Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/01/08 |
|
Rabu, 8 Januari 2020 (Minggu Epifania)
|
|
Ketika para murid bertolak dengan perahu, danau gelap menjadi menakutkan. Langit hitam pekat, angin menderu mengancam, semua rasa aman hancur ditelan ombak yang bergelora. Ketika gelombang menghantam, rasa takut sulit dikendalikan, bahkan kehadiran Yesus pun sulit dipahami. Tak ada alasan untuk para murid mengantisipasi Yesus yang berjalan ke arah mereka di atas air yang gelap (19). Ketakutan mereka memuncak. “Ini aku, jangan takut!”, kata Yesus. Namun, murid-murid tak sepenuhnya memahami apa yang sedang terjadi saat itu. Badai yang mengamuk dapat menggoncang kepastian apa pun dalam hidup. Seorang jurnalis menulis di New York Times tentang pengalamannya terkena serangan jantung yang hampir merenggut nyawanya pada usia 38 tahun. Pengalaman itu menimbulkan trauma yang melumpuhkan, rasanya mirip seperti tersambar peluru tetapi tidak mati, tuturnya. Trauma itu membuat pikirannya sering terobsesi pada kematian yang menghantui di setiap pojok kehidupan. Kesulitan hidup dapat membuat kita tak mampu lagi memahami kehadiran Tuhan. Namun, justru di tengah badai hidup itulah, Allah sering hadir dengan cara-Nya yang tak terduga. Memang, kita tak selalu dapat memahami apa yang sedang Allah kerjakan. Bahkan, kita pun sering merasa takut ketika melihat kehadiran Tuhan. Namun, Allah berkata: “Aku ini, jangan takut!” Ada seorang rekan yang mengatakan bahwa mengingat kebaikan Tuhan pada masa lalu dapat menolongnya bersyukur dan meredakan ketakutan masa kini. Namun, kita memang tak selalu dapat mengendalikan perasaan. Apalagi ketika sedang kalut menghadapi goncangan hidup, banyak hal sering di luar kendali kita. Walaupun begitu, kita tetap dapat memercayakan hidup kita kepada Tuhan, baik ketika kita dapat melihat jelas, maupun ketika semuanya gelap. “Ini Aku, jangan takut, ” kata Yesus. Walaupun takut, kita tetap dapat belajar bergantung pada-Nya. Doa: Sertai kami dalam mengarungi badai hidup kami, dan bawalah kami ke tempat yang aman. [IMT]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |