Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2011/01/13 |
|
Kamis, 13 Januari 2011
|
|
Judul: Pengusung atau penonton Maka ketika Yesus mengajar di tengah kerumunan orang banyak, datanglah beberapa orang yang mengusung seorang yang lumpuh (18). Mereka ingin membawa si lumpuh ke hadapan Yesus, dengan harapan agar Yesus berkenan menyembuhkan dia. Tentu tak mudah menembus kerumunan orang banyak dengan mengusung si lumpuh. Namun iman kepada Yesus dan pengharapan akan kesembuhan si lumpuh membuat mereka pantang menyerah. Halangan bukanlah rintangan untuk datang kepada Yesus. Sebab itu mereka naik ke atap, membongkar atap, dan menurunkan si lumpuh dengan usungannya. Ini bukan pekerjaan mudah. Namun walau harus bersusah payah, orang-orang itu memiliki kerinduan agar si lumpuh mengalami mukjizat Yesus. Perhatikanlah, pengenalan mereka akan Yesus dan pengetahuan mereka akan otoritas-Nya mendorong mereka untuk berbagi iman dengan orang lain, meski untuk itu mereka sendiri harus bersusah payah. Namun ada juga orang yang bersedia ikut Yesus karena Yesus sendiri yang langsung memanggil mereka. Misal, Lewi. Dia adalah pemungut cukai, jabatan yang dipandang rendah oleh orang-orang sebangsanya. Dalam kedua peristiwa itu, hadir sekelompok orang dari posisi iman yang berbeda. Mereka adalah orang Farisi dan ahli Taurat. Tak ada rasa sukacita karena kesembuhan si lumpuh atau karena pertobatan si pemungut cukai. Mereka hanya menonton dan bertindak sebagai oposisi bagi Yesus. Bila kita hadir di situ, dan tak termasuk orang yang lang-sung dilayani Yesus, dimana posisi kita? Apakah termasuk orang-orang yang mengusung si lumpuh, yang beriman kepada Yesus dan ingin agar orang lain juga menikmati kasih-Nya? Atau seperti orang Farisi yang bertindak sebagai penonton sekaligus tukang kritik dalam pelayanan, tetapi tak punya waktu untuk membawa orang datang pada Yesus? Kiranya Tuhan menolong kita untuk berada di posisi yang tepat.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |