Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2019/12/25 |
|
Rabu, 25 Desember 2019 Bacaan : Lukas 1:26-38 Setahun : Wahyu 6-8 Nas : "Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." (Lukas 1:37)
|
|
Di mata manusia mukjizat ialah jika sesuatu terjadi melampaui hukum alam. Kita dibuat terheran-heran dan kagum serasa tak percaya hal itu bisa terjadi. Bagaimana mungkin? Serupa dengan respons Zakharia dan Maria (Luk. 1:18, 34). Namun, sesekali ada baiknya kita memandang mukjizat mengandungnya perawan Maria dari sisi Allah. Bagi Allah itu tidak mustahil. Tapi, apa artinya bila itu dipandang dari sudut pandang Allah? Allah itu Mahatinggi dan Mahakuasa. Tak terbatas. Hukum alam tak membatasi-Nya. Natal adalah saat ketika Allah yang Tak Terbatas itu menjadikan Diri-Nya terbatas. Masuk dalam rahim seorang anak dara. Dibatasi tubuh mungil seorang bayi. Dibalut lampin. Ditampung dalam palungan. Diancam bahaya kebengisan Herodes. Digendong, dijaga, dilarikan oleh Yusuf dan Maria. Pencipta menjadikan Diri-Nya terikat oleh hukum alam ciptaan-Nya. Yang mustahil itu sungguh terjadi. Itulah mukjizat Natal. Natal menjadikan Yang Tak Terbatas mengunjungi dunia yang terbatas ini. Yang Ilahi tak berjarak lagi dengan yang insani. Mukjizat tak perlu dicari jauh-jauh. Kehidupan sesehari ini adalah mukjizat. Berfungsinya pancaindra, aroma harum bunga, manfaat nutrisi alami, senyum lucu sang bayi, berkat makanan, sentuhan persahabatan, semua itu adalah mukjizat kehidupan. Jangan dianggap sudah lumrah, itu anugerah! Kristus lahir. Imanuel, Tuhan beserta kita. Kini dan di sini. --PAD/www.renunganharian.net MERAYAKAN NATAL JUGA BERARTI MENSYUKURI
Dilarang mengutip atau memperbanyak materi Renungan Harian® tanpa seizin penerbit (Yayasan Pelayanan Gloria) Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |