Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2024/05/11 |
|
Sabtu, 11 Mei 2024 Bacaan : KELUARAN 23:1-9 Setahun : 2 Tawarikh 2-5 Nas : "Jangan menerima suap, sebab suap membutakan pandangan yang jernih dan memutarbalikkan perkara orang yang benar." (Keluaran 23:8)
|
|
Sering terjadi bahwa sebuah perkara yang tampaknya sulit pun akan menjadi mudah dengan suap. Betapa sering kali kita mendengar bahwa dengan suap seseorang bisa memenangkan sebuah perkara walaupun sebenarnya ia bersalah? Sementara seorang yang tidak bersalah akhirnya harus menanggung hukuman. Tindakan yang sangat merugikan, bukan? Dalam mengatur kehidupan dan tanggung jawab sosial orang Israel, masalah suap juga ditulis menjadi sebuah peraturan. Suap adalah uang yang diberikan di luar aturan resmi untuk mencapai tujuan tertentu. Allah dengan tegas menyatakan bahwa suap adalah berbahaya karena "membutakan pandangan yang jernih dan memutarbalikkan perkara orang yang benar" (ay. 8). Suap merupakan praktik ketidakadilan karena ada orang yang diuntungkan secara tidak benar dan di dalamnya sering terjadi penipuan dan dusta. Penerima suap memperkaya diri sendiri dengan mengabaikan keadilan dan hukum. Allah melarang praktik suap karena dosa suap akan membuat umat Allah tidak hidup dalam kekudusan. Suap, yang dilakukan dalam bentuk apa pun, jelas dibenci oleh Allah. Namun, tidak sedikit orang menganggap praktik suap adalah wajar dan perlu dilakukan dengan tujuan agar ia bebas dari pelanggaran. Umat Allah diingatkan untuk menolak praktik-praktik seperti ini. Kiranya hal ini terus menjadi pengingat bagi kita untuk memegang teguh prinsip kejujuran dalam setiap laku kita. --SYS/www.renunganharian.net SUAP ITU JAHAT KARENA MEMBUTAKAN PANDANGAN
Dilarang mengutip atau memperbanyak materi Renungan Harian® tanpa seizin penerbit (Yayasan Pelayanan Gloria) Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |