SUMBER AIR HIDUP

Pada tahun 1896, Sherwood Eddy dengan penuh semangat memulai pelayanannya sebagai utusan Injil di India. Namun baru setahun, ia sudah ingin berhenti -- tenaganya merosot tajam, semangatnya patah.

Suatu pagi, setelah tidak dapat tidur semalaman, ia memohon pertolongan Allah. Lalu ia teringat janji Yesus kepada perempuan di sumur Yakub, "Air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal" (Yohanes 4:14).

Eddy menulis, "Saya memutuskan untuk berhenti menimba dari diri saya terus-menerus, melainkan mulai menimba dari Allah." Sejak saat itu, setiap hari ia menyediakan waktu untuk berdoa, minum dari sumur yang tak pernah kering itu -- mata air anugerah Allah yang tak habis-habisnya, yang memperbarui jiwa. "Sejak hari itu," kata Eddy, "Tidak satu jam pun dalam hidup ini saya mengalami kegelapan dan kekecewaan. Allah yang kekal adalah perlindunganku, dan aku merasakan tangan Allah yang senantiasa menopang."

Tidak peduli seberapa banyak tenaga atau talenta yang kita miliki, cepat atau lambat kita akan menyadari bahwa sumur sumber kekuatan pribadi kita akan kering. Tetapi ketika Kristus, sumber air hidup itu, tinggal di dalam hidup kita, kita tidak lagi terjebak dalam usaha keras untuk menimba kemampuan manusia kita. Yesus menjadi sumber pembaruan rohani kita yang tak pernah gagal. Kita akan menemukan bahwa saat kita kehabisan daya, Dialah sumur yang tak akan pernah kering [VCG]

I thirsted in the barren land of sin and shame,
And nothing satisfying there I found;
But to the blessed cross of Christ one day I came,
Where springs of living water did abound. -- Peterson

ANDA MUNGKIN HARUS KEHILANGAN SEGALA SESUATU UNTUK MENEMUKAN
BAHWA ALLAH ADALAH SEGALA SESUATU YANG ANDA BUTUHKAN