Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/01/09 |
|
Rabu, 9 Januari 2019 (Hari Epifani)
|
|
Persoalannya bukan puasa atau tidak. Melainkan apa alasan kita melakukannya? Orang Farisi mempertanyakan cara Yesus melatih para murid-Nya yang berbeda dengan tradisi. Murid Yohanes Pembaptis sama seperti murid kaum Farisi sering berpuasa dan sembahyang, Sementara, murid-murid Yesus berbeda dan keluar dari tradisi itu. Saat itu, Lewi, seorang pemungut cukai yang sudah menjadi murid Yesus, sedang menjamu mereka makan. Yesus menjawab, "Dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh berpuasa, sementara mempelai itu bersama mereka?" (34). Tentu saja, jawaban ini bersifat retoris. Orang Yahudi melakukan ritual puasa untuk memperingati hari pendamaian (Im. 16: 29, 31); untuk memperingati malapetaka dalam sejarah bangsa Yahudi; sebagai tanda berdukacita; pernyataan untuk pertobatan; disertai doa untuk memohon pertolongan Tuhan. Puasa juga menandakan bahwa seorang tidak puas dengan situasi yang ada dan mengharapkan Mesias agar segera datang membawa keselamatan. Tradisi Yahudi memang melarang orang berpuasa saat perjamuan kawin. Itu sebuah pantangan karena dianggap tidak menghormati mempelai. Kedatangan Kerajaan Allah digambarkan seperti perjamuan kawin. Mesias (mempelai) sudah hadir, lalu untuk apa berpuasa? Justru, itu saatnya untuk merayakan kegembiraan. Tiga perumpamaan yang mengikutinya memiliki pesan serupa. Yesus ingin mengajarkan bahwa berpuasa tanpa kejelasan alasan adalah sia-sia. Disiplin rohani, seperti, doa, puasa, dan membaca Alkitab adalah sarana untuk melatih kepekaan kita dalam merasakan kehadiran Allah dalam pengalaman hidup sehari-hari. Dengan begitu, orang yang dekat dengan-Nya tidak lagi risau dengan segala peraturan keagamaan. Sebaliknya, dia seharusnya menjadi semakin membumi. Kegembiraan akan memenuhinya karena dia bisa berjumpa dengan Tuhan lewat peristiwa sederhana, misalnya, melihat senyum Tuhan dalam tawa anak kecil. Doa: Tuhan, karuniakanlah kami kegembiraan dalam merasakan kehadiran-Mu lewat hal-hal sederhana. [WTH]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |