Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2018/01/05 |
|
Jumat, 5 Januari 2018 (Minggu ke-1 sesudah Tahun Baru)
|
|
Indahnya hidup dalam harapan dan belas kasihan Allah yang dinyatakan dalam Mazmur 4 ini sangat nyata. Keindahan hidup bukan berarti tanpa pergumulan dan permasalahan hidup. Letak keindahan hidup dalam hal ini adalah manusia yang patuh kepada Allah selalu menggantungkan pengharapannya hanya kepada Tuhan. Dan Tuhan akan memberikan kelegaan. Daud berseru kepada Allah, kemudian Allah menjawab, membenarkan dan mengasihaninya (1-2). Tentunya setiap orang yang dapat merasakan hal-hal demikian akan lebih dekat lagi dengan Tuhan untuk membuktikan pertolongan Tuhan yang semakin nyata di dalam hidupnya. Pernahkah kita benar-benar menyadari bahwa kelegaan saat ini adalah berasal dari Tuhan? Bukankah masalah demi masalah yang menghampiri kita satu persatu telah dilepaskan oleh Allah dan kita merasakan kelegaan tersebut? Daud menegur orang-orang yang hidup dalam kefasikan sambil bertanya "Kapankah mereka menyesali perbuatannya dan mencari Tuhan?" Daud merasa bahwa begitu sia-sianya waktu jika manusia hidup dalam kesia-siaan dan kebohongan. Sekarang ini begitu banyak orang yang larut dalam kesia-siaan hidup. Sehingga penyakit-penyakit sosial semakin merajalela di dunia ini. Dimulai dari penonjolan diri secara pribadi hingga tidak peduli lagi dengan orang lain. Jika orang lain salah, bahkan orang yang hidup benar terkadang tidak mau lagi menegur dan membawanya ke jalan yang benar. Orang yang hidup dalam kemauannya semata akan membawanya ke dalam kebinasaan. Allah kecewa apabila manusia terus-menerus hidup dalam kehampaan hidup. Dan sebenarnya kehidupan orang-orang seperti ini tidak akan pernah tenang. Dengan iman dan pengharapan kepada Allah Daud berseru "Biarlah cahaya wajahMu menyinari kami ya Tuhan agar kami merasakan sukacita." Kekecewaan dan kemarahan mungkin saja ada, tetapi Allah menghendaki agar manusia tidak sampai berbuat dosa. Sebab menyimpan amarah akan berbuahkan dendam. [KFT] Pengantar Kitab Injil Markus Berbeda dari Matius dan Lukas yang memulai injilnya dengan kisah kelahiran Yesus, Markus memulai injilnya justru dengan menampilkan Yohanes Pembaptis yang sedang berkhotbah. Markus melewatkan peristiwa kelahiran Yesus, dan dengan segera beralih menyajikah kisah pelayanan Yesus. Dalam injil yang ditulisnya, Markus seolah-olah ingin menampilkan kehidupan dan karya Yesus sebagai seorang hamba. Yang dilihat dari seorang hamba tentu saja bukan status karena status seorang hamba sudah jelas hina karena berasal dari strata sosial terendah! Yang dilihat dari seorang hamba adalah aktivitasnya dalam melayani. Dan begitulah Markus menggambarkan Yesus, yaitu sebagai seorang yang selalu sibuk melayani. Ia senantiasa aktif, berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Karena itu, di dalam Injil Markus kita akan melihat bagaimana Yesus menyatakan diri-Nya melalui aktivitas yang Dia lakukan. Yesus menjelaskan misi dan pesan-Nya melalui tindakan-Nya. Setelah pembaptisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis dan kisah pencobaan di padang gurun, Yesus tampil di Galilea untuk memberitakan Injil Allah. Kisah-kisah selanjutnya memperlihatkan sosok Yesus yang bekerja keras tak kenal waktu dan lelah. Setelah pemanggilan murid-murid, Markus mengarahkan pandangan kita pada pelayanan Yesus: mengusir setan, menyembuhkan orang berpenyakit kusta atau orang lumpuh yang dibawa teman-temannya ke depan Yesus. Bahkan setelah peristiwa transfigurasi pun, Yesus masih terus mengajar dan melakukan berbagai mukjizat. Bila kita bandingkan, maka kita akan dapat menemukan bahwa mukjizat yang dilakukan Yesus lebih banyak ditulis di Injil Markus daripada di dalam injil-injil lainnya. Melalui hal itu, Markus tampaknya ingin memperlihatkan keilahian Yesus. Bahkan kalau kita perhatikan, ada lebih banyak mukjizat dibandingkan pengajaran Yesus yang dimuat di dalam injil Markus. Oleh karena itu, kita dapat mengatakan bahwa tujuan Injil Markus adalah menunjukkan bahwa Yesus datang untuk melayani. Ia memberikan hidup-Nya untuk melayani umat manusia dan menyampaikan ajaran-Nya melalui pelayanan-Nya. Sebagai pengikut Kristus, sepatutnya kita mengikuti tindakan-Nya dan belajar melalui teladan-Nya.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |