Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2006/01/08 |
|
Minggu, 8 Januari 2006
|
|
Judul: Anugerah Allah dan respons manusia Anugerah Allah makin tampak dalam inisiatif Yesus menyembuhkan seorang yang sudah 38 tahun menderita sakit. Kemungkinan besar orang ini menderita kelumpuhan. Yesus bertanya kepadanya apakah ia ingin sembuh (ayat 6). Sesudah orang ini sembuh (ayat 8-9) ia belum mengenal siapa Yesus (ayat 11-13). Betapa besar anugerah Tuhan yang kita saksikan dalam kisah ini sebab Yesus kembali berinisiatif berjumpa dengan orang tersebut (ayat 14a). Berbeda dengan orang buta yang sakitnya tidak dihubungkan dengan dosa (pasal 9), orang ini diberikan tawaran anugerah dan peringatan. Ia telah sembuh, tetapi bila berbuat dosa lagi ia bisa menerima hal yang lebih buruk (ayat 5:14). Maksud Tuhan mungkin sekali adalah hukuman kekal Allah atas dosa. Perlawanan timbul dari orang-orang Yahudi (para pemimpin Yahudi) karena mereka menganggap tafsiran mereka akan Hukum Taurat adalah satu-satunya patokan otoritas yang harus ditaati. Merekalah yang menciptakan peraturan-peraturan detail mengenai larangan bekerja pada hari Sabat. Yesus menegaskan otoritas-Nya dengan mengklaim Allah sebagai Bapa-Nya. Kesembuhan orang lumpuh itu memperlihatkan kuasa Ilahi Yesus yang sanggup menumbuhkan dan menguatkan otot-otot kaki yang sudah mati selama 38 tahun. Kalau Bapa bekerja sampai sekarang maka Yesus pun bekerja (ayat 17). Yesus menolak disebut pelanggar aturan hari Sabat karena aturan ini diciptakan Allah untuk kebaikan manusia. Sedangkan menyembuhkan orang sakit dan mengampuni dosa adalah tindakan belas kasih Allah. Meski sudah melihat dan mengalami kuasa serta kasih Yesus, baik orang Yahudi maupun orang lumpuh tersebut tidak menunjukkan tanda bahwa mereka menyambut anugerah Allah dalam Yesus. Kisah ini menjadi peringatan bagi kita agar kemunafikan dan dosa tidak membuat kita jauh dari mengenal Yesus. Responsku: _________________________________________________________________ _________________________________________________________________
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |