Menulis Kebenaran, Melawan Kepalsuan (II)
|
e-Penulis -- Edisi 202, 7 Juni 2018
|
DARI REDAKSI
Hidup dalam Kebenaran
Menulis artikel Kristen bukanlah suatu kegiatan menulis biasa. Perlu ada banyak persiapan dan perenungan terlebih dahulu, baru menuliskannya. Tidak setiap penulis Kristen mampu menulis artikel Kristen yang baik. Kehidupan rohani penulis sangat memengaruhi dan menentukan kualitas tulisannya. Jika Sahabat ingin menghasilkan artikel Kristen yang berkualitas -- yang berdasar pada kebenaran firman Tuhan, Sahabat harus hidup dalam kebenaran itu sendiri. Inilah tantangan utamanya, "Maukah setiap penulis Kristen hidup dalam kebenaran-Nya?"
Kiranya sajian e-Penulis kali ini mampu mendorong banyak penulis Kristen untuk kembali kepada kebenaran yang sejati. Dengan demikian, mereka mampu berkarya untuk membagikan kebenaran itu. Jangan lewatkan pula biografi Nathaniel Hawthorne, seorang penulis cerita, dan resensi buku Crazy Busy yang akan memberi pandangan baru dalam menghadapi setiap kesulitan hidup yang terjadi. Selamat membaca, terimalah berkatnya! Tuhan Yesus memberkati.
|
TIP
Cara Menulis Artikel Kristen yang Mengagumkan
Ingin menulis artikel-artikel Kristen yang luar biasa? Apakah Anda memerlukan beberapa tip menulis? Berikut ini teknik-teknik sederhana untuk menciptakan artikel Kristen yang kreatif dan mengagumkan!
Pertama, ketahui dan pahami makna serta definisi kata "kekristenan". Menurut Kamus daring Encarta, kekristenan adalah: 1) Agama yang mengikuti pengajaran Yesus Kristus: agama yang didasarkan pada kehidupan, pengajaran, dan teladan Yesus Kristus; dan 2) Memegang teguh kepercayaan Kristen: suatu keadaan (ketika seseorang) berpegang pada kepercayaan Kristen atau menjadi orang Kristen.
Kata "Kristen" memiliki deskripsi senada: "Orang yang percaya pada Yesus Kristus sebagai Juru Selamat; seseorang yang percaya bahwa Yesus Kristus diutus ke dunia oleh Allah untuk menyelamatkan umat manusia dan yang berusaha mengikuti ajaran dan teladan-Nya." Jadi, kekristenan adalah sebuah agama yang mengikuti Yesus Kristus serta pengajaran-Nya, dan orang Kristen adalah seseorang yang percaya kepada Yesus dan berusaha meniru pengajaran dan teladan-Nya." Artikel Kristen Anda akan hidup dan informatif bila Anda terlebih dahulu memahami serta mempraktikkan kebenaran mendasar ini.
Kedua, ingatlah selalu bahwa ketika menulis artikel Kristen, menjadi orang Kristen atau mengenal dan berkomunikasi dengan orang Kristen lainnya akan sangat membantu, tetapi bukan keharusan. Menggali Alkitab akan membuat Anda mampu menulis artikel Kristen yang lebih baik, dan membekali Anda dengan fakta, informasi, dan kutipan-kutipan yang menarik. Menjalani kehidupan Kristen dan/atau berkomunikasi dengan orang-orang Kristen akan membuat artikel Anda otentik dan dapat dipercaya.
Ketiga, berdoalah meminta tuntunan dalam menulis artikel Anda. Jika Anda tidak terbiasa dengan doa, ambillah suatu waktu dalam sehari, khususnya sebelum Anda mulai menulis artikel itu, untuk melatih diri berdoa. Tetaplah berdoa selama penyusunan artikel. Doa akan membantu Anda tetap fokus dan memberi tuntunan serta inspirasi. Doa adalah makanan bagi penulis Kristen; Mazmur 23 dan 91 merupakan "nutrisi" yang berkualitas.
Keempat, buatlah garis besar yang komprehensif untuk artikel Anda. Gunakan teknik menulis kata ikhtisar yang familiar (umum), yaitu: apa, kapan, di mana, bagaimana, dan mengapa, untuk membentuk pokok pikiran utama dan menjelaskan gagasan Anda. Kelima kata ikhtisar ini akan menolong untuk membangun kerangka artikel Kristen yang menarik dan informatif.
Kelima, manfaatkan internet dan mesin pencarinya. Banyak informasi dapat dipetik dari perangkat pencari ini. Kamus daring, ensiklopedia, mesin pencari, dan perpustakaan daring akan membantu Anda mengumpulkan data-data yang penting. Di samping itu, beberapa sumber berikut mungkin akan berguna: Christian Writer's Market oleh Sally Stuart, The Christian Communicator Magazine, 100 Portraits of Christ oleh Henry Gariepy dan Bible Questions & Answers, Nelson Publication. Selain sumber tersebut, publikasi-publikasi Kristen lain akan melejitkan artikel Anda dengan kebenaran, kredibilitas, dan informasi faktual. Pastikan dan buatlah daftar referensi untuk kutipan dan informasi yang berkaitan dengan karya Anda.
Keenam, kerjakanlah artikel Kristen Anda pada pagi hari ketika Anda masih sepenuhnya segar.
Menulis pada permulaan hari akan meningkatkan ketajaman artikel Anda. Kebanyakan orang merasa lebih positif pada pagi hari, hormon kreativitas mereka mengalir dengan ringan dan konsisten. Namun, jika Anda adalah "orang malam", persiapkan bahan pada siang hari, soroti bagian-bagian yang hendak Anda sertakan dalam artikel sehingga ketika Anda telah siap menulis, perlengkapan Anda telah tersedia bagi Anda. Simpanlah bahan-bahan yang telah dikumpulkan untuk artikel Kristen Anda dalam suatu folder terpisah dan siap dipakai. Hal ini akan membuat artikel-artikel Anda tertata dan teratur.
Ketujuh, jika Anda merasa perlu memberi kesaksian dalam artikel Anda, berhati-hatilah untuk tidak menjelaskan terlalu panjang. Mungkin, ada peristiwa dalam kehidupan Anda yang menguji iman Anda kepada Allah atau suatu mukjizat yang membawa Anda semakin dekat kepada-Nya. Jika Anda dapat mengaitkan peristiwa-peristiwa tersebut dengan cara yang terbuka dan jelas, hal tersebut akan menambahkan nilai rasa pada artikel Anda dan menjadi penarik perhatian. Tuliskan kesaksian Anda dengan sederhana, penuh kebenaran, dan jujur. Orang sangat jeli menangkap kepalsuan, dan jika itu terjadi, dengan segera cerita Anda akan menjadi tidak relevan.
Teruslah mengingat kehidupan Kristus. Ia sederhana, tidak bertele-tele, jujur, dan penuh kebenaran. Ia tidak pernah berdebat panjang lebar, kecuali saat ketidakadilan merajalela. Ia hanya mengatakan apa yang perlu dikatakan, lalu berpindah. Ia tidak pernah memaksakan keyakinan-Nya pada siapa pun. Jika Anda selalu mengingat kebenaran ini, Anda akan menciptakan artikel Kristen yang menakjubkan, dan dalam prosesnya Anda dapat memenangkan jiwa-jiwa bagi Kristus.
Satu fakta sederhana dari penulis terkenal, Irving Wallace mungkin dapat memompa sukacita Anda bagi tulisan kristiani. Ia menulis, "Jika saya tidak dapat menghasilkan sepeser pun dengan menulis, saya bisa mencari nafkah lewat hal lain dan tetap menulis pada malam hari." Dengan perkataan lain, tetaplah pertahankan kerinduan Anda untuk menulis, sebab hal itu akan menopang Anda pada saat-saat yang baik ataupun buruk.
Sebagai rangkuman, kerjakanlah tugas Anda, galilah Alkitab, lakukan penelitian (bahan) yang diperlukan, jalani kehidupan kristiani Anda, dan pertahankan artikel Anda tetap sederhana dan jujur. Bila Anda mengikuti panduan ini, Anda akan menghasilkan artikel Kristen yang mengagumkan! (t/Joy)
Sumber dan referensi:
- Encarta Online Dictionary, Definitions of Christianity and Christian, Diambil pada 18 Juni 2003
- Sumber Daring, How to Write Good oleh Michael O'Donoghue, Diambil pada 18 Juni 2003, Quote from Irving Wallace
- Christian Writer's Market oleh Sally Stuart
- The Christian Communicator Magazine
- 100 Portraits of Christ oleh Henry Garpiepy
- Bible Questions & Answers, Nelson Publication
Audio Cara Menulis Artikel
|
TOKOH PENULIS
Nathaniel Hawthorne
Keturunan sebuah keluarga New England yang telah lama menetap di Massachusetts sejak 1630, Nathaniel Hawthorne lahir di Salem, Massachusetts. Buku pertamanya, Fanshawe (1828), merupakan cerita roman yang dibuat berdasarkan tahun-tahun hidupnya di Bowdoin College. Cerita pendeknya dikumpulkan dan diterbitkan dalam Twice-Told Tales (1837), hanya setelah Horatio Bridge menjamin bahwa penerbit tidak akan kehilangan uang dengan menerbitkan volumenya. Buku-buku tersebut hanya menarik sedikit perhatian.
Pada 1852, kumpulan cerita berjudul The Snow Image dan narasi sepanjang buku The Blithedale Romance diterbitkan, yang kemudian diperdagangkan dalam format fiksi.
Kenangan dan kesan Hawthorne mengenai Brook Farm
Pada tahun yang sama, dia menulis satu kampanye biografi tentang mantan koleganya di perguruan tinggi, Franklin Pierce. Ketika Pierce terpilih sebagai presiden, dia menunjuk Hawthorne menjadi konsul di Liverpool (1853 -- 1857). Antara tahun 1857 dan 1860, sang penulis beserta keluarganya menempuh perjalanan di Italia dan akhirnya menetap di Inggris. Perjalanannya di Italia menjadi pelengkap detail cerita yang ditulis dalam The Marble Faun (1860). Pada tahun ini, novel tersebut diterbitkan. Hawthorne dan keluarganya kembali ke The Wayside di Concord. Hawthorne meninggal di Plymouth, New Hampshire, dalam suatu perjalanan dengan mantan Presiden Pierce.
Dalam kisah dan novel karya Hawthorne, nilai pentingnya adalah tema dan teknik. Sering kali, satu tema yang ditekankan adalah ketidakinginan tentang isolasi masing-masing individu dari pengikutnya. Tema ini, seperti halnya tema-tema lain, didasarkan pada keyakinan yang diperoleh dari pengalaman Hawthorne sendiri. Minat Hawthorne lainnya yang tergolong penting dalam fiksinya adalah sifat-sifat dosa dan pertobatan.
Selama periode ketika banyak intelektual New England merupakan kaum Unitarian atau Transcendentalist, Hawthorne cenderung menemukan kebenaran dalam keyakinan yang banyak ditolak pada zamannya; yakni keyakinan dari nenek moyangnya yang tergolong kaum Puritan. Meskipun tidak secara resmi beralih ke Calvinisme, penulis ini, Prof. Herbert W. Scheneider, memberi komentar dalam The Puritan Mind, "Dengan melihat kebenaran empiris di belakang simbol Calvinis, ia menemukan apa yang dinyatakan Puritan, tetapi jarang dipraktikkan, yakni semangat kealiman, kerendahan hati, dan tragedi di wajah jalan Tuhan yang tidak terduga." Karena itu, dalam The Minister's Black Veil, Young Goodman Brown, dan kisah lain, Hawthorne menceritakan kebejatan umat manusia yang bersifat universal. Dalam The Scarlet Letter, diceritakan tentang kebutuhan orang berdosa akan penebusan dosa dan penyesalan; dalam The Marble Faun, dibahas tentang asal usul dosa; dan dalam narasi lain, tentang aspek dosa dan penebusannya.
Dalam pengembangan temanya, Hawthorne menumbuhkan suatu teknik yang unik. Sebagai anak laki-laki, ia telah berkenalan dengan tulisan dari sebagian besar kaum allegorists (orang yang menggunakan kiasan) yang agung. Berdasarkan metodenya tentang usul yang berasal dari pembacanya, ia meletakkan kisahnya, seperti yang ia katakan, "Dalam sebuah wilayah netral, di suatu tempat di antara dunia nyata dan negeri dongeng, tempat Yang Nyata dan Yang Khayal mungkin bertemu dan masing-masing mengilhami dirinya sendiri satu sama lain."
Diambil dari: |
Judul buku |
: |
Pustaka Pintar 100 Penulis yang Membentuk Sejarah Dunia |
Editor |
: |
Karyani |
Penerbit |
: |
Progres, Jakarta 2005 |
Halaman |
: |
85 -- 87 |
|
RESENSI BUKU
Crazy Busy (Super Sibuk)
|
Penulis/Penyusun
:
Kevin DeYoung
Penerjemah
:
Tim Literatur Perkantas Jatim
Editor
:
Milhan K.Santoso
Ukuran buku
:
13,5 x 20 cm
|
Dalam bab awal, Kevin DeYoung menceritakan kesibukannya setiap hari sejak duduk di bangku SMA, kuliah, dan seterusnya, dengan beberapa kondisi yang serupa dengan kesibukan kita. Ia juga menulis tiga bahaya kesibukan yang dapat menyerang kehidupan seseorang. Pertama, kesibukan bisa merusak sukacita, dan ini adalah ancaman rohani. Sebagai orang Kristen, kehidupan kita harus ditandai dengan sukacita (lihat Filipi 4:4), berbuah sukacita (lihat Galatia 5:22), dan dipenuhi dengan sukacita (lihat Yohanes 15:11). Kedua, kesibukan dapat merampok hati kita. Contohnya, seorang penabur menabur benihnya dengan sembarangan, sebagian jatuh dan dimakan burung, sebagian jatuh di tanah berbatu dan tumbuh dengan cepat, tetapi layu karena sinar matahari, dan sebagian lagi jatuh di semak berduri yang menghimpitnya sampai mati. Ketiga, kesibukan bisa menyembunyikan kebusukan dalam jiwa. Tempo hidup yang melelahkan secara fisik dan rohani bisa membuat kita sakit.
Pada zaman yang serba cepat dan banyak tuntutan ini, rasanya seluruh waktu kita tersedot oleh kesibukan. Alkitab dengan jelas menerangkan bahwa bekerja dengan susah payah pun sesungguhnya adalah akibat dosa. Teknologi zaman sekarang hadir untuk membantu manusia. Seharusnya, kita bisa menggunakannya dengan baik untuk mempersingkat waktu kerja kita. Crazy Busy mengingatkan agar kesibukan tidak menjadi tuan atas hidup kita. Seimbangkan hidup Anda dengan menata diri, baik dalam pekerjaan, keluarga, maupun hubungan dengan orang lain.
Buku ini sangat menolong saya untuk merefleksikan apakah kesibukan saya selama ini justru membahayakan diri saya. Saya belajar untuk lebih bijaksana dalam mengatur setiap kegiatan supaya semuanya menjadi seimbang dan mendatangkan berkat.
Peresensi: Cenius Sanjaya
|
|