Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/01/08 |
|
Kamis, 8 Januari 2015
|
|
Judul: Mukjizat atau Pembuat mukjizat? Lalu Yesus merespons. Pertama, Ia mengutip perkataan yang mengindikasikan bahwa mereka ingin agar Yesus membuktikan kemesiasan-Nya melalui mukjizat-mukjizat yang telah Yesus lakukan di Kapernaum (23). Kedua, Yesus mengutip perkataaan bahwa seorang nabi tidak dihargai di tempat asalnya sendiri (24). Yesus tahu bahwa berulang kali hamba-hamba Tuhan ditolak oleh umat. Ketiga, Yesus memakai kisah di zaman Elia dan Elisa (1Raj. 17-18; 2Raj. 5:1-14). Pada masa itu, umat tidak setia kepada Allah dan penyembahan berhala merajalela. Maka Allah mencurahkan anugerah-Nya kepada mereka yang tidak terhitung sebagai umat-Nya, seperti janda di Sarfat dan Naaman dari Siria (25-27). Kisah itu memperhadapkan mereka pada pilihan: menerima fakta bahwa Yesus adalah Mesias atau jika tidak, mereka akan menerima konsekuensinya. Maka kisah "peralihan anugerah" ini membuat para pendengar Yesus marah, dan kemudian berbuntut pada keinginan untuk menghabisi Yesus (28-29). Mukjizat memang merupakan salah satu bukti otoritas Yesus. Sebagai manusia yang begitu terbatas, kita membutuhkan mukjizat Tuhan. Namun bila terlalu fokus pada mukjizat itu sendiri, orang bisa kehilangan maknanya. Bisa saja orang hanya berkeinginan menyaksikan dan mengalami mukjizat tanpa memiliki kerinduan untuk datang kepada Yesus (bdk. Luk. 16:31). Maka, yang terutama harus dilakukan orang adalah mendengar firman Tuhan dan menaklukkan diri di bawah kebenaran-Nya. Firmanlah yang membuat orang memahami dan mengagumi Tuhan. Teruslah membaca firman dan bertumbuhlah dalam pengenalan akan Dia. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |