Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2013/01/10 |
|
Kamis, 10 Januari 2013
|
|
Judul: Menjadi garam dan terang dunia Justru karena orang Kristen mewujudkan karakter surgawi sehingga mengalami kebahagiaan surgawi, ia bisa menjadi garam dan terang dunia. Kebahagiaan yang bersumber dari kerajaan surga tidak terkondisikan oleh dunia. Tuhan Yesus menyatakan "kamu" (13, 14). Keduanya secara langsung menunjuk kepada orang Kristen sebagai garam dan terang dunia. Kita seharusnya tidak berupaya mengelak ataupun takut terhadap penunjukan ini. Masalahnya kita masih hidup di dunia ini. Kita seolah masih membutuhkan pengakuan dunia. Kita mengatakan bahwa kebahagiaan kita berasal dari Allah, tetapi pada saat yang sama kita mencari pengakuan dunia. Padahal pengakuan Allah adalah landasan satu-satunya kebahagiaan surgawi kita. Kata "kamu" menegaskan pengakuan Tuhan yang menjadi landasan kebahagiaan yang kita miliki dalam Kristus. Oleh karena pengakuan Tuhan itu, kita bertekun dalam mengembangkan karakter surgawi tersebut dan merasakan kebahagiaan surgawi. Di situlah kesaksian Kristiani terwujud. Ketika Yesus berkata "kamu adalah garam dunia", Ia sedang berbicara tentang karakter yang melekat pada garam, yaitu asin (13). Ketika orang Kristen mewujudkan karakter surgawi (3-10), ia sedang menggarami dunia ini dari kebusukan oleh karena dosa. Demikian juga dengan "terang dunia", yang merujuk pada aspek perbuatan (16). Menerangi dunia yang gelap oleh dosa dengan tindakan nyata sesuai karakter surgawi. Tugas kita ialah membagikan kebahagiaan itu kepada sesama kita yang masih hidup dalam kegelapan dan kebahagiaan palsu. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |