Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2016/01/12 |
|
Selasa, 12 Januari 2016
|
|
Judul: Hal Berpuasa Yesus mengajarkan bahwa puasa harus dilakukan dengan: Pertama, waktu yang tepat (19-20). Yesus menegaskan, selama sahabat-sahabat mempelai bersama dengan sang mempelai, mereka tidak bisa berpuasa. Mengapa? Puasa biasa dipahami sebagai simbol rasa duka dan penyangkalan diri. Bagaimana mungkin mereka bisa berpuasa atau berduka jika mereka sedang bersukacita bersama sang mempelai? Intinya, puasa tidak boleh dijalani jika hanya sebatas kewajiban atau penampilan semata, melainkan harus berasal dari kesungguhan hati. Kedua, cara yang tepat (21). Dalam perumpamaan menambal baju lama dengan kain baru, Yesus mengajarkan bahwa tidaklah tepat dan memadai jika keberdosaan dari hidup lama ditambal dengan tindakan-tindakan agamawi semata, yang dalam hal ini adalah berpuasa. Ketiga, tujuan yang tepat (22). Melalui penggambaran dari ilustrasi anggur baru tidak boleh ditaruh di dalam kantong yang lama, Yesus menegaskan bahwa tujuan melakukan puasa harus tepat, sebagaimana anggur baru ditaruh pada kantong baru, bukan kantong lama. Seharusnya puasa membawa kita lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Jika kita melakukannya tanpa tanpa menyangkal diri, puasa yang dijalani akan sia-sia belaka. [MFS]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |