Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/01/14 |
|
Senin, 14 Januari 2019 (Minggu ke-1 sesudah Epifani)
|
|
Yesus mengucapkan selamat (berbahagialah) kepada orang miskin, lapar, menangis (berdukacita), dan orang yang dibenci. Hal yang sama juga dikatakan-Nya kepada mereka yang dicela karena mengikut dan melakukan perkataan-Nya (20-23). Tidak hanya itu, Dia juga menyampaikan peringatan (24-26). Peringatan itu ditujukan kepada orang-orang yang menikmati kekayaan, rasa kenyang, tertawa, dan dipuji-puji orang. Dalam hal ini, Yesus memperhadapkan pendengarnya pada nilai yang berlaku di dalam dunia dan Kerajaan Allah. Yesus mengajak kita untuk mencicipi Kerajaan Allah. Tentu saja, Kerajaan Allah itu bukan hanya sebuah janji yang akan terjadi nanti. Akan tetapi, ia hadir di bumi sekarang. Saat mengalami berbagai kemalangan atau nasib sial, kita kerap hanya berfokus pada masalah itu. Kita mungkin merasa menjadi pecundang. Akibatnya, ada perasaan minder karena menyangka banyak orang akan memandang kita dengan sebelah mata. Namun, pada saat yang sama, ada sosok tidak terlihat yang mengendalikan segalanya. Dia memelihara dan menilai segala sesuatu di luar standar dunia. Dialah Allah. Siapakah orang miskin itu? Apakah orang yang tidak punya uang saja? Mereka yang lemah tubuh; merasa tidak dicintai; berkubang dalam dosa; dan tersingkir juga tergolong orang miskin. Namun, justru kepada orang-orang demikianlah janji Kerajaan Allah diberikan. Yesus menunjukkan prinsip ini melalui tindakan-Nya. Dia memanggil Lewi, Si Pemungut Cukai, yang sebenarnya, tidak pantas menjadi murid-Nya. Dia menyembuhkan orang sakit dan kerasukan setan. Dia makan bersama orang-orang berdosa. Mereka yang terpinggirkan oleh dunia adalah yang pertama masuk ke dalam Kerajaan-Nya. Maka, wajar Yesus memberi ucapan selamat (berbahagialah) kepada orang-orang demikian. Mereka, yang menurut penilaian Allah, telah merebut hati-Nya. Doa: Tolonglah kami supaya tidak menilai situasi kami menurut ukuran dunia, namun melihatnya dari sudut pandang-Mu. Dengan begitu, kami bisa mencicipi Kerajaan-Mu yang berlimpah rahmat. [WTH]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |