Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/01/16 |
|
Kamis, 16 Januari 2014
|
|
Judul: Menghadapi tantangan dan ancaman Lalu bagaimana sikap Yesus? Apakah Ia mundur dan menyerah? Ternyata tidak! Dalam perikop selanjutnya ditunjukkan bahwa Yesus tetap menjalankan tugas yang diberikan Bapa. Sekalipun Ia tahu bahwa Yerusalem bukan tempat yang aman, Yesus tetap berangkat ke Yerusalem untuk mengikuti perayaan hari raya Pondok Daun (10). Lalu bagaimana cara Yesus menghadapi tantangan dan ancaman itu? Yang pasti, tidak dengan sikap naif. Tanggapan sinis dari saudara-saudara-Nya direspons dengan mengatakan "waktu-Ku belum tiba ..." (6) dan "Aku belum pergi ke situ karena waktu-Ku belum genap" (8). Ia tidak terpancing untuk menunjukkan diri-Nya. Apalagi kemudian Ia tetap berangkat ke Yerusalem secara diam-diam. Ini bukan karena Ia takut dibunuh, sebab selanjutnya Yesus mengajar di Bait Allah secara terbuka, dan bahkan menjelaskan siapa diri-Nya kepada orang banyak. Ia pergi diam-diam untuk menunjukkan bahwa Ia tidak bermaksud mendapatkan pengakuan orang banyak, seperti yang diungkapkan oleh saudara-saudara-Nya (3-4). Namun Ia tetap melaksanakan tanggung jawab-Nya sebagai laki-laki Yahudi. Bukankah ini sikap yang berani dan bijaksana dalam menghadapi ancaman? Kiranya kita pun menghadapi tantangan dan ancaman bukan dengan takut atau marah, melainkan dengan berani dan bijaksana agar dapat tetap melaksanakan tugas yang dipercayakan Tuhan. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |