ini juga bisa dibaca oleh kaum remaja dan pemuda, karena selain berisi nasihat atau petunjuk bagi orang tua, mereka bisa mengambil hal-hal baik dan pelajaran berharga dari buku ini. Tentunya hal ini akan dapat menolong remaja dalam menghadapi orang tua yang keras kepala, overprotective, terlalu memberi kebebasan, dll..
Setelah menyelesaikan buku ini, saya sebagai pembaca mendapatkan hal baru yang bisa saya aplikasikan ketika saya menjadi anak dalam keluarga. Misalnya, jika saya ingin mendapatkan sesuatu dari orang tua, saya juga harus bisa melakukan apa yang diinginkan orang tua dari saya. Dalam buku ini, konsep itu disebut dengan istilah rewarding. Salah satu fakta yang ditulis oleh Bill dalam bukunya ini mengatakan, "Jika seorang anak melakukan kesalahan dan tidak diterima di tempat dia bergaul, bertumbuh, dan berkembang, ini justru tidak menutup kemungkinan kalau dia akan melakukan kesalahan yang sama, bahkan lebih buruk di kemudian hari." Ini menjadi self-reminder bagi saya.
Secara keseluruhan, buku ini sangat informatif jika sesuai dengan target pembacanya. Sebab, melalui tulisannya ini, Bill membagikan banyak sekali informasi dan tip yang bisa diterapkan dalam kehidupan berkeluarga berdasarkan pengalaman-pengalaman faktual yang pernah dia dengar ketika dia diundang menjadi pembicara di berbagai tempat. Nasihat Bill dalam buku ini akan menolong pembaca menghadapi hal-hal yang terjadi antara orang tua dan anak remajanya melalui pedoman khusus dan praktis yang bisa diterapkan di lingkungan keluarga.
Peresensi: Handa Febrian
|
|