Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2020/12/04 |
|
Jumat, 4 Desember 2020 Bacaan : Yohanes 21:15-19 Setahun : Efesus 4-6 Nas : Petrus pun merasa sedih karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya.... (Yohanes 21:17)
|
|
The Two Popes, film yang patut diacungi jempol. Mengisahkan momentum menjelang alih tugas dan tanggung jawab besar dari Paus Benediktus XVI dari Jerman kepada Kardinal Jorge Bergoglio dari Argentina-yang kemudian disapa sebagai Paus Francis. Perjumpaan dan dialog di antara mereka menyingkap betapa keduanya punya luka masa silam yang membutuhkan pemulihan. Diakhiri dengan adegan indah mereka saling melayankan sakramen pengakuan dosa sebagai tanda ampunan dan pemulihan yang Tuhan anugerahkan-sebelum penobatan Paus Vatikan yang amat bersejarah di abad 21. Sebenarnya hati Petrus bukan hanya sedih, melainkan perih, sakit-seperti bunyi beberapa terjemahan Alkitab berbahasa Inggris. Kenapa? Sebab ada luka yang disentuh. Luka kegagalan akibat tiga kali menyangkal Tuhan. Namun Yesus bersengaja membimbingnya menuju luka itu. Memang sakit, tetapi harus. Demi sebuah pemulihan. Luka masa silam harus ditemui dengan berani untuk disapa, diberi maaf, diajak berdamai. Supaya si terluka dapat melangkah maju demi menyambut anugerah dan tanggung jawab yang menanti di masa depan. "Gembalakanlah domba-domba-Ku" (ay. 15-17). Biasanya kita bersikap menghindari atau memendam luka masa lalu. Enggan membicarakannya. Seolah-olah ingin menguburnya. Sikap ini malah mengabadikan luka itu dan membuat kita terjerat dalam kenangan pahit masa silam. Tersendat untuk melangkah maju. Jadi, mintalah Tuhan membimbing kita untuk berani menemui luka itu dan merahmatinya dalam nama Tuhan. Agar kita sembuh, dipulihkan. Siap untuk memandang masa depan dengan hati dan mata yang baru. --PAD/www.renunganharian.net BERDAMAI DENGAN LUKA MASA SILAM
Dilarang mengutip atau memperbanyak materi Renungan Harian® tanpa seizin penerbit (Yayasan Pelayanan Gloria) Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |