Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2013/01/14 |
|
Senin, 14 Januari 2013
|
|
Judul: Standar ibadah menurut Bapa Memberi sedekah adalah sikap ibadah yang menyatakan kepedulian dan kasih kepada orang-orang yang dipedulikan dan dikasihi Allah. Tujuan kita memberi bukan supaya diketahui dan dipuji orang lain. Memang, sampai saat ini banyak pendanaan pelayanan masih terpola dengan mengedepankan donatur atau penyandang dana. Mereka dianggap berjasa lebih, melampaui orang-orang yang sumbangsihnya berbeda. Hal itu dapat memengaruhi motivasi seseorang dalam pemberiannya. Berdoa merupakan komunikasi dengan Allah. Dua kesalahan disoroti Yesus. Pertama, kemunafikan. Berdoa sebagai penampilan saleh agar dipuji orang. Begitu gampang kita berkata, ‘nanti kami doakan" ataupun meminta pokok-pokok doa untuk didoakan, baik dalam kebaktian, siaran rohani di radio dan televisi. Apakah janji mendoakan itu benar diwujudkan, ataukah hanya kedok penampilan rohani? Kedua, doa sebagai mantra. Doa menjadi kemampuan berkata-kata panjang, diulang-ulang, dan persuasif yang mengharapkan doanya terkabul tanpa pengenalan akan Allah. Inilah doa yang manipulatif dan egosentris. Yesus mengajarkan doa (9-13) yang pada intinya menempatkan diri si pendoa dalam relasi yang benar dengan Allah sebagai Bapa. Yaitu relasi yang kudus, tunduk, dan bergantung penuh kepada-Nya. Sikap berpuasa yang benar berkenaan dengan apa yang dilihat oleh Bapa dan bukan oleh manusia. Puasa adalah sarana mempererat relasi kita dengan-Nya sehingga kita semakin mengenali kehendak Allah. Berpuasa yang benar membawa kita lebih dekat, bersandar, dan tunduk pada kehendak-Nya. Peliharalah motivasi ibadahmu untuk menyenangkan Tuhan, bukan untuk popularitas diri. Waktu Tuhan dimuliakan, sesamamu akan diberkati dengan limpah. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |