Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2007/01/14 |
|
Minggu, 14 Januari 2007
|
|
Judul: Mengasihi musuh Sekali lagi mereka yang "mendengarkan" Yesus (27; bdk. 6:18, 45-49) dikejutkan dan ditantang untuk menganut pola hidup dan peri laku yang mencerminkan nilai-nilai kerajaan Allah yang ditandai oleh sikap radikal, "mengasihi musuh" (27a, 32, 35a). Sikap ini diwujudkan dalam dua tindakan konkret. Yang pertama ialah "berbuat baik" -- bukan secara pasif melainkan secara proaktif di tengah serangan dan permusuhan terhadap kita: berbuat baik, memberkati, mendoakan, memberikan pipi yang lain, bahkan jubah dengan bajunya juga (27b-29, 33, 35b). Yang kedua ialah "memberi" atau "meminjamkan" dengan ikhlas "tanpa mengharapkan balasan" (30, 34, 35c, 38). Inilah implikasi dari ucapan bahagia: pengikut Yesus dipanggil untuk membentuk suatu umat, warga Kerajaan Allah, yang ciri utamanya ialah tidak memperlakukan orang lain (khususnya mereka yang "membenci, mengucilkan, mencela dan menjelekkan" kita) sebagai musuh. Yang Yesus minta dari murid-murid-Nya ialah menerima nilai-nilai yang memutarbalikkan tata cara dunia sosial mereka. Pola hidup dan perilaku ini haruslah berakar pada karakter Allah sebagai Bapa yang murah hati (36), termasuk kepada mereka "yang tidak tahu berterima kasih dan jahat" (35). Orang-orang semacam ini lazim kita pandang sebagai "musuh." Kemurahan hati Allah itu harus kita terjemahkan pula dalam tindakan tidak menghakimi tetapi mengampuni, tidak menonjolkan kesalehan sendiri dengan menekankan kekurangan orang lain (37, 41-42). Kemurahan hati Allah yang berlimpah diibaratkan seperti pedagang di pasar yang tidak pelit, melainkan mengisi takaran atau timbangannya penuh-penuh, bahkan meluap ke luar (38). Demikianlah cara Allah Bapa memperlakukan anak-anak-Nya, yang dalam peri laku mereka terhadap sesama meneladani karakter-Nya. Renungkan: Sama seperti Allah dengan murah hati meng-anugerahkan pengampunan dan penebusan dari dosa di dalam Kristus, demikianlah hendaknya anak-anak-Nya.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |