Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/01/16 |
|
Jumat, 16 Januari 2015
|
|
Judul: Saya mau ikut Yesus Seruan "Berbahagialah..." ditujukan kepada mereka yang mengalami kesulitan dalam hidup berkaitan dengan iman mereka kepada Tuhan. Mereka menjadi miskin, lapar, sedih, dibenci, dikucilkan, dicela, dan ditolak (20-22). Itulah harga yang mereka harus bayar karena komitmen mereka untuk mengikuti Yesus. Kepada orang-orang semacam inilah, Yesus menjanjikan Kerajaan Allah dan berkat-berkat, termasuk kecukupan makanan, sukacita, dan upah besar di surga. Yesus sendiri memilih kemiskinan, kelaparan, kesedihan, dan penolakan supaya Ia menjadi Juruselamat dunia dengan mati di kayu salib. Maka orang yang mengikut Dia seharusnya mengikuti pula jalan-Nya. Lalu apakah mereka yang ikut Yesus harus hidup melulu dalam penderitaan? Bukan begitu. Maksudnya, sukacita dan berkat karena ikut Yesus begitu besar sehingga meskipun kita menyerahkan segala sesuatu yang kita miliki, itu takkan berarti apa-apa buat kita. Karena Yesus menganugerahkan pengampunan dosa, damai dengan Allah, serta sukacita dalam mengikut Dia. Seruan "Celakalah..." ditujukan kepada mereka yang kaya, kenyang, tertawa, dan dipuji orang (24-26). Mereka merasa nyaman dengan hidup mereka dan dengan apa yang mereka miliki, sehingga bukan tidak mungkin mereka merasa tidak perlu tergantung pada apapun, bahkan kepada Allah. Sebagai upah, mereka akan mengalami kelaparan, dukacita, dan kehidupan seperti para pengikut nabi palsu. Di dalam hidup, kita akan menghadapi aneka pilihan. Setiap pilihan mendatangkan manfaat atau berkat, di samping ada juga harga yang harus kita bayar. Bila kita memilih ikut Yesus, tentu ada harga yang harus dibayar. Namun ingatlah bahwa ada upah yang menanti kita. Maka camkanlah bahwa mengikut Dia jelas jauh lebih baik daripada apapun yang ditawarkan dunia ini, berapapun harga yang harus kita bayar. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |