Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2009/01/09 |
|
Jumat, 9 Januari 2009
|
|
Judul: Batas kesabaran Tuhan Tuhan marah kepada Musa karena ia terus menerus cari-cari alasan untuk menolak perintah Tuhan. Walau demikian, Tuhan tetap memberikan jalan keluar bagi Musa agar dapat menjalankan panggilan untuk membawa bangsa Israel keluar dari Mesir. Tuhan memanggil Harun, kakak Musa, untuk mendampingi Musa sebagai penyambung lidahnya. Tuhan juga memperlengkapi Musa dengan tongkat, untuk membuat tanda-tanda mukjizat. Satu hal lain yang melegakan hati Musa adalah bahwa para musuhnya dulu, sudah mati semua (ayat 19). Bahkan reaksi Firaun pun sudah dibentangkan Tuhan untuk mempersiapkan Musa bahwa Tuhan mengendalikan segala sesuatu (ayat 21-23). Maka tidak ada alasan lagi bagi Musa untuk mengelak dari misi yang Tuhan embankan kepada dia. Lalu apa yang menyebabkan Tuhan menjadi murka sehingga Ia ingin membinasakan Musa (ayat 24)? Apakah karena kecerobohan Musa membawa anak istrinya ke Mesir, padahal ia akan menghadapi tantangan berat? Tindakan istri Musa kemudian meredakan amarah Tuhan. Tindakan menyunatkan putranya dan menyentuhkan kulit sunatan itu pada kaki Musa merupakan tindakan iman. Sunat merupakan perintah Tuhan yang merupakan tanda keumatan Abraham dan segenap keturunannya. Memberi diri disunat merupakan pernyataan iman untuk mengakui dan menerima anugerah Allah untuk menjadi pewaris janji-janji-Nya (Kej. 17:9-14). Belajar dari Musa, hendaknya kita tidak mencobai Tuhan dengan sikap keras kepala kita. Memang Dia tetap setia menuntun kita yang acapkali tidak peka bahkan bebal. Namun ingatlah, kesabaran Tuhan ada batasnya. Oleh karena itu, berilah respons dengan iman terhadap panggilan Tuhan yang mulia.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |