Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/1997/09/28 |
|
Minggu, 28 September 1997 Bacaan : Mazmur 150 Setahun : Amos 1-3 Nas : Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya! (Mazmur 150:6)
|
|
Jemaat gereja dapat menjadi bingung karena musik. Sebagian orang Kristen merasa bahwa Allah hanya berkenan pada lagu-lagu pujian kuno yang dinyanyikan dengan iringan orgel. Lainnya merasa yakin bahwa Allah menikmati refrain yang dinyanyikan berulang-ulang. Sebagian orang bertepuk tangan ketika menyanyi, sementara yang lain justru melipat tangan. Banyak orang Kristen modern merasa gelisah jika mereka beribadah bersama orang-orang Israel kuno. Mereka mungkin tidak suka dengan musik yang keras dan berisik. Apalagi dengan band! Instrumen-instrumen dalam orkestra, alat tiup, gesek, dan perkusi, menyuarakan pujian kepada Allah. Di tengah-tengah penyembahan, orang-orang menari. Paduan suara yang besar menyanyikan pujian meninggikan kebesaran Allah. Sayangnya, banyak orang Kristen hanya memperhatikan kebisingannya. Lebih parah lagi, mereka menjadi marah karena tidak bisa memecat pemimpin pujian atau mundur dan pindah ke gereja lain. Satu hal yang tidak boleh kita lupakan di tengah pertentangan tentang cara beribadah adalah: Allah menginginkan puji-pujian kita! Hal itu tidak dapat ditawar. Dia akan menjadi pendusta jika berkata bahwa ada sesuatu atau seseorang yang lain di dunia ini yang lebih layak disembah selain diri-Nya. Jangan menyia-nyiakan nafas Anda dengan berdebat tentang bagaimana menyembah Tuhan. Sembahlah Dia! "Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN. Haleluya!" (Mazmur 150:6) [HWR]
ADA BANYAK CARA MENYEMBAH ALLAH
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |