Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/01/11 |
|
Jumat, 11 Januari 2019 (Hari Epifani)
|
|
Apa makna Sabat? Sabat adalah satu hari yang diindahkan bangsa Israel sebagai hari suci bagi Allah. Orang Yahudi mengkhususkan hari itu bagi Allah semata. Pasalnya, Allah berhenti bekerja (melakukan karya penciptaan) pada hari ketujuh. Pada hari itu, orang Yahudi tidak melakukan apa-apa, kecuali beribadah. Pada suatu hari Sabat, Yesus masuk ke rumah ibadat dan mengajar di sana. Di situ ada orang yang tangan kanannya lumpuh dan Yesus menyembuhkannya. Para pemuka agama menyalahkan tindakan Yesus. Dengan tindakan itu, mereka memandang Yesus melanggar ketentuan Sabat. Menurut penilaian mereka, Yesus bisa menyembuhkan orang itu pada hari lain. Apalagi, orang itu dalam kondisi tidak terancam nyawanya karena penyakit tersebut. Jadi, tindakan untuk menolongnya bukanlah hal yang mendesak. Para pemuka Yahudi terpaku pada peraturan sehingga melupakan makna Sabat yang sebenarnya. Jadi sebenarnya, apa tujuan Allah menurunkan ketentuan itu? Sabat adalah karunia Allah supaya kita berhenti, dilepaskan dan disegarkan oleh-Nya. Namun, itu bukan berarti kita menganggur atau boleh melakukan apa saja sesuka hati. Akan tetapi, Sabat adalah waktu untuk melakukan agenda-Nya. Saat ini kita merayakan Sabat pada hari Minggu (hari pertama), yaitu hari kebangkitan Yesus. Pada hari Sabat, Yesus membebaskan orang dari sakitnya. Ada dua hal yang perlu kita perhatikan. Pertama, Sabat adalah waktu untuk menerima kebaikan Allah. Ada saatnya, kita berhenti mencari uang dan memburu peluang. Dengan kata lain, kita perlu untuk sejenak meletakkan kepenatan hidup. Kedua, Sabat adalah momen untuk mengingat kebaikan Tuhan dan melakukan agenda Tuhan, yaitu melakukan kebaikan bagi sesama. Doa: Tuhan, ampunilah kami karena lupa membuka diri untuk menerima kebaikan-Mu karena terus bekerja. Kami terus mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Akibatnya, kami lupa berbuat baik untuk orang lain. [WTH]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |