Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2013/01/12 |
|
Sabtu, 12 Januari 2013
|
|
Judul: Perubahan karakter dan relasi Setiap ucapan bahagia itu berimplikasi terhadap relasi dengan sesama. Pertama, membunuh yang disamakan dengan marah dan menggunakan perkataan yang menghina (21-22). Hal itu berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh orang yang lemah lembut (5). Kedua, hidup damai yang menunjukkan relasi dengan Tuhan dicerminkan dari relasi kita dengan sesama, baik saudara maupun lawan kita (23-26). Keduanya berhubungan dengan karakteristik orang yang membawa damai (9). Ketiga, perihal perzinaan (27-28), anggota tubuh yang menyesatkan (29-30), perceraian (31-32) dan sumpah yang berkaitan dengan kejujuran (33-37) semuanya berhubungan dengan karakteristik orang yang suci hatinya (8). Keempat, perihal pembalasan atas kejahatan dan pemaksaan (36-42) berhubungan dengan karakteristik orang yang murah hati (7). Kelima, mengasihi musuh dan penganiaya (43-48) yang berhubungan dengan karakteristik pembawa damai (9), tetapi juga kebahagiaan yang mungkin kita tidak temui saat ini melainkan di sorga kelak (10). Perintah agar kita sempurna dalam menerapkan peraturan Taurat "sama seperti Bapamu di sorga adalah sempurna" (48) bukanlah sesuatu yang mustahil. Setiap orang Kristen memiliki hidup Kristus yang memampukannya berkarakter surgawi (3-10). Karakter itu memampukannya melaksanakan Taurat dengan motivasi yang benar. Kesaksian Kristen bukan pepesan kosong, tetapi nyata dan memberkati sesama (13-16). Wujudkan kesaksian kita dengan mematuhi perintah Tuhan dengan motivasi yang benar dan dengan menuntut kesempurnaan. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |