Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/01/05 |
|
Sabtu, 5 Januari 2019 (Tahun Baru)
|
|
Di danau Genesaret, Yesus naik ke perahu Simon yang baru saja melabuh. Dari atas perahu itu, Dia mengajar orang yang mengerumuni-Nya (1-3). Kemudian, Dia menyuruh Simon untuk menangkap ikan di siang hari. Padahal, sudah semalaman Simon tidak mendapat apa-apa (4, 5). Apa maksud tindakan Yesus? Yesus ingin Simon sungguh-sungguh memahami arti menjala manusia (10). Yesus sedang menguji ketaatan Simon atas otoritas-Nya. Ini terbukti dari julukan Simon terhadap Yesus, yaitu sebagai Guru. Simon berkata, "..., tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga" (5). Setelah melihat mukjizat yang terjadi, Simon mengakui dosanya di hadapan Yesus. Dia merasa tidak layak. "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa, " ujarnya (8). Yesus juga menguji hal paling berharga bagi Simon. Ketika jala mereka mau robek karena menangkap banyak ikan, Simon memanggil perahu lain untuk menolong (6, 7). Saat itu, biaya memperbaiki jala sangat mahal, bisa membuat mereka bangkrut. Kelihatannya Simon tidak mau bangkrut. Namun, di darat Simon siap bangkrut. Dia meninggalkan segala sesuatu, termasuk jala, ikan, dan kapal untuk kemudian mengikut Yesus (11). Simon menunjukkan bahwa mengikut Yesus jauh lebih berharga daripada semuanya itu. Saat memutuskan untuk menjadi murid, itu berarti kita menyadari dan tunduk atas otoritas Allah. Kita menyadari segala perbuatan dosa, kemudian rela meninggalkan segala sesuatu yang berharga demi mengikut-Nya. Allah menguji sikap hati kita setiap hari. Allah memakai aktivitas keseharian untuk menguji ketaatan kita pada otoritas-Nya. Lewat itu, Dia ingin agar kita semakin menyadari dosa dan bertobat. Dia ingin agar kita meninggalkan segala sesuatu demi Dia. Allah akan menguji keseluruhan hidup kita. Apakah kita murid Yesus? Bersediakah kita hari ini membiarkan Tuhan menguji kemuridan kita? Doa: Ujilah kami, ya Bapa, apakah kami setia dan taat kepada-Mu demi Yesus Kristus, Sang Guru. [JH] Baca Gali Alkitab 1 Iman Kristen meyakini bahwa Yesus adalah Sang Mesias. Ini adalah inti dari ajaran Kristen. Jika keyakinan ini dicabut, maka kekristenan segera akan kehilangan esensinya. Hanya dalam Yesus semua sari pati kekristenan tersimpul menjadi satu. Kita meyakini bahwa Yesus, sebagai Mesias, datang ke dunia untuk membebaskan manusia dari belenggu dosa. Namun, kerap kali kita memahami tujuan ini dengan cara yang kurang tepat. Yesus menjadi manusia seolah hanya mengurusi perkara surga "di atas" dan melupakan persoalan di bumi. Bahkan, kita sering mengartikan tugas ini tidak berhubungan dengan tanggung jawab sosial. Padahal, tanggung jawab sosial juga bagian dari mandat budaya. Tuhan mengembankan itu kepada manusia pada awal penciptaan (Kej. 1:28). Yesus pun terus memegang mandat ini dengan keyakinan bahwa Kerajaan Allah harus datang ke bumi (Mat. 6:10). Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |