Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2012/01/08 |
|
Minggu, 8 Januari 2012
|
|
Judul: Menderita demi Tuhan Namun, di mazmur ini, ternyata alasan itu tidak muncul. Saat umat menderita karena tekanan musuh, dan berseru agar Tuhan berbelas kasih dan menolong mereka, tidak ada pengakuan dosa ataupun permohonan ampun. Pemazmur mewakili umat menyatakan kesetiaan mereka terhadap perjanjian Tuhan. Mereka tidak melupakan Tuhan, apalagi sampai menyembah ilah-ilah bangsa lain (18-22). Kalau demikian mengapakah mereka menderita kekalahan dari bangsa musuh? Jawaban secara implisit muncul di ayat 23. Umat menderita karena nama Tuhan. Inilah jenis penderitaan yang sering dijelaskan oleh Tuhan Yesus kepada para murid-Nya. Siapa yang mau mengikut Yesus, harus menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Dia (Mat. 16:24). Menderita demi nama Tuhan adalah bagian dari pikul salib dan mengikut Yesus. Bagaimanakah umat Perjanjian Lama memikul salib mereka? Yaitu, ketika mereka tetap setia kepada Tuhan walaupun musuh menekan mereka dan berusaha menghancurkan iman mereka. Di permulaan mazmur ini, pemazmur menengok ke belakang mengingat kasih setia Tuhan yang menyertai mereka dulu dalam perjalanan hidup umat (2-9). Di bagian akhir mazmur ini, pemazmur memohon belas kasih Tuhan untuk tidak terus menerus membiarkan mereka menderita (24-27). Pemazmur tidak pernah berhenti meyakini kesetiaan Tuhan. Ia dengan berani terus percaya dan berpegang teguh pada kasih setia-Nya. Beranikah Anda menaruh hidup Anda di tangan-Nya, walau Anda saat ini sedang memikul salib bagi Dia? Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |