Meninggalkan Kenyamanan

Sebut saja Mei, seorang ahli hukum muda yang memberi diri untuk mengikuti program mengajar di pedalaman selama satu tahun, memberi pesan kepada teman-temannya di kota, "Kalian harus mensyukuri air, listrik, dan layanan internet yang kalian bisa peroleh dengan sangat mudah." Mei mengaku terpanggil untuk mengikuti program tersebut karena rindu hidupnya menjadi berkat bagi saudara-saudara sebangsa di pedalaman negeri ini. Tindakan yang menginspirasi gereja asal Mei mengenai melayani sesama yang membutuhkan.

Yesus memberi teladan untuk melayani. Ia tinggalkan segala macam "kenyamanan surga" lalu datang ke dunia untuk menebus manusia dari dosa. Dalam menjalani hidup sebagai Anak Manusia, Yesus sama sekali jauh dari kata nyaman. Beberapa kali ia terlibat konfrontasi dengan para pemuka agama, berkali-kali menerima ancaman, tidak punya tempat untuk menetap, hingga akhirnya menyerahkan nyawa dengan cara disalibkan. Hari ini kita diingatkan untuk memiliki pikiran dan perasaan yang ada di dalam Kristus. Kristus yang rela meninggalkan kenyamanan demi menyelamatkan umat manusia yang sangat dikasihi-Nya.

Jika Kristus telah meneladankan tindakan kasih yang rela berkorban, masihkah kita memiliki semangat yang sama dalam pikiran, perasaan, dan tindakan kita? Di luar sana masih banyak orang yang membutuhkan sentuhan kasih Allah, juga uluran tangan kita demi menjadikan hidup mereka lebih baik. Bersediakah kita keluar dari zona nyaman, lalu mulai melakukan aksi nyata sebagai bukti kasih kita kepada sesama? --GHJ/www.renunganharian.net

DALAM KASIH ADA KERELAAN UNTUK BERKORBAN
BAGI ORANG YANG KITA KASIHI.

Dilarang mengutip atau memperbanyak materi Renungan Harian® tanpa seizin penerbit (Yayasan Pelayanan Gloria)

Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Pelayanan Gloria.
Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAYASAN PELAYANAN GLORIA