Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2013/01/11 |
|
Jumat, 11 Januari 2013
|
|
Judul: Lakukan dan ajarkan semuanya Perkataan ini menjadi acuan yang sangat penting bagi kita di tengah dikotomi yang menekankan hanya pada pengajaran tentang iman atau hanya pada perbuatan nyata. Hal ini terutama bagi orang yang menganggap tahu firman Tuhan, seperti ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, maupun para pemimpin umat masa kini. Juga hal ini berlaku untuk semua orang Kristen. Mengenal firman Tuhan tidak cukup, harus disertai dengan melakukannya. Tuhan Yesus menyejajarkan kedua sisi, yaitu melakukan dan mengajarkan untuk dikenakan dalam hidup orang percaya. Sebelum seseorang mengajar orang lain kebenaran firman, ia wajib melakukan dan hidup di dalamnya terlebih dahulu. Apakah itu berarti perbuatan lebih penting? Tidak. Setelah Tuhan Yesus berbicara tentang hidup keagamaan (=perbuatan kebenaran) kita yang harus lebih baik daripada hidup keagamaan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi maka Ia pun memberikan pengajaran-Nya yang didasarkan pada hukum Taurat. Pengajaran-Nya meluruskan penafsiran hukum Taurat pada masa itu yang terjebak pada penerapan harfiah, jauh dari prinsip dasar di balik peraturan Taurat tersebut (21-48). Ada dua jebakan dalam hidup orang Kristen yang harus dihindari. Pertama kemunafikan, yaitu mengajarkan kebenaran kepada orang lain, tetapi tidak melakukannya sendiri. Kedua, legalisme, yaitu memahami kebenaran secara harfiah dan kaku sehingga jauh dari motivasi maupun prinsip yang melandasinya. Mari belajar firman Tuhan dengan benar dan menerapkannya dengan benar pula. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |