Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2009/01/02 |
|
Jumat, 2 Januari 2009
|
|
Judul: Meneladani sikap Farisi atau Yesus? Perikop hari ini menunjukkan hal yang berbeda. Yesus memanggil Lewi, si pemungut cukai, untuk mengikut Dia. Ini menimbulkan tanda tanya besar dalam benak ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi. Apalagi Yesus bukan hanya memanggil Lewi, tetapi ikut makan juga di rumahnya bersama pemungut cukai lain dan orang-orang berdosa (ayat 14-15). Bagi orang-orang Farisi yang setia memelihara Hukum Taurat, pemungut cukai serta orang-orang berdosa adalah kelompok yang harus dijauhi. Tak layak untuk didekati sebab para pemungut cukai bekerja untuk pemerintahan Romawi yang dianggap kafir. Maka mereka pun dianggap menjadi najis. Apalagi mereka bekerja dengan tamak. Orang-orang berdosa juga harus dijauhi karena mengingkari Hukum Taurat dan melanggar peraturan Farisi. Namun bagi Yesus, para pemungut cukai dan orang-orang berdosa harus dirangkul masuk ke dalam Kerajaan Allah. Orang-orang tersebut bagai orang sakit yang harus disembuhkan. Dan itulah tujuan utama kedatangan Yesus, yaitu untuk memanggil orang berdosa supaya bertobat. Dengan demikian kehadiran Kerajaan Allah menjadi nyata bagi kaum yang tersisih (ayat 17). Sebagai pengikut Kristus, bagaimana sikap kita terhadap orang-orang yang dikucilkan? Sebagai gereja, apakah kita sudah peka dan membuka mata hati bagi orang-orang yang disingkirkan? Ataukah gereja yang telah mengalami penerimaan Allah bersikap tak peduli dan sibuk membangun diri hingga bak menara gading? Atau malah terjun sebagai pemain baru dan ikut mengucilkan orang-orang yang dipinggirkan? Kiranya Tuhan menolong kita untuk memiliki hati seperti Dia: melihat bahwa orang berdosa memerlukan Kristus.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |