Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2021/01/09 |
|
Sabtu, 9 Januari 2021 (Minggu Epifani)
|
|
Salah satu hal yang menjadi penggerak bagi manusia dalam melakukan suatu tindakan adalah fokus perhatiannya. Jika ia berfokus pada kekhawatiran yang dialaminya di dunia ini, sedapat mungkin ia akan mengarahkan seluruh perhatiannya pada kekhawatiran itu dan berusaha keras menghilangkannya. Sifat manusia yang disoroti oleh Yesus dalam Khotbah di Bukit kali ini adalah khawatir atau takut. Manusia cenderung takut dan khawatir mengenai hari depan dan kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup yang dimaksudkan adalah kebutuhan akan pangan dan pakaian (25-34). Kekhawatiran terhadap kebutuhan-kebutuhan hari esok ini membuat manusia hanya berfokus mencari uang sebanyak-banyaknya agar kebutuhannya dapat terpenuhi (19-21). Harta yang dikejar dan dikumpulkan oleh manusia itu bersifat sementara saja, karena dapat rusak atau hilang. Rusak karena lapuk atau membusuk, dan dapat hilang karena dicuri orang (19). Tuhan Yesus mengatakan bahwa bukan harta dunia yang harus dikumpulkan, melainkan harta di surga yang tidak dapat rusak atau hilang karena dicuri. Mengejar harta juga telah membuat mata manusia gelap dan jahat, sehingga menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Mata adalah indera yang dapat menarik hati manusia ketika melihat gemerlapnya harta dunia. Tuhan Yesus menghubungkan antara mengejar harta dengan melakukan penyembahan, bahwa tidak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan sekaligus. Janganlah khawatir akan hari esok, jangan juga mengejar kekayaan dunia, tetapi berfokuslah ke atas. Artinya, kita percaya kepada Allah dan menyerahkan kekhawatiran serta ketakutan kita kepada-Nya. Ia sanggup memenuhi kebutuhan hidup kita. Allah tahu apa yang kita perlukan. Allah mencukupkan semuanya dan memelihara kita sebagaimana Ia memelihara burung di udara dan bunga bakung di padang. Kita bersyukur atas penyertaan-Nya di dalam hidup kita. Berfokuslah ke atas dan selalu pandanglah Allah. [IVT] Baca Gali Alkitab 2 Pasal ini merupakan kelanjutan pengajaran Tuhan Yesus tentang penggenapan hukum Taurat. Penggenapan hukum Taurat itu ditunjukkan melalui praktik kesalehan yang dipahami oleh kebanyakan orang Yahudi. Tuhan Yesus menunjukkan tiga kewajiban yang terutama, yaitu bersedekah, berdoa, dan berpuasa. Dalam hal bersedekah, kita tidak boleh melakukannya seperti orang munafik. Artinya, kita tidak boleh berpura-pura ketika melakukan kebaikan. Dalam hal berdoa, kita tidak boleh membuat orang lain terkesan dengan kesalehan pribadi. Artinya, kita benar-benar menyerahkan segala permasalahan kepada Tuhan dan mengarahkan semua perhatian kita kepada-Nya. Ketika kita berpuasa, kita tidak boleh menunjukkan kepada orang lain secara terang-terangan. Artinya, kita melakukan puasa secara tersembunyi. Intinya adalah Tuhan Yesus menghendaki ketulusan dari setiap orang yang mengikuti-Nya. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |