Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/01/14 |
|
Selasa, 14 Januari 2014
|
|
Judul: Roti hidup memberi hidup kekal Ketika Yesus menegaskan perlunya orang banyak percaya kepada-Nya, mereka malah meminta tanda agar bisa percaya kepada Yesus (28-31). Mereka menantang Yesus untuk membuat mukjizat yang lebih besar dari yang Musa lakukan dengan memberi manna di padang gurun. Yesus meluruskan pikiran mereka dengan mengingatkan bahwa bukan Musa, melainkan Allah, yang memberi makan orang Israel di padang gurun (32). Manna di padang gurun itu hanya bayang-bayang dari Roti Sejati yang diberikan Allah, yaitu Yesus Kristus, yang dapat memberi hidup kekal kepada dunia (33, 35). Sayangnya, mereka tidak percaya kepada Dia meskipun mereka sudah melihat Dia (36, 41). Saat Roti Hidup ada di depan mereka, mereka justru mencari roti yang bersifat sementara. Penolakan orang banyak itu semakin menjadi ketika Yesus mengatakan bahwa mereka harus makan daging-Nya dan minum darah-Nya (51, 53-58). Mereka tidak mengerti bahwa Yesus bermaksud agar mereka percaya kepada-Nya untuk mendapatkan kehidupan kekal. Siapa saja yang percaya kepada Yesus ada dalam kedaulatan Bapa dan tidak akan terhilang untuk selamanya (37, 39, 44). Sebab Bapa yang membuka mata rohani orang agar datang kepada Yesus (45). Jadi orang bisa percaya kepada Yesus karena anugerah Allah dalam kedaulatan-Nya. Berbahagialah kita yang percaya kepada Yesus, karena Dialah Roti Hidup yang memberi hidup kekal. Itu bisa terjadi hanya karena anugerah Allah semata bagi kita. Maka respons seharusnya adalah bersyukur atas anugerah terindah itu! Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |