Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2011/01/14 |
|
Jumat, 14 Januari 2011
|
|
Judul: Adopsi ajaran Tampaknya orang Farisi termasuk orang yang demikian. Mereka tidak kenal kompromi terhadap sesuatu yang mereka anggap sebagai pelanggaran aturan agama. Maka tak heran bila mereka mempertanyakan hal-hal tidak lazim yang dilakukan oleh Yesus dan murid-murid-Nya. Salah satunya adalah masalah berpuasa, yang menurut mereka merupakan tanda pertobatan atau kesalehan. Untuk menjawab, Yesus memberikan beberapa ilustrasi yang menyatakan perbedaan ajaran-Nya dan ajaran para pemimpin Yahudi. Yudaisme, yang diajarkan oleh para pemimpin Yahudi, adalah ajaran yang sudah lama dinikmati oleh orang-orang Farisi. Dengan mengutamakan kepatuhan secara serius kepada tiap ritual dan aturan yang menjadi tuntutan ajaran tersebut, orang Farisi menganggap itulah ajaran terbaik. Ritual dan aturan harus dijalankan secara kaku, tanpa peduli situasi dan kondisi yang ada. Misalnya, saat hari Sabat tak seorang pun yang diperbolehkan mengerjakan sesuatu, sekali pun itu menolong orang sakit. Padahal bukan seperti itu ajaran Yesus. Yesus membawa suatu perjanjian yang baru, yang tidak bisa mengadaptasi atau mengadopsi ajaran lama. Bila mengambil contoh Sabat, bagi Yesus Sabat adalah hari saat kasih karunia Allah harus dinyatakan juga. Maka apa salahnya bila seorang tabib me-nyembuhkan orang sakit pada hari Sabat? Bila kita peka, sampai sekarang pun banyak ajaran yang disusupkan pada ajaran Kristen. Misalnya dikatakan bahwa doa yang disampaikan pada jam dua belas malam akan didengar Tuhan. Bukankah ini semacam adopsi pengajaran yang tidak dilakukan oleh Yesus? Mari selidiki setiap pengajaran yang kita dengar, jangan sampai kita disesatkan.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |