Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2010/01/04 |
|
Senin, 4 Januari 2010
|
|
Judul: Syukur untuk keadilan Tuhan Pemazmur tidak merasakan kekhawatiran seperti itu, walaupun dunia yang ia hadapi tidak beda jauh dengan yang kita sedang jalani sekarang. Kejahatan merajalela dan orang-orang yang tidak mengenal Tuhan seolah berjaya (ayat 8a). Justru pemazmur melihat dari perspektif Allah dan oleh karena itu, ia bisa bersyukur bahkan memuji-muji Tuhan (ayat 2-5). Apa yang pemazmur lihat? Kedaulatan Tuhan yang dinyatakan lewat karya-Nya. Karya Tuhan tidak dapat diselami oleh orang-orang yang bodoh atau bebal (ayat 6-7). Bebal di sini bukan intelektualnya kurang, tetapi sikap keras kepala, tidak mau diajarkan kebenaran. Orang bebal sok tahu, sehingga menolak mengakui kedaulatan Tuhan atas hidupnya. Berbeda dengan orang bijak. Yaitu orang yang rendah hati, mau diajar Tuhan. Merekalah yang bisa memahami bahwa orang fasik tetap ada di bawah kendali Tuhan. Kefasikan mereka ternyata fana, satu kali kelak akan dihancurkan Tuhan (ayat 8-12). Orang benar justru akan dipelihara Tuhan sehingga bertumbuh dan menghasilkan buah yang memberi kesaksian tentang kebesaran dan keperkasaan Tuhan (ayat 13-16; lih. Mzm. 1:3). Di mana keadilan Tuhan? Dia membalaskan perbuatan orang berdosa setimpal dan memberkati orang benar dengan kelimpahan. Kalau Anda belum bisa melihat hal itu saat ini, bukan berarti Tuhan tidak adil. Mungkin saja Anda sedang terpukau oleh tipu daya dunia yang membanggakan penampilan. Pandanglah Allah dan masuki tahun 2010 ini dengan siap menyaksikan karya-Nya.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |