Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/01/06 |
|
Minggu, 6 Januari 2019 (Hari Epifani)
|
|
Si Kusta yang menghampiri Yesus adalah seorang yang nekat. Menurut aturan imamat, seorang pengidap kusta harus tinggal di luar perkemahan. Dia tidak boleh berada dalam persekutuan umat Allah sampai dinyatakan tahir oleh imam (bdk. Im. 13:45-46). Dia harus berteriak, "Najis! Najis!" agar tidak ada orang mendekatinya. Namun, orang ini malah menghampiri Yesus di kota. Ada tiga hal yang memengaruhi tindakannya itu. Pertama, dia tidak ingin komunitas Yahudi mengasingkannya. Artinya, kusta yang menutupi tubuhnya harus benar-benar bersih (bdk. Im. 13, 14). Kedua, dia meyakini kuasa Yesus sanggup memulihkan dirinya. Berita mengenai kuasa Yesus sudah jauh tersiar (15). Dia melihat Yesus sebagai seorang yang berotoritas untuk menahirkan dirinya. Ketiga, dia menyadari kelemahannya dan hanya bergantung pada kemurahan hati Yesus. Dia tersungkur sampai ke tanah sebagai wujud ketidakberdayaannya (12). Kenekatannya membuahkan hasil. Yesus memenuhi permintaannya. Ketika Yesus menjamahnya, kustanya segera menghilang (13). Sentuhan tidak menajiskan Yesus, sebaliknya memulihkan orang kusta ini. Alhasil, komunitas Yahudi tidak lagi mengasingkannya. Yesus menyuruh orang ini melakukan amanat aturan imamat untuk penahirannya (14). Memang tidak ada catatan apakah Si Nekat ini melakukannya atau tidak. Namun, Alkitab mencatatkan berita mengenai kuasa Yesus semakin jauh tersebar. Popularitas Yesus menanjak (15). Tampaknya, Si Nekat ini tak sabar menceritakan mukjizat dan kemurahan Yesus yang dialaminya. Berlarilah kepada Yesus ketika masalah datang menghampiri hidup kita. Mendekatlah kepada-Nya karena Dialah Allah yang bersedia menghampiri kita orang berdosa. Tersungkurlah di hadapan-Nya memohon belas kasihan-Nya. Janganlah ragu akan kemurahan-Nya. Ia adalah Allah yang Maha Pemurah. Ia selalu bersedia menjamah dan memulihkan hidup kita. Doa: Ya Allah, jamah dan ubahkanlah hidup kami dengan kuasa-Mu. Kami memohon kemurahan-Mu. [JH]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |