Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2020/06/29 |
|
Senin, 29 Juni 2020 Bacaan : Efesus 5:22-33 Setahun : Mazmur 23-30 Nas : Sebab itu, laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. (Efesus 5:31)
|
|
Sejak resmi membentuk keluarga baru, saya dan istri berusaha untuk hidup mandiri dan berjuang bersama-sama. Kami menikmati setiap proses kehidupan sebagai keluarga muda, dalam anugerah Tuhan hingga saat ini ketika usia pernikahan kami memasuki tahun ketujuh. Kami pun semakin memahami arti "menjadi satu daging" sebagaimana diajarkan oleh firman Tuhan. Kebenaran yang telah kami pelajari sejak mengikuti kelas persiapan pernikahan. Frasa "menjadi satu daging" lebih dari sekadar hidup tidak seatap dengan orang tua. Ungkapan tersebut setidaknya mengandung dua makna: Pertama, dimulainya fase hidup dalam kemandirian sebagai suami istri, baik dalam mengelola keuangan, menyelesaikan masalah, termasuk dalam pengambilan keputusan. Kedua, semangat untuk berjuang bersama pasangan dalam segala keadaan, seperti janji yang diucapkan saat pemberkatan pernikahan. Kesepakatan menjadi kata kunci dalam menjalani kedua hal di atas. Hanya dalam kesepakatan, pasangan tak hanya dapat menanggung segala sesuatu, tetapi juga membuka kesempatan bagi Tuhan untuk bekerja dengan kuat. Perintah untuk "menjadi satu daging" tidak hanya berlaku pada permulaan pernikahan, tetapi berlaku selama pernikahan itu berlangsung, hingga maut memisahkan (bdk. Mat. 19:6). Masihkah semangat kemandirian, berjuang bersama, dan kesepakatan ada dalam keluarga kita? Atau sebaliknya, seiring berjalannya waktu kita mendapati bahwa hal-hal mulia yang menjadi tujuan awal Tuhan membangun keluarga tersebut telah memudar dan kita abaikan? Semoga tidak! --GHJ/www.renunganharian.net KEMANDIRIAN DALAM PERNIKAHAN BERARTI BERGANTUNG
Dilarang mengutip atau memperbanyak materi Renungan Harian® tanpa seizin penerbit (Yayasan Pelayanan Gloria) Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |