Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/1997/11/10 |
|
Senin, 10 November 1997 Bacaan : Kisah 5:1-11 Setahun : Kisah 6-9 Nas : Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah (Kisah 5:4)
|
|
Suatu hari yang cerah, empat murid SMU tak dapat mengatasi godaan untuk membolos. Keesokan harinya mereka menjelaskan kepada guru bahwa mereka tidak masuk sekolah karena ban mobil kempes. Melegakan sekali ketika guru mereka tersenyum dan berkata, "Kalian ketinggalan satu tes kecil kemarin, sekarang duduklah dan keluarkan pensil serta kertas." Ia menunggu mereka duduk, mengeluarkan alat tulis dan siap mengerjakan tes kecil itu. Kemudian ia berkata, "Pertanyaan pertama: ban sebelah mana yang kempes?" Tak seorang pun dapat terbebas dari perbuatan dusta. Dalam Kisah Para Rasul 5, Ananias dan Safira mengira mereka hanya berdusta kepada Petrus dan saudara-saudara seiman lainnya. Tetapi rasul itu berkata kepada mereka, "Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah." Allah adalah kebenaran. Jika kita berdusta, kita menyakiti-Nya. Dan cepat atau lambat Dia akan menyingkap setiap kebohongan -- bila tidak di dalam hidup ini, pastilah pada hari penghakiman kelak (Roma 14:10-12). Kita hidup di dunia yang penuh persaingan, dan kadang-kadang kita mudah tergoda untuk menutupi kebenaran supaya dapat terus maju. Namun hasil yang diperoleh dalam waktu singkat karena berdusta tidaklah berarti bila dibandingkan dengan manfaat jangka panjang karena melakukan kebenaran. Jika Anda sudah menipu seseorang, akuilah hal itu kepadanya dan kepada Tuhan. Mungkin itu tampak merendahkan diri, tetapi itulah langkah awal untuk membangun integritas hidup Anda [DJD]
UNTUK MENGHINDARI DUSTA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |