Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2020/09/01 |
|
Selasa, 1 September 2020 Bacaan : Kejadian 2:1-7 Setahun : Yehezkiel 1-4 Nas : Ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya.... (Kejadian 2:7)
|
|
Anak-anak di masa kecil saya masih mengenal perangkat bermain yang dinamai malam. Serupa tanah liat. Bersifat kenyal. Lentur. Mudah digencet, dibanting, dilebarkan, digumpalkan, ditekuk, dan dibentuk. Bisa dibentuk menjadi apa saja sesuai kemauan dan kreativitas seorang anak. Satu hal, ia tidak dapat dihancurkan, sebab ia begitu kenyal menggeliat serta menyesuaikan bentuk. Malam memang perkasa. Tatkala Tuhan menciptakan manusia, Kejadian 2 menggambarkannya unik. Semuanya serba "belum" -- belum ada lahan tanaman, belum ada curah hujan, belum ada penggarap tanah (ay. 5). Artinya, suasana masih belum kondusif untuk hidup. Lalu, manusia diciptakan dengan "debu tanah" dari permukaan bumi yang telah dibasahi embun (ay. 6-7). Dari tanah liat yang mudah dibentuk. Mengapa? Sebab manusia itu harus berjuang dari awal-situasi serba "belum". Bagi Tuhan, ia haruslah makhluk petarung yang kuat serta lincah menggeliat. Tak gampang patah arang. Merenungi bencana yang menelan nyawa puluhan ribu manusia sedunia, membawa kita kepada hakikat manusia. Terbuat dari tanah liat. Pertama, itu mengingatkan kita akan kefanaan diri, kita bisa mati apabila Pemberi napas menghendaki. Namun, sisi kedua mengingatkan kita akan kekenyalan diri yang tak mudah menyerah. Digencet pelbagai krisis, Tuhan memberi kita kesanggupan menggeliat. Geliat temuan baru, kecerdasan menemukan terobosan, dan kreativitas. Geliat kebersamaan, perjuangan, kejenakaan, dan pengharapan. Syukurlah kita diciptakan Tuhan dari tanah liat. Berpantanglah untuk menyerah! --PAD/www.renunganharian.net SEGALA PERSOALAN DAN KESUKARAN PADA AKHIRNYA MENGGIRING KITA
Dilarang mengutip atau memperbanyak materi Renungan Harian® tanpa seizin penerbit (Yayasan Pelayanan Gloria) Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |